Siswa Merapi Dilatih Kesiapsiagaan Bencana

Dilihat 2239 kali
Simulasi gempa bumi siswa SMPN 2 Srumbung Kabupaten Magelang dalam Peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional Jumat (26/4/2019).

BERITAMAGELANG.ID - Melindungi kepala menggunakan tas, ratusan siswa SMP Negeri 2 Srumbung Kabupaten Magelang berlarian keluar dari kelas meuju titik kumpul. Sebagian siswa berlindung di bawah meja ketika gempa besar mengguncang wilayah tersebut, Jumat (26/4/2019). Dibantu guru, sebagian siswa yang lain kemudian mencoba menolong korban terluka di antara material bangunan. 

Kepanikan siswa sekolah di lereng Gunung Merapi tersebut merupakan simulasi yang digelar Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang dalam peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional tahun 2019. 

Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto mengatakan, kegiatan simulasi digelar serentak di sejumlah lokasi wilayah Kota dan Kabupaten Magelang. 

"Memperingati Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional kali ini target kita memang anak-anak sekolah, 7 lembaga pendidikan, dan instansi pemerintah di Kota dan Kabupaten Magelang," kata Edy di lokasi simulasi.

Selain melatih kesiapan masyarakat, lanjut Edy, simulasi ini juga guna mengukur potensi yang dimiliki beserta kekurangannya sehingga bisa meminimalisir resiko di kemudian hari. 

"Beberapa sekolah di Merapi memang telah mempersiapkan diri untuk teknik peringatan dini menghadapi bencana seperti membunyikan sirine saat terjadi sesuatu, anak-anak segera kemana, mendeteksi jenis bencananya apa," papar Edy.

Wilayah Magelang merupakan minimarket bencana seperti erupsi Gunung Merapi, tanah longsor angin kencang, dan gempa bumi.

"Kita juga rutin melakukan sosialisasi ke masyarakat terkait bencana, khususnya aktivitas Merapi. Selain itu kita juga melengkapi infrastruktur jalur evakuasi dan pemasangan alat peringatan dini Early Warning System di sejumlah lokasi," jelasnya.

Kepala Sekolah SMP Negeri 2 Srumbung Muhamad Hasbi, M.Si mengungkapkan keberadaan sekolahnya dekat dengan Gunung Merapi. Anak-anak (siswa) memiliki rasa trauma dengan erupsi Gunung Merapi tahun 2010 silam sehingga simulasi ini sangat bermanfaat. 

"Kegiatan simulasi ini menjadi kegiatan penting bagi pihak sekolah karena dapat menjadi bekal bagi para siswa dan guru saat bencana terjadi baik itu erupsi Merapi maupun bencana yang lain. Anak-anak menjadi lebih siap menyelamatkan diri mereka sendiri maupun keluarganya," ujar Hasbi.

Ia berharap BPBD Kabupaten Magelang senantiasa mendampingi masyarakat khusunya dalam meminimalisir kejadian bencana tidak hanya aksi namun juga mitigasi.

"Pendidikan kebencanaan menyeluruh kepada masyarakat juga sangat diperlukan. Peran BPBD tampil dalam pencegahan hingga penanganannya," harapnya.

Dalam kiprahnya, tidak hanya simulasi dan sosialisasi, BPBD Kabupaten Magelang juga terus memantau perkembangan aktivitas Gunung Merapi yang saat ini bersatus Waspada dengan jarak aman untuk aktivitas warga di radius 3 kilometer dari puncak Merapi.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar