Tekan Harga Beras, Disdagkop UKM Upayakan Berbagai Cara

Dilihat 596 kali
pasar bandongan

BERITAMAGELANG.ID - Di tahun politik 2024, harga Bahan Pokok Penting (Bapokting), terutama beras melambung tinggi. Jauh melampaui harga beras pada tahun-tahun sebelumnya.


Jika menengok 2023, harga yang berkisar antara Rp13.000 sampai dengan Rp14.000 per kilogram. Pada Januari - Februari 2024 harga berkisar pada angka Rp15.000 sampai dengan Rp18.000per kilogram. Harga pun berbeda antara tempat satu dan lainnya.


“Harga beras di warung per kilogramnya sudah mencapai Rp18.000 per kilogram,” ungkap Suparan, warga Salam.


Kalau di Sawangan, kata Yanti, harga beras yang biasa dikonsumsinya mencapai Rp16.500 per kilogram. 


“Naiknya cukup tinggi. Sudah gitu barangnya sulit didapat,” ungkapnya.


Tak jauh beda dengan Yanti dan Suparan, Dori, warga Krasak Salaman mengatakan harga beras beragam, tapi tidak ada yang murah. 


“Harga berkisar antara Rp15.000 sampai Rp16.000 per kilogram,” jelasnya.


Kenaikan harga beras pada Januari atau Februari setiap tahun dipandang sebagai peristiwa yang lumrah terjadi.


Romli, seorang pemilik penggilingan padi di Bandongan mengatakan pada Januari dan Februari biasanya merupakan hari yang penuh mendung dan hujan yang mengakibatkan proses pengeringan gabah tidak dapat dikerjakan dengan baik dan mengakibatkan beras jadi naik harganya.


Namun demikian, data menunjukkan harga beras sejak awal 2023 menunjukkan trend meningkat sampai awal 2024. Meskipun Bulog telah mennggelontorkan beras SPHP.


Disdagkop upayakan berbagai langkah


“Sebenarnya, kenaikan harga bapokting yang terjadi saat ini telah diantisipasi dengan berbagai langkah,” kata Kepala Dinas Perdagangan Koperasi UMKM Kabupaten Magelang, Basirul Hakim, Jumat (23/2/2024).


Sejak beberapa tahun terakhir, kata Basir, Dinas Perdagangan telah mengembangkan sistem pelaporan elektronik. Melalui sistem itu, kepala pasar diwajibkan untuk melaporkan harga bapokting harian. 


“Dengan demikian harga selalu terpantau,” ungkapnya.


Pada kesempatan tertentu, jelasnya, Pemerintah Kabupaten Magelang melalui Satgas pangan melakukan pematauan langsung ke pasar-pasar.


“Tidak itu saja, kami juga menyelenggarakan pasar murah di berbagai tempat pada event tertentu. Tujuannya untuk mengendalikan harga,” jelasnya.


Lebih dari itu, Basirul Hakim mengatakan untuk mengendalikan harga beras, sejak tahun lalu pihaknya telah bekerja sama dengan Bulog menggelontorkan beras SPHP (Stabilisasi Pasokan Harga Pangan) dengan harga Rp10.900 per kilogram.


Token Inflasi


Pada kesempatan terpisah, Kabid Perdagangan, Pancaraningtyas Putranto mengatakan meskipun telah digelontorkan beras SPHP ternyata harga beras terus naik. Pihaknya menduga ada permainan di belakang itu semua.


“Kemarin kita menemukan beras SPHP yang harusnya dijual dengan harga Rp10.900 ternyata dijual dengan haarga Rp13.000 per kilogram,” ungkapnya.


Kenaikan harga beras akhir-akhir ini, kata Tyas mungkin pengaruh penghentian sementara dropping beras SPHP dalam masa tenang Pemilu sehingga stok tertahan. 


“Tapi sekarang harus sudah normal. Karena dropping beras SPHP terus berjalan usai hajatan coblosan Pemilu. Bahkan, kemarin dilaksanakan dropping di Pasar Talun. Tapi pelaku di pasar sepertinya masih banyak yang tidak komit jual sesuai HET,” ujarnya.


Lebih jauh diungkapkan, untuk mengendalikan harga Bapokting, direncanakan akan diupayakan pembuatan Toko Kendali (Token) Inflasi, agar beras SPHP tetap dijual sesuai HET.


Token Inflasi diharapkan sudah berjalan menjelang hari Raya IdulFitri tahun ini. 


“Rencana Token Inflasi itu akan diselenggarakan di Muntilan, Grabag, dan Salaman,” jelas Basirul Hakim.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar