BERITAMAGELANG.ID - Muda dan berkarisma, adalah kesan pertama ketika pertama kali berkesempatan ngobrol dengan Kapolres baru Magelang, AKBP Yudianto Adhi Nugroho. Lahir dari latar belakang keluarga militer tidak menjadikannya sosok yang kaku ataupun formal, tapi justru sebaliknya. Yudianto adalah sosok yang supel dan terbuka dalam bercerita.
Saat itu kami berkesempatan ngobrol santai dengan Kapolres muda tersebut usai giat olahraga paginya di Kawasan Candi Borobudur, Jawa Tengah. Mengenakan kaos merah dan celana training hitam, ditambah sneakers biru dan kacamata hitam, gaya berpakaiannya santai dan modis. Mungkin tidak ada yang menyangka kalau beliau adalah orang nomor satu di jajaran Kepolisian Resor Magelang karena gayanya sungguh milenial. Obrolan pertama kami tentang keluarganya mengalir bagaikan kawan lama yang kembali bersua.
"Latar belakang saya ini dari keluarga Angkatan Darat, jadi bapak saya itu (alumni) AMN (Akademi Militer Nasional) 68, Akmil pertama, letingnya Pak Menkopolhukam. Ibu saya juga dari Kowad (Korps Wanita Angkatan Darat), jadi saya besar dari keluarga tentara angkatan darat di Jakarta," ujarnya mengawali obrolan santai kami.
Besar di sekolah dasar dan sekolah menengah pertama di Jakarta, Yudianto kemudian memilih melanjutkan pendidikan di SMA Taruna Nusantara Magelang, Jawa Tengah bersama temannya.
"Saya dapat kesempatan menimba ilmu di SMA Taruna Magelang tahun 93 sampai 96, jadi sudah tahu sedikit tentang Magelang, getuknya aja sih," selorohnya.
Lulus dari SMA TN, ia pun mengaku iseng-iseng bersama temannya mencoba masuk AKABRI. Namun, tak disangka, darah tentara tidak mengalir di tubuhnya. Berdasarkan hasil tes penjurusan, ternyata kompetensi dan bakatnya justru mengarah ke Polisi.
Yudianto mengaku, minatnya ke kepolisian awalnya untuk ibadah. Menurutnya, posisi dan jabatan yang bisa ia raih saat ini adalah berkat doa orangtuanya.
"Bapak saya dulu hanya mengarahkan, kamu masuk Angkatan Darat atau Polisi saja, lalu saya memilih jadi Polisi. Yang penting saya bisa ibadah dengan baik. Kakak saya sekarang dinas di swasta, sedangkan adik perempuan saya jadi PNS di Pemprov DKI. Saya rasa ini semua berkat doa ibu dan bapak saya," lanjut anak kedua dari tiga bersaudara ini.
Pria kelahiran Jakarta ini mengawali karirnya di Akademi Kepolisian Semarang pada 1996. Pada 1999 penempatan pertamanya di Polda Jawa Timur tepatnya di Polres Surabaya Selatan di bagian Resor Kriminal, setelah itu berlanjut ke Intel. Setelah itu ia melanjutkan karirnya di Propam Polda Jatim, dan pada 2005 sampai 2007 melanjutkan di Perguruan Tinggi Ilmu Kepolisian (PTIK).
"Saya alhamdulillah dapat ranking 3 besar terus dapat kesempatan untuk menjalankan BKO (Bantuan Kendali Operasi) di Poso Sulawesi Tengah tahun 2007. Pada saat itu terjadi konflik SARA antara Islam dengan Kristen di Poso, terakhir terjadi perang kecil kontak senjata antara Polri dengan beberapa simpatisan JI (Jamaah Islamiyah) kalau tidak salah," kisahnya.
Melanjutkan karirnya di Polda Jawa Barat, pria yang gemar gowes ini pertama kali menjabat Kapolsek, kemudian Kasatreskrim, Kabag Ops, hingga Wakapolres. Pada 2013, ia melanjutkan sekolah pimpinan atau Sespim Polri, kemudian 2014 lulus dan penempatan di Divisi Hubungan International (Divhubinter) Mabes Polri selama tujuh bulan.
"Kemudian kembali ke SDM Mabes Polri selama 2 tahun, kemudian saya ditempatkan di Polres Jepara sebagai Kapolres selama 20 bulan. Dan saya lanjut ke Kapolres Magelang sampai saat ini," paparnya.
Kurang lebih 22 tahun bertugas di kepolisian, Yudianto mengisahkan pengalamannya menangani kasus-kasus rumit dan menantang.
Ia menuturkan, pernah mengungkap kasus pembunuhan di Karimun, tentang seorang anak kecil yang ditemukan tidak bernyawa di pantai. Setelah dilakukan penyelidikan, ternyata yang membunuh adalah salah satu tetangganya karena iri dengan orangtua anak tersebut. Anak itu berusia 7 tahun dan ditenggelamkan.
"Itu cukup lama juga bisa kita ungkap, tapi akhirnya kita dapat bukti-bukti, keterangan saksi, kita kroscek ke yang bersangkutan, akhirnya tersangka mengaku," ungkapnya.
Selain itu, ia menambahkan, pernah juga mengungkap kasus pencurian kendaraan bermotor (Curanmor) spesialis Indomaret di Jawa Barat. Menurutnya kasus tersebut lumayan pelik karena memakan korban dari berbagai kalangan termasuk tentara dan PNS.
"Menjadi momok lah, jadi orang pada takut belanja di Indomaret. Alhamdulillah berkat kerja sama kita dengan Indomaret itu bisa kita ungkap kasus itu ada 100 TKP," tegasnya.
Tak hanya kasus menantang, ayah dari dua anak ini juga menceritakan kisah uniknya meringkus pelaku curanmor saat menjabat Kanit Reskrim Polsek di Surabaya. Meski belum mengetahui sosok target operasinya, ia bermodal nekad dan menerobos masuk ke kediaman tersangka pelaku curanmor.
"Saya berpikir paling sepantaran saya lah, saya kan (postur) kecil gini ya, dulu waktu itu saya lebih kecil lagi. Karena terlalu berani, masih bujangan kan, belum berumah tangga, jadi main tabrak aja, saya yang paling depan, saya bertiga dengan Anggota. Anggota saya suruh jaga di belakang sama di samping-samping. Pada saat saya ketuk pintu ternyata tersangkanya lebih gede dari saya, lebih gede lagi!
Saya langsung pegang tangannya mau saya bawa ke polsek , malah tangan saya diangkat sama dia sampai badan saya diombang-ambing kayak di film-film gitu, saking kuatnya tenaga pelaku itu. Tapi untungnya dia nggak mukul saya karena kalau dia mukul saya pasti saya tumbang. Itu saya nggak lupa sampai sekarang. Pangkat saya dulu masih Ipda atau Iptu ya tahun 2000, hampir 19 tahun kejadian itu saya ingat terus. Akhirnya saya teriak-teriak panggil Anggota baru bisa kita ringkus bersama-sama. Tingginya hampir 190-an (cm) mungkin ya kayak Arnold (Schwarzenegger)," kenangnya sambil tertawa lepas.
Melanjutkan karirnya di Polres Magelang, AKBP Yudianto mengaku bangga bisa ditugaskan di sini karena menurutnya Kabupaten Magelang adalah destinasi wisata yang banyak dikunjungi beragam kalangan masyarakat. Tak jarang pula pejabat kementerian bahkan Presiden Jokowi pun sudah beberapa kali berkunjung dan mengadakan acara di Magelang. Bagi Yudianto, hal tersebut menambah jaringan, informasi dan wawasannya.
Sebagai langkah awal, pria kelahiran 14 Oktober 1977 ini mengungkapkan, akan melanjutkan beberapa program yang telah dijalankan Kapolres Magelang sebelumnya, AKBP Hari Purnomo, seperti Tamplekan Kamtibmas, Safari Subuh dan Safari Magrib. Ia juga akan menguatkan soliditas dengan Forkopimda melalui olahraga bersama.
Terkait Kamtibmas, pihaknya akan menginventarisir permasalahan yang ada, dan akan membuat program Kamtibmas khas Magelang.
"Ini sebulan dua bulan ini kita masih ke dalam (internal) dulu, saya mau lihat kemampuan kompetensi personil saya mulai Perwira sampai Anggota, nanti setelah kita tau siapa yang kompetensinya bagus, bisa dikedepankan, atau siapa yang masih butuh diasistensi.
Ya, tapi sambil ini kita juga silaturahmi ke tokoh masyarakat, tokoh agama, berharap dari situ nanti ada beberapa masukan ya, termasuk rekan media. Kita juga akan memperkuat soliditas TNI dan Polri," ujarnya mengakhiri.
AKBP Yudianto Adhi Nugroho sebelumnya menjabat Kapolres Jepara, resmi menggantikan Kapolres Magelang sebelumnya AKBP Hari Purnomo sejak 6 Desember 2018. Sementara AKBP Hari Purnomo kini bertugas di Mabes Polri Jakarta.
0 Komentar