Tolak Intoleransi dan Radikalisme, Warga Borobudur Kirab Bendera Merah Putih 100 Meter

Dilihat 1132 kali

BERITAMAGELANG.ID - Ratusan warga berbagai elemen di sekitar Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang, mengarak Bendera Merah Putih sepanjang 100 meter di Jalan Balaputradewa Kawasan Candi Borobudur, Sabtu (13/8/2022) malam. Tak hanya mengarak bendera, dalam aksi itu juga dilaksanakan defile seni budaya, orasi kebangsaan, pentas seni dan kolosal 1.000 angklung. 


Kegiatan ini untuk memperingati HUT ke 77 RI dan mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk menyatakan semangat nasionalisme secara nyata. Borobudur sebagai icon peradaban dunia, wajib kita jaga bersama-sama, sebagai kebanggaan Bangsa Indonesia. 


“Di sisi lain, aksi ini juga sebagai wujud dan komitmen seluruh elemen anak bangsa yang ada di Magelang, untuk menjaga keamanan dan keutuhan bangsa dan negara," kata Abbet Nugroho, Koordinator Aksi dari Forum Penggerak Kebangsaan, di sela aksi tersebut.


Temanya, kata Abbet yang juga pemilik Desa Dolanan Nusantara itu, adalah "Tolak Inteloransi dan Radikalisme, Perkuat Nasionalisme untuk Indonesia Raya". Menurut Abbet, radikalisme dan intoleransi harus diberangus hingga ke akar-akarnya. Untuk itu diperlukan semangat dan persatuan yang kuat dari seluruh masyarakat dan elemen bangsa. 


“Melalui kegiatan ini, kami mengajak seluruh lapisan masyarakat dan elemen bangsa untuk menyatakan secara tegas, Indonesia bebas khilafah, radikalisme dan Intoleransi serta perkuat nasionalisme untuk kemajuan bangsa dan negara," tegasnya.


Camat Borobudur, Subiyanto mengapresiasi aksi tersebut. Meski diwarnai hujan, kegiatan itu bisa tetap berjalan. Melalui kegiatan seperti inilah, implementasi dan wujud nyata, tugas kewajiban kita untuk menjaga dan mengisi kemerdekaan itu. 


“Melalui Soekarno dan Hatta serta para pahlawan, kita telah ditinggali kemerdekaan. Kini tugas kita untuk mengisi dan menjaga NKRI," imbuhnya.


Persatuan dan kesatuan, kata Subiyanto, harus dijaga bersama-sama. Menurutnya, persatuan itu ibarat bakso. Di sana ada tahu, mie, seledri dan bakso. Dan bila semua itu dicampur menjadi satu, tentu menjadi makanan yang enak. Sedangkan kesatuan itu ibarat sebuah teh manis. Kalau sudah dicampur dan diaduk, tentu yang di atas, tengah dan bawah, rasanya tetap sama. Dan itu semua ibarat negara kita Indonesia. 


“Meski berbeda-beda, semua tetap satu. Dan kesatuan dari semua perbedaan itu, harus kita jaga bersama-sama," pintanya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar