Waspadai Karies Gigi Pada Anak Sejak Dini

Dilihat 89 kali
Dokter Gigi Spesialis Anak dari RSUD Muntilan, drg. Yuliana Murti Wuryandari, Sp.KGA, saat menjadi narasumber dalam program acara Jamus Gemilang di LPPL Radio Gemilang 96,8 FM, Selasa (4/11).

BERITAMAGELANG.ID - Kasus kesehatan gigi anak, khususnya karies (gigi berlubang) di Kabupaten Magelang, masih menjadi perhatian serius. Dokter Gigi Spesialis Anak dari RSUD Muntilan, drg. Yuliana Murti Wuryandari, Sp.KGA, atau akrab disapa drg. Titik, mengungkapkan bahwa kebiasaan dan pola makan anak-anak saat ini menjadi pemicu utama masalah gigi.

drg. Titik menyampaikan target perawatan gigi anak sebenarnya dimulai sejak bayi baru lahir hingga usia 18 tahun. Peningkatan kasus gigi berlubang pada anak-anak, bahkan pada gigi permanen yang baru tumbuh di usia sekitar 5,5 tahun. Hal tersebut diungkapkannya dalam acara Jamus Gemilang di LPPL Radio Gemilang 96,8 FM, Selasa (4/11).

"Perubahan gaya hidup memengaruhi kesehatan gigi anak. Beberapa faktor utamanya meliputi pola makan anak-anak yang kini cenderung mengonsumsi makanan yang empuk, instan, berpengawet, dan mengandung pewarna, kebiasaan makan manis tanpa memikirkan akibatnya, serta minimnya kebersihan yakni membersihkan gigi dengan baik setelah mengonsumsi makanan manis menyebabkan kuman berkembang biak dan menghasilkan asam yang mengikis lapisan email gigi," lanjut drg. Titik.

Di RSUD Muntilan sebagai fasilitas kesehatan rujukan, kasus yang diterima biasanya adalah kondisi parah, seperti gusi bengkak dan karies yang sudah dalam. Kondisi ini menyebabkan anak rewel, malas makan, bahkan tidurnya terganggu, yang pada akhirnya mengganggu kualitas hidup seluruh keluarga.

"Gigi yang berlubang dalam seringkali membutuhkan perawatan saluran akar. Selain itu, gusi bengkak juga menyebabkan anak tidak nyaman dan cenderung malas makan," ujar drg. Titik.

drg. Titik menegaskan, deteksi dini yang ideal adalah melakukan pemeriksaan gigi pada anak saat kondisinya tidak sakit, jauh sebelum karies terbentuk. Ia menyayangkan pemeriksaan kesehatan di sekolah yang hanya menilai ada atau tidaknya gigi berlubang, karena itu sudah termasuk tahap terlambat atau butuh tindakan kuratif.

Untuk pencegahan di rumah, drg. Titik memberikan beberapa kiat praktis:

1. Antisipasi Manis: Ajarkan anak berkumur dengan air putih setelah mengonsumsi makanan manis. Langkah sederhana ini dapat mengurangi risiko karies.

2. Pemilihan Sikat Gigi: Gunakan sikat gigi yang ukurannya sesuai dengan mulut dan gigi anak. Jangan pernah menggunakan sikat gigi dewasa, yang dapat melukai gusi, menyebabkan anak muntah, atau bahkan menularkan kuman karies dari orang tua.

3. Penggunaan Pasta Gigi: Pasta gigi adalah bahan bantu. Gunakan hanya sedikit, seukuran biji jagung atau seujung bulu sikat. Pilihlah pasta gigi yang kandungan deterjennya tidak tinggi agar berkumur cukup sekali, sehingga fluoride (misalnya 1.000 ppm) yang berguna untuk memperkuat gigi tidak hilang seluruhnya.

"Intinya, jagalah kebersihan gigi. Kalau gigi yang mau ditambal itu tidak bersih permukaannya, tambalan akan cepat copot. Perawatan harus didukung dengan kebiasaan yang baik," pungkas drg. Titik.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar