Antisipasi Puncak Kemarau Dinas Pertanian Kabupaten Magelang Petakan Sumber Air

Dilihat 1828 kali
Kepala BMKG Dwi Korita Karnawati dan Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Magelang Ernawan

BERITAMAGELANG.ID - Berdasar informasi dari Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) yang menyatakan peralihan musim kemarau 2020 telah dimulai sejak Mei dan diprediksi akan mengalami puncaknya pada Agustus dan September 2020.


Mengantisipasi dampak kekeringan terhadap sub-sektor hortikultura Dinas Pertanian Kabupaten Magelang telah melakukan pemetaan potensi, dan ancaman diwilayahnya.


"Kita mengidentifikasi wilayah-wilayah yang memiliki ketersediaan air cukup untuk percepatan masa tanam khusunya tanaman pangan," kata Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Magelang Romza Ernawan Selasa (4/8/2020).


Menurut Romza dampak kekeringan itu diantaranya terjadi peningkatan serangan Organisme Pengganggu Tumbuhan (OPT) hama dan kerusakan tanaman akibat kekurangan air.


Ia menambahkan, sebagai langkah antisipasi lain dari dampak fenomena iklim adalah dengan meningkatkan pengetahuan dan keterampilan para petani dalam memahami informasi iklim diwilayahnya. Upaya antisipasi dan mitigasi terhadap perubahan iklim itu untuk meminimalkan dampak negatif terhadap sektor pertanian seperti risiko gagal panen.


"Anomali iklim saat ini luar biasa, sehingga harus ada pembelajaran terhadap petani berkaitan dengan anomali iklim itu," imbuhnya.


Sesuai informasi BMKG kemarau saat ini cenderung normal dengan perkiraan Oktober mendatang sudah mulai terjadi hujan.


Sesuai data wilayah Kabupaten Magelang memiliki luas 1800 hektar, terbagi 21 Kecamatan, 367 desa 5 kelurahan. Lahan sawah yang diolah petani 27 ribu hektar, lahan kering 39 ribu hektar. Secara kumulatif 70 persen luas lahan di Kabupaten Magelang digunakan disektor pertanian, yang dikerjakan 57 persen.


Romza menuturkan pada musim kemarau pihaknya juga mendorong adaptasi kepada para petani, seperti pada lahan daerah yang masih ada ketersediaan air dialokasikan dengan tanaman padi. Sedangkan lahan lain seperti di Kecamatan Ngablak, Pakis dan Sawangan tetap hortikultura dan sebagian tanaman tembakau.


"Artinya masyarakat sudah faham betul apa yang akan ditanam sesuai musimnya," pungkasnya.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar