BRT Trans Jateng Koridor Terminal Borobudur-Stasiun Kutoarjo Resmi Beroperasi

Dilihat 3796 kali
PROTOKOL. Masyarakat yang akan naik Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng Koridor Terminal Borobudur, wajib menaati protokol kesehatan.

BERITAMAGELANG - Usai dilaunching operasional Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng Koridor Terminal Borobudur-Stasiun Kutoarjo oleh Gubernur Ganjar Pranowo. Acara Launching telah dilaksanakan di Pendopo Kabupaten Purworejo pada Selasa (1/9/2020), masyarakat berminat menjajal transportrasi public modern tersebut.


"Untuk tanggal satu sampai dengan sembilan September masih promo gratis, makanya ramai banyak warga yang ingin mencoba, namun tetap pembatasan kapasitas jumlah penumpang. Yaitu kapasitas sesuai protokol Corona, duduk 12 orang berdiri 6 orang. Adapun kapasitas normal duduk 21 orang berdiri 9 orang," kata Kabid Angkutan Jalan Dinas Perhubungan Kabupaten Magelang, Arif Mutohar, ST, MT. Rabu (2/9/2020).


Adapun Armada yang dioperasionalkan sebanyak 14 kendaraan, tujuh kendaraan start dari Terminal Borobudur dan tujuh kendaraan lainnya start dari Stasiun Kutoarjo, dengan headway 15 sampai dengan 20 menit. Dalam pelayanannya kepada masyarakat umum akan dimulai pada pukul 05.00 WIB sampai dengan 19.00 WIB dengan tarif jauh dekat Rp. 4000,-.


BRT ini tidak menurunkan penumpang di sembarang tempat, namun menaikkan dan menurunkan penumpang hanya di halte-halte yang sudah disediakan khusus BRT.


Dengan skema 'Buy The Service' dimana Pemerintah Provinsi Jawa Tengah telah membeli layanan bus ini melalui lelang umum yang dimenangkan oleh PT. Bagelen Putra Manunggal yang merupakan konsorsium perusahaan angkutan umum yang ada di Kabupaten Magelang dan Kabupaten Purworejo, membuat transportrasi publik tersebut tarifnya menjadi murah. Karena operasionalisasi BRT Trans Jateng ini.


"Dengan skema tersebut maka pengadaan semua armada kendaraan dan layanannya disediakan oleh PT. Bagelen Putra Manunggal. Dengan demikian ada atau tidak ada penumpang yang naik, bus akan tetap berangkat dan tidak akan ngetem untuk menunggu penumpang dan di jalan tidak akan kebut-kebutan untuk kejar setoran," ungkap Arif.


Sementara Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga, Iwan Sutiarso, mengatakan, keberadaan atau kehadiran BRT Trans Jateng Borobudur- Kutoarjo tersebut sangat diharapkan, karena pada jalur tersebut merupakan jalur potensial dan belum ada trayek yang menggunakan.


Padahal jalur tersebut (Borobudur - Kutoarjo) dan sebaliknya, merupakan jalur strategis wisatawan menuju Candi Borobudur, bahkan ke Bandara YIA, yang nota bene merupakan wilayah Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN).


"Secara teori akan memudahkan aksesibilitas wisatawan pengguna moda transportasi umum. Semoga kehadiran Bus Rapid Transit (BRT) Trans Jateng ini akan berkontribusi terhadap peningkatan jumlah pengunjung ke kawasan Borobudur, sesuai harapan," ungkap Iwan.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar