BERITAMAGELANG.ID - Merebaknya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di sejumlah daerah berdampak terhadap transaksi jual beli ternak sapi di pasar hewan Kabupaten Magelang.
Salah satu pedagang di pasar hewan Muntilan Kabupaten Magelang, Noval merasakan dampak sepi sejak munculnya kembali kasus PMK, meski berjualan di tanggal pasaran Jawa Rabu Kliwon (8/1/2025) yang biasanya selalu ramai transaksi jual beli hewan ternak sapi.
Diduga kondisi sepi ini lantaran para peternak sapi enggan membawa ternak mereka ke pasar hewan dan lebih memilih menunda penjualan karena takut akan risiko terpapar PMK.
"Penjualan surut, sepi pasar karena banyak pembeli khawatir beli dari pasar sehat sampai rumah mbolor/ sakit PMK," kata Noval yang sudah berjualan sapi delapan tahun terakhir.
Noval mengaku sapi yang ia jual dibeli langsung dari peternak di desa-desa, sehingga terjamin kesehatan maupun kualitasnya. Bahkan sapi yang dijual juga sudah mendapat vaksin dari Dinas Peternakan dan Perikanan (Dispeterikan) Kabupaten Magelang.
Menurutnya, merebaknya wabah PMK juga berdampak terhadap harga jual ternak sapi yang kini terus menurun. Biasanya sapi ternak di asar hewan Muntilan bisa mencapai harga Rp18-20 juta, namun kini turun hanya di kisaran Rp16 juta per ekornya.
Selain itu, dengan kondisi saat ini juga mengakibatkan kerugian bagi para peternak maupun pedagang karena harga jual turun drastis. Belum lagi resiko kematian jika sapi sudah terjangkit PMK.
"Kalau musim kaya gini biasanya ramai bisa menjual 3-4 ekor. Sekarang satu saja Alhamdulillah," ujarnya.
Kepala UPTD Pusat Kesehatan Hewan (Puskeswan) Kabupaten Magelang, Prasetyo Nugroho mengatakan situasi di tengah wabah PMK ini jumlah pengunjung maupun hewan ternak yang masuk cenderung menurun.
Jumlah ternak sapi yang dijajakan di pasar hewan Muntilan juga cenderung sedikit hanya di kisaran 30-an ekor. Padahal, sebelum merebaknya PMK, pasar hewan Muntilan selalu dipadati hewan ternak hingga mencapai ratusan ekor.
Kondisi tersebut menurutnya, lantaran ketakutan para peternak untuk membeli ternak baru sehingga pasar hewan Muntilan menjadi lesu.
"Sebenarnya penurunan transaksi sudah terjadi sejak wabah PMK pertama dan berlanjut hingga saat ini. Mungkin sekarang (penurunan) tinggal 60-70 persen dari kondisi normal," jelas Prasetyo.
Sebagai upaya antisipasi penyebaran PMK, pihaknya telah menempatkan personil pengawasan khusus dari Dispeterikan, dokter hewan, dan paramedis. Selain itu untuk ternak yang masuk ke Pasar Hewan Muntilan juga dilakukan screening dan pemeriksaan secara visual kondisi hewan.
Selain itu, pengawasan terhadap ternak dan pedagang dari luar daerah juga diperketat, khususnya pedagang yang biasanya membawa hewan ternak dari daerah endemik PMK tidak masuk ke pasar hewan Muntilan.
Prasetyo memastikan agar masyarakat tidak perlu khawatir karena hingga saat ini upaya pencegahan terus dilakukan dan kondisi pasar dan ternak di wilayah Kabupaten Magelang masih aman dari penyebaran PMK.
"Kita upayakan tetap aman meskipun di luar kabupaten cukup parah, kita usahakan screening ketat jangan sampai PMK masuk ke Magelang," tegasnya.
0 Komentar