Pawon Salak, Desa Wisata Baru di Magelang

Dilihat 5304 kali
Desa wisata Pawon Salak, Dusun Nganggrung Kamongan Srumbung, Magelang, Jawa tengah, inovasi petani salak ke olahan modern

BERITAMAGELANG.ID - Sebuah destinasi wisata baru, Pawon Salak, resmi diluncurkan oleh para petani salak pondoh lereng barat gunung Merapi Kabupaten Magelang, Jawa Tengah. Aneka produk olahan berbahan buah salak segar yang diharapakan dapat meningkatkan perekonomian para petani tersedia di sana.

Seni tradisional karawitan Laras Madyo menandai dibukanya desa wisata berbasis pertanian dan pengolahan salak pondoh di Dusun Nganggrung Desa Kamongan Kecamatan Srumbung Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, Sabtu (17/02).

Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olah Raga (Disparpora) Kabupaten Magelang, Iwan Sutiarso, hadir dalam peresmian tersebut dan mengapresiasi dibukanya desa wisata berbasis olahan salak pondoh ini.

"Selain menjadi wisata alternatif menarik di jalur wisata Candi Borobudur, keberadaan desa wisata Pawon Salak ini juga diharapkan dapat meningkatkan perekonomian para petani salak di lereng barat Gunung Merapi," ujarnya.

Lebih lanjut Iwan mengungkapkan, dengan menjual salak menjadi kemasan olahan secara otomatis akan meningkatkan pendapatan para petani salak pondoh di dusun Nganggrung karena seperti diketahui wilayah Kecamatan Srumbung merupakan sentra pertanian salak pondoh.

Akses mudah, kreativitas, dan kerjasama menjadi kunci berkembangnya sebuah desa wisata. Meski demikian masih dibutuhkan kerja keras agar desa wisata dapat berkembang dan bertahan. Di kabupaten Magelang terdapat sekitar 30 desa wisata dari 200 lebih destinasi menarik yang ada, namun dari data tersebut hanya belasan yang hingga saat ini masih bertahan.

Desa wisata Pawon Salak berada pada radius 15 Kilometer dari puncak Gunung Merapi. Dusun ini memiliki hawa sejuk dengan pemandangan hamparan perkebunan salak pondoh di antara sabo dam penahan lahar dingin Gunung Merapi sepanjang alur Sungai Bebeng Krasak.

Nurudin Hidayat, Kepala Dusun Nganggrung sekaligus penggerak desa wisata Pawon Salak mengungkapkan, produktivitas warganya dalam membuat olahan berbahan buah salak sudah dilakukan sejak lama ketika harga jual salak masih murah, yakni kisaran Rp. 1.500 hingga Rp. 5.000 saja per kilogramnya .

"Harga jual salak pondoh di tingkat petani selalu murah, hal itu membuat para petani terpuruk. Pembuatan produk olahan buah salak ini merupakan hasil mengikuti pelatihan yang digelar oleh pemerintah Kabupaten Magelang yang diharapkan mampu meningkatkan perekonomian para petani salak," ungkap Nurudin.
"Selama ini hasil olahan aneka jenis makanan berbahan salak pondoh warga Nganggrung, seperti gethuk, geplak, bakpia, dodol, asinan dan minuman sari salak, biasanya hanya dijual secara 'gethok tular' (mulut ke mulut) ke pembeli lokal maupun konsumen luar kota yang datang langsung," lanjutnya.

Selain menawarkan produk olahan salak, Pawon Salak juga menawarkan paket wisata homestay yang meliputi tour petik buah salak, cara pembuatan aneka makanan berbahan salak dan juga outbond.

Hadir dalam acara tersebut para pelaku wisata, Camat Srumbung Taufik Hidayat dan sejumlah perwakilan Kelompok Sadar Wisata dari berbagai desa di wilayah Kabupaten Magelang dan Yogyakarta.



Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar