Difabel Bukan Halangan: Kajian Islam di Yayasan NPB Tampilkan Potensi Anak-Anak Istimewa

Dilihat 149 kali
Bupati Magelang Grengseng Pamuji bersama anak-anak Yayasan Membatik Difabel Nisrina Putri Bunda, Ngentak Sawitan, Senin (25/8/2025).

BERITAMAGELANG.ID - Suasana haru dan penuh inspirasi menyelimuti Kajian Islam yang digelar di Yayasan Difabel Membatik Nisrina Putri Bunda (NPB) di Ngentak Sawitan, Kabupaten Magelang, Senin (25/8), saat seorang anak difabel bernama Armuna (16) tampil membacakan ayat suci Al-Qur'an. 


Dengan lancar dan merdu, Armuna yang telah menghafal 11 juz Al-Qur'an ini melantunkan QS Al-Baqarah ayat 148-158, Asmaul Husna, dan sholawat, memukau puluhan hadirin, termasuk Bupati Magelang Grengseng Pamuji. Penampilan memukau Armuna menunjukkan bahwa keterbatasan bukanlah halangan untuk berprestasi dan menginspirasi.


Bupati Magelang, Grengseng Pamuji, mengapresiasi yayasan yang dinilainya sebagai salah satu yayasan difabel paling produktif


"Yayasan ini kegiatannya positif dalam rangka pemberdayaan, saya secara pribadi dan pemerintah Kabupaten Magelang tentunya mendukung kegiatan ini," terang Grengseng.


Ia menegaskan, Pemerintah Kabupaten Magelang akan terus mendukung kegiatan serupa sebagai bagian dari proses penyelenggaraan pemerintahan yang inklusif. Bupati pun berfoto bersama dengan anak-anak difabel, yang disambut dengan antusias, terutama Armuna.


Dewi Purwani, Pendiri sekaligus Pembina Yayasan Difabel Membatik NPB, menjelaskan bahwa kegiatan ini berkolaborasi dengan Akhwat Bergerak Magelang. Tujuannya adalah untuk memperkenalkan anak-anak difabel kepada Allah SWT dan Nabi Muhammad SAW, serta memberikan pencerahan dan motivasi kepada para orang tua agar semakin bersemangat mendidik anak-anak mereka.


Yayasan Difabel Membatik NPB didirikan untuk memberikan ruang kreativitas bagi anak-anak difabel agar mereka memiliki keterampilan dan nilai jual. Tidak hanya anak-anak, orang tua juga dilibatkan dalam keanggotaan yayasan untuk bersama-sama meningkatkan keterampilan.


"Kami berencana untuk pindah ke tempat yang lebih besar di Dusun Ngoroto, Mertoyudan, setelah pembangunan selesai. Saat ini, kami sudah memiliki 25 anak difabel dan masih ada beberapa anak lagi yang mendaftar," ungkap Dewi.


Di lokasi baru, yayasan ini akan mengembangkan program pelatihan membatik, bertani, dan beternak serta galeri hasil karya anak-anak difabel.


Menurut Okta, guru Armuna di Rumah Belajar Cerdas Magelang, Armuna memang memiliki kemampuan cepat menghafal. Ia mengungkapkan bahwa setelah bergabung selama tiga bulan di Yayasan Difabel Membatik NPB, perkembangan Armuna terlihat signifikan, terutama dalam kemandirian, fokus, dan konsentrasi.


Pada pemaparan kajian Islam, Ustad Ridho Febri dari Bandung sebagai pemateri menekankan bahwa tidak ada ciptaan Allah yang kurang. Ia mengutip Qur'an Surah At-Tin ayat 4 yang berbunyi, "Sungguh, Kami benar-benar telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya." 


Menurut Ustad Ridho, yang kurang adalah cara pandang manusia itu sendiri. Ia juga memberikan motivasi kepada para orang tua agar senantiasa sabar dalam mendampingi anak-anak istimewa ini.


"Syarat masuk surga ada dua, yaitu punya bekal iman dan amal saleh. Amal saleh para orang tua adalah membesarkan anak-anak yang istimewa ini dengan kesabaran," ujarnya.


Kajian yang terbuka untuk umum ini memberikan banyak manfaat, tidak hanya bagi para peserta, tetapi juga bagi masyarakat luas. Kegiatan ini menjadi ajang silaturahmi yang memperkuat ikatan antara anak-anak difabel, orang tua, dan masyarakat. Kajian ini menjadi media untuk menyebarkan pemahaman bahwa setiap individu, terlepas dari kondisinya, memiliki potensi dan keistimewaan.



Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar