Jadi Gaya Hidup, Distan Pangan Dorong Perkembangan Kopi Magelang

Dilihat 1216 kali
Kopi Pakis lereng Gunung Merbabu Kabupaten Magelang

BERITAMAGELANG.ID - Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang akan terus mengembangkan tanaman kopi, mengingat peminat kopi saat ini semakin meningkat. Bahkan produksi kopi dari wilayah Magelang sudah banyak diminati oleh pasar luar negeri. Penambahan tanaman kopi ini juga untuk memenuhi kebutuhan pasar lokal yang masih kurang.


"Karena produksi masih sedikit mengingat tanaman kopi di Magelang ini sebagian besar merupakan tanaman yang masih muda," ujar Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Magelang, Romza Ernawan yang dihubungi Rabu (7/4/2021).


Ia menerangkan, kopi Robusta sudah ditanam di atas lahan seluas 2.100 hektar yang tersebar di berbagai wilayah, seperti lereng Sumbing, Merapi, Merbabu, Andong maupun Menoreh. 


Demikian juga dengan kopi Arabica sudah menyeluruh ditanam hampir di seluruh lereng gunung yang mengelilingi Kabupaten Magelang. Seperti di Dukun, Sawangan (Merapi), Pakis,Ngablak, Grabag (Merbabu/Andong), Kaliangkrik, Windusari (Sumbing), Borobudur dan Tempuran (Menoreh).


"Untuk Kopi Arabica luasannya masih sedikit baru mencapai 450 hektar," ungkapnya.


Melihat hal itu, Romza mengaku akan terus menambah luas lahan kopi. Karena di samping kopi saat ini sudah menjadi gaya hidup, juga karakter kopi Magelang sudah mampu bersaing dengan kopi-kopi dari luar daerah. Karena itu untuk menggenjot produksi, maka pihaknya akan terus melakukan pengembangan. 


"Apalagi sekarang banyak petani yang berminat menanam kopi," ujarnya.


Untuk kopi Arabica, imbuh Romza, biasanya merupakan tanaman tumpang sari. Seperti di Pakis yang tumpang sari dengan holtikutura. Kopi produksi Magelang sudah banyak dinikmati pecinta kopi baik dari luar daerah maupun luar negeri.


Karena itu, selain menambah luasan lahan kopi, pihaknya juga akan sering melakukan bimbingan teknis dan menyediakan sarana serta prasarana yang mendukung.


Hal senada juga disampaikan Maya Suci Arumi, penguji rasa kopi Magelang. Dia mengatakan, kopi Magelang memiliki karakteristik tersendiri. Bahkan kopi Magelang bila diolah secara benar dan balance, maka bisa bersaing dengan kopi nusantara lain, seperti kopi Toraja dan Gayo. 


"Ini hanya butuh dukungan dari semua pihak, baik pemerintah dan juga para pelaku kopi," katanya.


Kopi Magelang, menurut Maya, hanya butuh dikenalkan secara lebih luas kepada masyarakat. Karena masih banyak penikmat kopi Magelang yang masih suka membeli kopi impor. Padahal, di Magelang banyak hotel-hotel terutama di Borobudur, yang berpotensi untuk memasarkan atau mengenalkan kopi Magelang. Misal di front office hotel, dipamerkan kopi produk Magelang. 


"Ini akan lebih mengangkat dan mengenalkan kopi Magelang," imbaunya.


Maya juga mengatakan, karakter kopi Magelang berbeda-beda untuk setiap wilayah, seperti kopi Arabica Kaliangkrik, karakternya lebih ke rasa pinus dan kacang Almond. Sedangkan Pakis ada rasa berry, tomat maupun pinus. Ada juga kopi yang memiliki karakter rasa cokelat dan gula aren, kemudian rempah yang harum aromanya sangat kuat.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar