Dalam proses perkembangan waktu, kunjungan wisatawan yang sempat anjlok akibat pandemi Covid-19, pada saat ini sudah mulai pulih seiring pelonggaran mobilitas sosial. Dua tahun terakhir, kunjungan wisatawan melonjak signifikan. Khusus wisatawan domestik, berdasarkan data Badan Pusat Statistik, jumlah perjalanan wisatawan mencapai 433,57 juta perjalanan selama semester pertama tahun 2023.
Kenaikan perjalanan wisata tahun ini 12,57 persen dibandingkan semester pertama tahun 2022. Sementara kunjungan wisatawan mancanegara mencapai 5,19 juta kunjungan atau meningkat 250,33 persen dikomparasikan dengan semester pertama pada 2022 (Kompas, 5/8/2023).
Melonjaknya kunjungan wisatawan tersebut, sudah diprediksi sebelumnya. Pasca pandemi ini dapat sebagai momentum luapan ekspresi sebagian besar masyarakat untuk melepaskan kejenuhannya. Pada saat badai Covid-19 melanda Indonesia, mobilisasi masyarakat dibatasi, terlebih untuk bepergian wisata.
Daya Dukung
Ketika kunjungan pariwisata meningkat secara signifikaan, tentunya membutuhkan suatu langkah antisipasi agar tidak terjadi risiko pariwisata berlebih (overtourism). Untuk itu, selain peningkatan mutu sarana prasarana, layanan, dan pengelolaan, hal yang perlu menjadi perhatian tak lain adalah daya dukung pariwisata.
Implikasi dari daya dukung pariwisata adalah jumlah wisatawan yang dapat ditampung dengan segala kegiatan di dalamnya yang didukung secara berkelanjutan oleh suatu objek wisata. Untuk itu diperlukan kapabilitas destinasi wisata untuk menampung wisatawan pada luas dan satuan tertentu.
Daya dukung wisata erat kaitannya dengan aspek lingkungan hidup, sosial ekonomi dan sosial-budaya dari suatu objek wisata yang mendukung kegiatan kepariwisataan tanpa menimbulkan dampak penurunan kualitas lingkungan dan kepuasan wisatawan dalam berwisata.
Adapun daya dukung yang optimal dapat menjadikan destinasi wisata tersebut tempat yang nyaman untuk berwisata. Seperti kenyamanan dan tersedianya fasilitas yang memadai, keramahtamahan penduduk sekitar destinasi wisata, serta produk-produk unggulan yang dikemas secara kreatif, sehigga wisatawan mendapatkan tempat yang berkesan di destinasi wisata.
Untuk itu dalam mengemas agar destinasi wisata menarik bagi wisatawan diperlulkan beberapa komponen utama yang dapat menjadi parameter daya dukung pariwisata. Pertama, atraksi. Komponen ini merupakan sesuatu yang memiliki daya tarik, sehingga orang ingin menikmatinya. Atraksi yang dikunjungi pada umumnya terdiri dari site attraction (panorama indah, iklim baik, dan tempat-tempat bersejarah) serta event attraction (kongres, festival, pentas seni atau pameran, pertandingan olahraga).
Kedua, akomodasi. Komponen daya dukung akomodasi ini merupakan sarana penginapan yang tersedia di suatu daerah destinasi wisata. Beberapa jenis akomodasi yang tersedia antara lain home stay, losmen, guest house, hotel melati hingga berbintang. Ketersediaan sarana akomodasi di destinasi wisata akan meningkatkan nilai daya tarik atraksi wisata yang ada.
Ketiga, aksesibilitas. Aksesibilitas merupakan sarana dan prasarana penghubung agar wisatawan dapat mencapai satu tempat ke tempat lain dengan mudah, baik melalui prasarana jalan, sarana transportasi, maupun sarana komunikasi. Semua saling terkorelasi satu sama lain yang dapat memudahkan wisatawan mendapatkan informasi aktual dari objek wisata yang ingin dikunjungi.
Keempat, amenitas. Komponen amenitas merupakan fasilitas yang dimiliki suatu destinasi wisata, seperti hotel, restoran, sarana olahraga, sarana aktivitas seni budaya, dan lainnya yang disediakan bagi wisatawan. Di samping menikmati daya tarik wisata, wisatawan dalam melakukan kegiatan wisata juga membutuhkan adanya fasilitas penunjang perjalanan dan memberikan kemudahan bagi wisatawan yang datang dalam rangka meningkatkan pengalaman rekreasi mereka.
Kelima, aktivitas. Pada prinsipnya aktivitas merupakan kegiatan wisatawan di destinasi wisata. Dengan demikian, sarana aktivitas perlu disediakan baik yang dapat dilihat dan dilakukan, menarik untuk untuk dikunjungi, dan memuaskan wisatawan (Mangatas Siringoringo, 2017).
Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan
Untuk mewujudakan destinasi wisata ideal yang diharapkan memuaskan wisatawan perlu dilakukan daya dukung semua pihak secara lintas sektoral. Kerjasama sinergis antara berbabai komponen terkait baik pengelola destinasi wisata, pemerintah, masyarakat, dan beberapa biro perjalanan akan menjadikan destinasi tersebut menjadi semakin solid dan tertantang dalam melakukan gagasan maupun program inovasi.
Dengan demikian kerja sama sinergis tersebut perlu diaktualisasikan dengan mendasarkan pada pengembangan pariwisata berkelanjutan. Program ini kiranya masih relevan karena di dalamnya menekankan pada pelibatan komunitas lokal. Dengan melibatkan mereka, akan menjadikan destinasi wisata memiliki nilai lebih karena masyarakat sekitar merasa memiliki dan akan menjadikan destinasi wisata tersebut sebagai sarana untuk tempat mereka mendapatkan peluang usaha.
Di samping itu juga perlu diperhatikan bahwa destinasi wisata tersebut merupakan aset yang terus dihidupkan, bukan diekskploitasi, sehingga keberlangsungannya dapat dinikmati lintas generasi. Generasi masa depan merupakan garda terdepan untuk dapat melanjutkan tongkat estafet pembangunan, termasuk pengembangan daya dukung pariwisata.
(Oleh: Ch. Dwi Anugrah, Ketua Sanggar Seni Ganggadata Jogonegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kab. Magelang)
0 Komentar