Interaksi Seniman Melalui Gerakan Seniman Masuk Sekolah

Dilihat 214 kali
Sendratari bertajuk Anoman Obong yang difasilitasi Dinas Dikbud Kabupaten Magelang bekerjasama dengan MGMP Seni Budaya dan para seniman dalam gelar karya pendidikan (3/5/2024) di Lap.drh.Soepardi Kota Mungkid merupakan potensi besar untuk masuk dalam program Gerakan Seniman Masuk Sekolah.

INDONESIA dengan jumlah pulau lebih dari 17.000, ditambah suku bangsa dengan jumlah kisaran 1.340 tersebar merata di seluruh penjuru Nusantara menandakan akan keberagaman budaya dan pernik-pernik di dalamnya. Dari masing-masing suku bangsa yang berjumlah ribuan tersebut, masing-masing telah memiliki berbagai karya seni budaya, pesan budaya, bahkan tradisi tutur yang diwarikan secara turun temurun. Pesan-pesan moral yang termaktud di dalamnya dapat mengasah cipta, rasa, dan karsa manusia dalam menjaga keseimbangan hidupnya.

Sehubungan dengan fenomena tersebut, keberagaman seni budaya daerah di seluruh Nusantara perlu difasilitasi dan diimplementasikan secara optimal di sekolah sebagai satuan pendidikan dan di masyarakat. Sinergitas tersebut diharapkan dapat menjadi perangkat strategis untuk membentuk karakter dan jati diri bangsa, termasuk membentuk peserta didik menjadi pribadi utuh yang berkarakter.

Pada prinsipnya sekolah telah berusaha secara optimal dalam menjalankan fungsi akademisnya dengan mengelaborasikan keseimbangan antara aspek pengetahuan, sikap, maupun keterampilan bagi peserta didik. Namun demikian keseimbangan pada aspek lain yaitu sosial dan emosional kiranya perlu diperhatikan. Keseimbangan tersebut merupakan hak anak sebagai peserta didik yang memiliki beragam kecerdasan, minat, bakat, sehingga mampu mengelaborasikan kecerdasannya secara komprehensif dan holistik selararas dengan Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Budi Pekerti.

Untuk merealisasikan aspek-aspek sosial maupun emosional tersebut, pemerintah dalam hal ini Dirjen Kebudayaan Kemendikbudristek telah mengakomodasi dengan meluncurkan program Gerakan Seniman Masuk Sekolah (GSMS). Ekspektasi dari program tersebut yaitu untuk memenuhi pendidikan peserta didik seutuhnya, menginspirasi, membangun iklim sekolah yang menyenangkan, mencerdaskan, mengasyikkan, serta saling menguatkan. Kegiatan GSMS diharapkan juga dapat menciptakan warga sekolah yang dapat mengapresiasi seni budaya yang ada di masyarakat, sehingga sekolah maupun peserta didik tidak terasing dari lingkungannya sehingga interaksi maupun kolaborasi dengan komunitas sekitar dapat terbangun secara optimal.

Program Prioritas

GSMS merupakan salah satu program prioritas Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi di bidang kebudayaan dan sebagai pendukung Program Merdeka Belajar yang sampai saat ini menjadi program pendidikan secara komprehensif. Adapun sasaran program ini adalah jajaran Dinas Pendidikan dan Kebudayaan baik kabupaten, kota, dan provinsi. Di samping itu, program ini menyasar juga pada peserta didik, masyarakat, dan para seniman.

Target minimal pada tahun 2024 adalah 920 sekolah dengan 880 seniman yang melaksanakan pembelajaran di sekolah, dan dapat menjaring minimal 9.200 peserta didik. Ekspektasi lebih jauh dari program ini yakni dapat merevitalisasi dan mengelaborasi kebermanfaatan nilai budaya serta objek-objek pemajuan kebudayaan kepada peserta didik  melalui transformasi pengetahuan seniman yang mengajar sekolah. Selain itu program GSMS merupakan salah satu sarana untuk menjaring talenta-talenta berbakat dari peserta didik di berbagai cabang seni (Kemendikbudristek, 2024).

Adapun landasan filosofis GSMS ini tak lain adalah, Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang mengamanatkan agar pendidikan dapat mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran yang cerdas, berkepribadian, berakhlak mulia yang diperlukan baik untuk diri personal peserta didik sendiri, masyarakat, dan bangsa.

Dalam amanat undang-undang tersebut menekankan bahwa pendidikan tidak hanya sebuah proses dalam pengembangan potensi kognisi (pengetahuan) dan keterampilan saja, tetapi juga mengembangkan aspek nilai-nilai karakter yang harus dibangun sebagai fondasi kepribadian peserta didik.

Pendidikan berkarakter tidaklah muncul dengan sendirinya. Pendidikan berkarakter memerlukan upaya enkulturasi (pembudayaan) nilai-nilai luhur sehingga anak-anak generasi saat ini dapat memiliki ketahanan budaya sehinga mampu menyikapi perubahan zaman dengan lebih arif dan bijaksana dan tidak mudah tergerus arus perubahan zaman dengan dampak negatifnya. Dengan demikian, GSMS  menjadi penting untuk melengkapi proses pembelajaran peserta didik di sekolah dengan berbasis pada pendidikan yang berkarakter.

Adapun tujuan dari Program GSMS ini adalah, pertama menumbuhkan kultur sekolah yang sehat,menyenangkan,mengasyikkan, mencerdaskan, dan menguatkan. Sekolah sebagai satuan tanpa pendidikan apabila tidak ditunjang dengan aspek seni akan cenderung kering, tidak kondusif, monoton, serta membosankan.

Kedua, merajut kolaborasi antara seniman dengan pihak sekolah. Kolaborasi tersebut perlu dibangun, agar sekolah memiliki wawasan luas terkait dengan elaborasi seni yang ada di luar menara gading sekolah. Seniman profesional dapat membantu sekolah untuk memberikan kontribusi ide-ide inovasi yang diselaraskan dengan perkembangan seni aktual.

Ketiga, membangun karakter dan membentuk sikap partisipatif, aktif, kreatif, apresiatif, serta inovatif. Program GSMS secara tidak langsung akan menumbuhkan kreativitas peserta didik dalam bidang seni, karena akan memperkaya dari materi yang sudah diterima di sekolah untuk dapat lebih dikembangkan sesuai dengan talenta masing-masing.

Keempat, meningkatkan ekosistem sekolah berbasis budaya. Sekolah yang berbudaya tidak dengan mudah diperoleh secara instan, namun diperlukan kiat terus menerus tanpa lelah sampai kegiatan iklim berbudaya tersebut menjadi habituasi positif dalam kehidupan sehari-hari yang hasilnya dapat dilihat dari proses yang sudah dijalani.

Program GSMS ini dilaksanakan agar para peserta didik dapat menyerap secara langsung ilmu pengetahuan, keterampilan dan sikap yang dimiliki seniman, agar potensinya dapat lebih berkembang, tidak hanya berkutat di wilayah sekolah saja. Hasil dari kegiatan dapat dipresentasikan dalam bentuk pameran aatau pementasan dengan melibatkan publik secara luas untuk mendapatkan apresasi.

Interaksi Seniman

Pada dasarnya Program GSMS merupakan upaya pemerintah untuk memberikan fasilitas kepada sekolah, mengingat keterbatan guru seni budaya selama ini. Untuk itu para seniman yang memiliki kompetensi sesuai dengan keahliannya dapat mentransformsikan pengetahuannya di sekolah. Tidak bisa dipungkiri, keterbatasan guru seni budaya selama ini, membuat sekolah mengalami stagnasi dalam malakukan pendampingan. Untuk menyikapi hal tersebut, guru-guru yang tidak sesuai dengan disiplin ilmunya disuruh mengajar. Tentunya hasil dari pendampingannya tidak maksimal.

Adanya program GSMS ini sangat membantu dan bermanfaat untuk memberikan bekal pengetahuan dan keterampilan seni kepada peserta didik. Bagi para seniman dapat menjadi media interaksi positif dengan sekolah. Memberikan materi kepada peserta didik di sekolah tentunya sangat berbeda dengan di sanggar atau tempat-tempat umum. Di sekolah sudah terpola dengan standar alokasi waktu dan perencanaan program terstruktrur. Lain dengan pembelajaran di tempat umum atau sanggar yang lebih cenderung fleksibel.

Adapun harapan lebih jauh, program ini dapat berkelanjutan. Sekolah dapat menindalnjuti dan belajar banyak dari interaksi para seniman ini. Pascaprogram sekolah diharapkan dapat melaksanakan secara mandiri sehingga program bisa berkelanjutan dan tidak putus di tengah jalan.


Oleh: Ch. Dwi Anugrah, Ketua Sanggar Seni Ganggadata Desa Jogonegoro, Kecamatan Mertoyudan, Kab. Magelang

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar