Keluarga Sehat, Keluarga Bebas Stunting

Dilihat 3344 kali
Keluarga Sehat, Keluarga Bebas Stunting (Foto: dok pribadi)

HARTA yang paling berharga adalah keluarga, mutiara tiada tara adalah keluarga. Cuplikan lagu dari sebuah film nasional tersebut sangat familiar di tengah-tengah masyarakat, bahkan saat ini telah muncul sequelnya. Bukan hanya bagus dari alur cerita film namun juga menggambarkan pentingnya sebuah keluarga.

Berawal dari tahun 1993 saat pemerintahan presiden Soeharto menyetujui usulan dari ketua Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Profesor Haryono Suyono. Mengingat pentingnya arti keluarga dan kala itu menyambut para pejuang yang kembali kepada keluarga setelah Belanda menyerahkan kedaulatan Indonesia secara utuh, akhirnya Presiden Soeharto menetapkan tanggal 29 Juni sebagai Hari Keluarga Nasional.

Adalah bagian terkecil dalam masyarakat, tetapi sebuah keluarga memiliki peran yang sangat besar terutama untuk menghadapi berbagai permasalahan dan tantangan di bidang ekonomi, pendidikan dan kesehatan, salah satunya yaitu stunting. Definisi stunting menurut Kementerian Kesehatan adalah masalah kurang gizi kronis yang disebabkan oleh kurangnya asupan gizi dalam waktu cukup lama, sehingga mengakibatkan gangguan pertumbuhan pada anak yakni tinggi badan anak lebih rendah atau pendek (kerdil) dari standar usianya.

Satu dari empat balita di Indonesia mengalami stunting. Hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) tahun 2021, prevalensi stunting telah mengalami penurunan dari 27,7% di tahun 2019 menjadi 24.4%. Kualitas keluarga merupakan kunci masa depan bangsa, oleh karena itu, upaya mewujudkan keluarga sehat dan sejahtera harus dimulai sejak perencanaan keluarga dimana nantinya akan menjadi mata rantai kehidupan generasi berikutnya.

Periode 1000 HPK (Hari Pertama Kehidupan) disebut juga periode emas yang merupakan pondasi utama kehidupan manusia di masa depan. Dimulai dari masa kehamilan 270 hari serta 730 hari setelah kelahiran (sampai anak usia dua tahun). Pada periode terjadi ini perkembangan otak, sistem metabolisme dan kekebalan tubuh.

Strategi Penurunan Stunting

Pemerintah menyusun strategi agar stunting mengalami penurunan pada tahun 2022.

1. Intervensi Gizi Spesifik; merupakan intervensi yang ditujukan kepada anak dalam 1000 HPK.

a. Inisiasi Menyusui Dini (IMD) dan pemberian ASI eksklusif

b. Memberikan imunisasi lengkap

c. Pemberian Makanan Pendamping ASI pada usia 6-24 bulan

d. Ibu hamil mengkonsumsi tablet penambah darah.

e. Pemberian makanan tambahan pada Ibu hamil.

2.    Intervensi Gizi Sensitif ; dilakukan di berbagai kegiatan pembangunan di luar sektor kesehatan yang umumnya makro dan dilakukan secara lintas lembaga dan kementerian.

a. Memberikan edukasi kesehatan seksual dan reproduksi serta gizi pada remaja.

b. Pendidikan pengasuhan pada orang tua.

c. Menyediakan dan memastikan akses air bersih dan sanitasi

d. Menyediakan askses layanan kesehatan dan Keluarga Berencana

Target dalam strategi ini adalah turunnya angka stunting sebesar 3%. Dalam penanganan stunting melalui intervensi gizi spesifik yang dilakukan oleh tenaga kesehatan professional, memberikan kontribusi sekitar 30%. Sedangkan intervensi melalui gizi sensitive yang dilakukan melalui masyarakat umum termasuk keluarga, memberikan dampak yang bersifat jangka panjang. Kontribusi dalam pencegahan stunting sebesar 70%.

Optimalisasi Fungsi Keluarga dalam Mencegah Stunting

Fungsi Keluarga adalah ukuran bagaimana sebuah keluarga beroperasi sebagai unit dan bagaimana keluarga saling berinteraksi satu sama lain. Hal ini mencerminkan gaya pengasuhan, konflik, hubungan keluarga dan kualitas keluarga tersebut. Kapasitas kesehatan dan kesejahteraan keluarga dipengaruhi oleh fungsi keluarga.

Ada delapan fungsi keluarga yang dapat dioptimalisasikan;

1. Fungsi Agama

Keluarga adalah tempat pertama seorang mengenal, menanamkan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai agama sehingga menjadi insan yang berkahlak mulia penuh iman dan taqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

2. Fungsi Sosial Budaya

Dalam hal ini, keluarga memberikan kesempatan pada seluruh anggota keluarga dalam mengembangkan kekayaan social budaya bangsa yang beraneka ragam dalam satu kesatuan.

3. Fungsi Cinta Kasih

Keluarga sebagai landasan yang kokoh terhadap hubungan suami istri, orang tua, anak-anak dan kerabat antar generasi yang penuh cinta kasih lahir dan batin.

4. Fungsi Perlindungan

Keluarga sebagai tempat berlindung yang membuat seluruh anggota keluarga merasa aman, tenteram.

5. Fungsi Reproduksi

Fungsi keluarga dalam perencanaan untuk melanjutkan keturunannya sudah menjadi fitrah manusia sehingga dapat menunjang kesejahteraan umat manusia secara universal.

6. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan

Fungsi Keluarga dalam memberikan peran dan arahan kepada seluruh anggota keluarga dalam mendidik sehingga bermanfaat di masa mendatang.

7. Fungsi Ekonomi

Sebagai unsur pendukung kemandirian dan ketahanan keluarga

8. Fungsi Pembinaan Lingkungan

Keluarga berfungsi sebagai pemberi kemampuan kepada setiap anggota keluarga agar dapat menempatkan diri secara serasi, selaras dan seimbang sesuai dengan lingkungan yang dinamis.

Membangun keluarga memang tidak mudah, namun dengan menerapkan fungsi keluarga secara optimal maka akan terbentuk keluarga yang baik, sejahtera dan sehat bebas stunting. Selamat Hari Keluarga Nasional.



Fajar Nur Farida, S.E, MPH

Administrator Kesehatan Muda

RSUD Muntilan Kabupaten Magelang

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar