Meneguhkan Nilai Pancasila

Dilihat 1504 kali
Logo dan tema Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2021

Tidak bisa dipungkiri, Pancasila sebagai dasar negara, ideologi negara, dan pandangan hidup bangsa yang digali oleh para pendiri bangsa merupakan suatu anugrah yang tiada tara dari Tuhan Yang Maha Esa buat bangsa Indonesia. Terlebih lagi dengan Keputusan Presiden Nomor 24 tahun 2016, Pemerintah telah menetapkan tanggal 1 Juni sebagai hari lahir Pancasila juga hari libur Nasional.


Walaupun dalam dinamika perjalanan waktu yang terus bergulir bangsa Indonesia masih belum sempurna berhasil merealisasikan nilai-nilai Pancasila, kita harus mengakui bahwa eksistensi keindonesiaan baik sebagai bangsa maupun sebagai negara masih dapat bertahan hingga kini berkat Pancasila.


Pancasila sebagai suatu keyakinan dan pendirian yang asasi harus terus diperjuangkan secara optimal. Keberagaman  kondisi geografis, flora, fauna hingga aspek antropologis dan sosiologis komunitas di Nusantara hanya dapat dirajut dalam bingkai kebangsaan yang inklusif.

 

Selalu diartikulasikan

 

Sudah menjadi keniscayaan pula, nilai dan semangat kebangsaan dalam Pancasila harus dipompakan terus menerus dan berulang-ulang. Semangat agitasi tersebut, tidak hanya untuk memperkuat eksistensi bangsa, tetapi sekaligus mencegah ideologi asing yang mengancam.


Kiat semacam itu merupakan suatu keharusan. Berdasarkan fakta historis sudah banyak berbagai bangsa di belahan dunia ini sudah melakukan strategi tersebut agar bisa menjadi bangsa yang  lebih besar, bertambah kokoh, dan semakin disegani.


Simak dan saksikan bagaimana para pemimpin Amerika Serikat. Pada setiap tingkatan  dan generasi terus membahas cita-cita menjadi negara besar, mengangkat tinggi nilai-nilai demokrasi, kesejahteraan sosial, hak sipil, hak asasi, dan nilai keluarga.


Berulangkali ungkapan yang sama disampaikan tanpa pernah mengenal lelah dan hampir tak pernah putus oleh para pemimpin AS dalam berbagai kesempatan dan pidato untuk menjaga serta memperbesar api yang menyalakan semangat kebangsaan. Bahkan, ungkapan-ungkapan serupa diselipkan dalam surat penugasan (credential letter)bagi para duta besar AS di mancanegara.


Ilustrasi lain bisa terlihat di negara belahan Eropa, diantaranya Perancis. Sejak pecahnya Revolusi Perancis tahun 1789, para pemimpin negara  kekaisaran tersebut tidak pernah berhenti  mengangkat pentingnya  prinsip kebebasan (liberte), kesetaraan (egalite), dan persaudaraan (fraternete). Prinsip-prinsip itu uterus diucapkan  untuk meneguhkan harapan (Rikard Bangun, 2019).

 

Rumah bersama

 

Setiap kali bangsa Indonesia memperingati hari kelahiran Pancasila setiap tanggal 1 Juni dapat dijadikan momentum untuk mempertegas lagi posisi Pancasila sebagai benteng pertahanan dan rumah bersama kebangsaan.


Untuk itu konstruksi benteng pertahanan, yang dibangun  dengan sistem nilai Pancasila  dan semangat gotong royong, perlu diperkuat dan diperbesar dari waktu ke waktu  di tengah arus  perubahan zaman yang tidak pernah berhenti, ibarat sungai yang terus mengalir.


Keganasan arus perubahan belakangan ini bahkan digambarkan berlangsung begitu cepat dan serempak, membuat waktu tidak lagi berlari tunggang langgang, tetapi sudah meluncur lebih cepat daripada terjangan badai dan tsunami, bahkan adu cepat dengan sambaran petir yang berkejapan di langit. Sejauh ini, bangsa Indonesia dinilai mampu melewati berbagai guncangan  keras arus perubahan  terutama karena bertumpu kuat pada Pancasila.


Dalam keadaan saat ini, suatu bangsa dituntut untuk menunjukkan nilai-nilai terbaik dari ideologi kebangsaan untuk dapat mengatasi tantangan pandemi Covid-19. Keadaan ini mengandung semua nilai-nilai kearifan lokal yang terkandung dalam Pancasila, yaitu efektivitas pemerintahan yang berpadu dengan kepercayaan dan kepatuhan rakyat terhadap semua ketentuan yang diterbitkan pemerintah, serta kesadaran pada masyarakat untuk menghubungkan kepentingan perorangan dengan kepentingan masyarakat, yakni dengan menjauhi sikap egosentris yang hanya memikirkan diri sendiri. Hal tersebut dapat diimplementasikan dengan keputusan tetap mematuhi protokol kesehatan, baik itu memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan memakai sabun, menjauhi kerumunan, dan membatasi mobilitas.


Sekarang ini merupakan momentum yang paling tepat bagi bangsa Indonesia untuk meneguhkan eksistensi Pancasila sebagai dasar negara, sumber dari segala sumber hukum yang mutlak diimplementasikan secara murni dan konsekuen. Semoga dengan adanya pandemi ini bangsa kita selalu diingatkan dan tetap meneguhkan nilai Pancasila tidak sekadar hafal saja, melainkan perlu diaplikasikan dalam hidup keseharian.


Hal tersebut selaras dengan pesan Bung Karno pada  tanggal 1 Juni 1945, bahwa Pancasila adalah media pemersatu untuk menghadirkan kemaslahatan kebahagiaan bersama. Pancasila sebagai dasar negara merupakan  roh yang harus tetap hidup. Tanpa Pancasila, maka Indonesia tidak bisa hidup dalam meniti kehidupan yang lebih baik.

 

(Penulis: Drs. Ch. Dwi Anugrah, M.Pd., Guru Seni Budaya SMK Wiyasa Magelang)

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar