Pentingnya Kecerdasan Interpersonal Guru Dalam Mengimplementasikan Kurikulum Merdeka

Dilihat 2935 kali
Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami orang lain: apa yang memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja, bagaimana bekerja sama dengan mereka.

Oleh : P. Budi Winarto, S.Pd*)


KECERDASAN interpersonal atau bisa juga dikatakan sebagai kecerdasan sosial, diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang dalam menciptakan relasi, membangun relasi dan mempertahankan relasi sosialnya, sehingga kedua belah pihak berada dalam situasi saling menguntungkan. Dua tokoh dari psikologi intelegensi yang secara tegas menegaskan adanya sebuah kecerdasan interpersonal ini adalah Thorndike dengan menyebutnya sebagai kecerdasan sosial dan Howard Gardner yang menyebutnya sebagai kecerdasan interpersonal. Baik kata sosial ataupun interpersonal hanya istilah penyebutannya saja, tetapi keduanya menjelaskan hal yang sama, yaitu kemampuan untuk menciptakan, membangun dan mempertahankan suatu hubungan antar pribadi (sosial) yang sehat dan saling menguntungkan. (T. Safaria,2005: 23).

Menurut Gardner, kecerdasan interpersonal adalah kemampuan untuk memahami orang lain: apa yang memotivasi mereka, bagaimana mereka bekerja, bagaimana bekerja sama dengan mereka. (Gardner: 24). Kecerdasan interpersonal memperhatikan aspek-aspek yang halus dan tidak kentara (subtle) dari perilaku orang lain. Kecerdasan ini merupakan kecerdasan dengan indikator-indikator yang menyenangkan bagi orang lain. Sikap-sikap yang ditunjukkan oleh anak dalam kecerdasan interpersonal sangat menyejukkan dan penuh kedamaian.

Thomas Amstrong (2009: 7) menuliskan sebagai berikut: Kecerdasan interpersonal adalah kemampuan memahami dan membuat perbedaan dalam suasana hati, maksud, motivasi dan perasaan orang lain. Hal ini dapat mencakup kepekaan terhadap ekspresi wajah, suara dan gerak tubuh; kapasitas untuk membedakan antara berbagai jenis isyarat antarpribadi;  dan kemampuan untuk merespon isyarat mereka dalam beberapa cara pragmatis (misalnya untuk memengaruhi sekelompok orang untuk mengikuti tindakan tertentu). Oleh karena itu, kecerdasan interpersonal dapat didefinisikan sebagai kemampuan mempersepsi dan membedakan suasana hati, maksud, motivasi dan keinginan orang lain, serta kemampuan memberikan respon secara tepat terhadap suasana hati, temperamen, motivasi dan keinginan orang lain. Dengan memiliki kecerdasan interpersonal seorang anak dapat merasakan apa yang dirasakan orang lain, menangkap maksud dan motivasi orang lain bertindak sesuatu, serta mampu memberikan tanggapan yang tepat sehingga orang lain menjadi nyaman.

Kecerdasan Interpersonal Guru

Seorang guru tentu harus mampu memanfaatkan potensi kecerdasan interpersonal yang ada dalam dirinya. Kemampuan tersebut akan membantu terlaksananya proses belajar mengajar dengan baik.

Suasana pembelajaran yang menyenangkan akan terwujud jika guru memiliki kemampuan interpersonal yang baik. Bayangkan jika sepanjang di dalam kelas guru menampakkan  raut muka masam, cemberut, tegang, bahkan marah-marah. Pastilah para siswa tidak akan menyukainya. Pembelajaran pun menjadi tidak menyenangkan dan ilmu yang diberikan guru tersebut tidak akan diserap dengan baik.

Untuk meningkatkan kecerdasan interpersonal , guru dapat melakukan beberapa kiat berikut.

1. Berpikir positif

Salah satu alasan orang tidak meraih impian mereka adalah karena hasrat mereka untuk mengubah hasil-hasil mereka tanpa mengubah cara berpikir mereka. Pernyataan tersebut menyiratkan bahwa cara berpikir kita sangat memengaruhi kesuksesan kita sendiri. Namun, yang terjadi di sekolah terkadang guru mengajari siswa mengenai apa yang harus dipikirkan, bukannya bagaimana cara berpikir. Padahal menurut Francis Bacon, pengetahuan hanya akan bernilai di tangan seseorang yang mampu berpikir baik. Orang harus belajar bagaimana caranya berpikir baik untuk meraih impian serta potensi mereka (Maxwell, 24:21)

Salah satu ciri kecerdasan interpersonal adalah mampu meredakan emosi negatif ke hal-hal yang positif. Berpikiran positif ini akan membuat diri menjadi tenang. Hal ini sangat diperlukan, terutama saat berkomunikasi melalui tulisan yang terkadang dapat menimbulkan berbagai macam persepsi. Apalagi jika kata-kata yang dipakai nampak kurang bersahabat. Berpikiran positif seperti ini tidak akan merugikan bagi seorang guru.

2. Mau Mengalah

Mengalah bukan berarti kalah. Mengalah mencerminkan kita mempunyai sikap tenggang rasa, mau mengerti keinginan bersama, dan tidak merasa pendapatnya paling benar. Karena setiap orang mempunyai latar belakang hidup yang berbeda-beda, tentu faktor ini cukup dominan dalam pikirannya.

Ingatlah bahwa kebenaran itu adalah relatif, kecuali yang datang dari Tuhan yang Maha Esa. Apa yang kita katakana mungkin benar, namun bisa jadi salah, tetapi ada kemungkinan benar. Jadi jangan asyik dengan pikiran-pikiran subjektif kita sendiri. 

3. Peka Terhadap Ekspresi

Peka terhadap ekspresi wajah juga salah satu cara untuk dapat memahami apa yang diucapkan oleh lawan bicara. Siapapun akan tahu, ekspresi wajah sulit untuk berbohong. Setiap orang mempunyai ekspresi wajah yang unik saat senang, sedih, suntuk, gembira, dan lain-lain.

Dengan melihat ekspresi wajah, kita bisa tahu apakah lawan bicara tertarik atau tidak dengan pembicaraan yang dilakukan. Selain itu, kita bisa mengetahui juga sebetulnya apa yang diinginkan dari pembicaraan tersebut. 

Seorang guru tentu harus mampu memanfaatkan potensi kecerdasan interpersonal yang ada dalam dirinya. Kemampuan tersebut akan membantu terlaksananya proses belajar mengajar dengan baik. Sebab dengan memiliki kecerdasan interpersonal, seorang guru akan akan mempunyai kemampuan untuk memahami perasaan, keinginan, dan maksud dari para siswanya. Selain itu, kelancaran dalam berkomunikasi dan bergaul dengan lingkungannya  dan para siswanya sangat dipengaruhi oleh kecerdasan interpersonal ini. 

Seorang guru yang mempunyai kecerdasan interpersonal yang tinggi senantiasa berpikir dua kali sebelum mengeluarkan kata-kata yang ingin diucapkannya. Dia pun tidak serta merta menanggapi perkataan orang lain secara langsung tanpa dicerna walaupun perkataan itu menurut orang lain cukup menyakitkan. Rata-rata seorang guru yang mempunyai kecerdasan interpersonal yang tinggi akan terampil membina hubungan dengan orang lain, pandai memengaruhi dan tutur katanya lembut, dan baik dalam lisan maupun tulisan. Dengan memiliki kecerdasan interpersonal yang tinggi maka seorang guru siap untuk mengiplementasikan kurikulum merdeka dengan berkualitas. Semoga.

*)Penulis adalah Guru SMP Pendowo Ngablak Kabupaten Magelang. 

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar