Sehat Jiwa dan Mental dalam Literasi Digital

Dilihat 1473 kali
Puji Wijayanti guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 1 Magelang mendampingi publikasi proyek Bahasa Indonesia dalam materi poster digital dan esai argumentasi peserta didik kelas XI MB.

Dunia dalam genggaman. Fenomena terkini merebak di muka bumi ini, ketika gawai merajai, kecakapan literasi digital perlu dikuasai. Bijak dalam berliterasi digital perlu digencarkan ke masyarakat khususnya kalangan pelajar dan remaja. Apabila semua orang terjebak pada euforia penggunaan media digital tanpa dapat memilih dan memilah secara bijak dikhawatirkan akan terjadi dekadensi moral.


Gawai dalam genggaman setiap insan akan berpeluang menjadi bidadari atau momok mengerikan. Keduanya merupakan misteri kehidupan khususnya di dunia pendidikan sebagai ujung tombak pencetak generasi emas. Tunas-tunas bangsa yang digadang akan mencapai puncak kejayaannya. Atau sebaliknya tunas-tunas bangsa yang akan pupus ditenggelamkan oleh dunia maya yang penuh pesona hingga terlena, lupa dengan tugas dan kewajiban sebagai remaja untuk menempa diri menggapai impian dan masa depan.


Keprihatinan terhadap fenomena kecanduan gawai yang cenderung disalahgunakan atau terbius oleh keadaaan harus segera ditemukan solusi tepat dan mujarab. Banyak peserta didik yang memiliki pandangan kosong, sulit diajak komunikasi ketika pembelajaran berlangsung juga merupakan salah satu dampak pengaruh gawai yang digunakan secara berlebihan dan terus menerus, utamanya game online


Akan tetapi gawai dapat dimanfaatakan oleh guru untuk menggali skill dan kreativitas peserta didik dalam pembelajaran dengan memanfaatkan aplikasi yang ada di dalam gawai. Salah satu pemanfaatan aplikasi canva (platform pembuatan desain visual dan grafis) dalam menulis poster dan penggunanaaan kode QR (quick response) atau respon cepat untuk menampilkan hasil menulis esai argumentatif.


Pemanfaatan Informasi


Litrasi digital atau melek digital merupakan ilmu pengetahuan dan kecakapan yang dimiliki seseorang untuk menggunakan media digital, alat-alat komunikasi, jaringan dalam menemukan, menggunakan, membuat informasi, memanfaatkan serta mengevaluasinya. Hal ini tidak terlepas pada prisip pemanfaatan informasi secara sehat, bijak, cerdas, cermat, tepat, dan patuh hukum sesuai kegunaannya dalam rangka menjalin komunikasi dan interaksi sosial dalam kehidupan sehari-hari.


Paul Gilster dalam bukunya yang berjudul Digital Literacy (1997) mendefinisikan literasi digital sebagai kemampuan untuk memahami dan menggunakan informasi dalam berbagai bentuk dari berbagai sumber yang diakses melalui piranti komputer. Literasi digital juga merupakan kecakapan yang tidak hanya melibatkan kemampan penggunaan perangkat teknologi, informasi dan komunikasi, dan melibatkan kemampuan dalam pembelajaran bersosialisasi, sikap berpikir kritis, kreatif, serta inspiratif sebagai kompetisi digital untuk bersaing di era global.


Literasi digital sama pentingnya dengan kemampuan membaca, menulis, berhitung, dan disiplin ilmu lainnya. Hal ini sesuai dengan Assesmen Kompetensi Minimum (AKM). Dalam AKM tersebut terdapat indikator kualifikasi literasi membaca dan numerasi peserta didik. Kecakapan ini juga melibatkan empat keterampilan berbahasa yaitu membaca, menulis, berbicara dan mendengarkan, khususnya dalam materi pembalajaran Bahasa Indonesia secara mandiri.


Agar seseorang dapat menilai pesan digital dan multimedia secara mandiri, maka perlu menunjukkan keterampilan literasi digital dan memanfaatkan aplikasi digital secara bijak. Pada prinsipnya literasi digital dan media mencakup kapabilitas untuk menelaah dan memahami makna pesan, menilai kredibilitas, dan menilai kualitas sebuah karya digital. Cakupan dalam  literasi digital tidak hanya sekadar tentang membaca dan menulis di perangkat digital, tetapi juga melibatkan untuk mengetahui produksi kekuatan media lain, seperti merekam dan mengunduh video.


Pengelolaan Kesehatan Jiwa


Kesehatan jiwa atau kesehatan mental merupakan keadaan individu yang sejahtera sadar dan menyadari potensi yang dimilikinya, mampu menanggulangi tekanan hidup normal, bekerja secara produktif, serta mampu memberikan kontribusi bagi lingkungan tempat seseorang berada. Kesehatan jiwa seseorang juga dapat mencakup aspek-aspek fisik, psikologis, dan sosial yang ada di lingkungan masyarakat.


Pada prinsipnya kesehatan jiwa yang baik adalah kondisi ketika batin dalam keadaan tenteram dan tenang, sehingga seseorang dapat menikmati kehidupan sehari-hari dan menghargai orang lain di sekitar. Keadaan ini diharapkan dapat memungkinkan individu menjadi sejalan, selaras, serasi dan seimbang dengan keadaan orang lain di sekitarnya dalam komunitas tertentu. Untuk itu, kesehatan jiwa dan mental harus dikelola dengan baik (Kemenkes, 2009).


Pengelolaan kesehatan jiwa dapat dilakukan secara holistik yang mampu menerobos atau menembus batasan psikologi klinis, medis dan psikiatris. Hal ini disebabkan karena kesehatan jiwa merupakan pusat dari berbagai peristiwa sosial yang melibatkan berbagai bidang kehidupan bersosial, seperti psikologi, sosial, budaya, filsafat maupun religiusitas. Pengelolaan ini juga diselaraskan dengan kemajuan perkembangan teknologi dan era pada zamannya.


Dengan demikian kiranya, pemanfaatan media digital perlu diharmonikan dengan kesehatan jiwa. Terlebih lagi bagi peserta didik yang belajar di sekolah dengan berbagai dinamika materi yang harus disesuaikan dan ditangkap dari media digital. Keseimbangan antara penggunaan gawai dengan pengelolaan kesehatan sangat diperlukan agar belajar mereka menjadi nyaman dan terkondisikan dengan baik.


Terobosan Inovasi


Pemanfaatan gawai dalam menjadi salah satu terobosan inovasi yang dapat diterapkan dalam kegiatan pembelajaran sehari-hari di sekolah untuk menggali skill dan kreativitas peserta didik. Penerapan aplikasi canva dalam menulis poster dan kode QR dalam penyajian teks argumentasi merupakan salah satu strategi pemanfaatan gawai dalam kegiatan pembelajaran. Peserta didik akan asyik dalam mengoperasikan gawai mereka untuk menyusun poster kreatif dan esai argumentatif. Materi ini merupakan Materi I Bahasa Indonesia SMK Kelas XI yaitu Mengenalkan dan Mempromosikan Produk Pangan Lokal Indonesia.


Kegiatan pembelajaran memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berkarya secara leluasa. Sebelum peserta didik menyusun poster, mereka melakukan observasi ke produsen makanan olahan yang dipilih. Mereka juga menggunakan gawai untuk memvideokan kegiatan observasi dan  wawancara. Setelah itu, peserta didik juga dapat mengunggah kegiatan-kegiatan yang dilakukan ke dalam link instagram (IG), youtube, dan media sosial yang mereka miliki.


Poster dan esai argumentasi dapat dijadikan sebagai media literasi digital. Karya ini dapat ditempel di tempat-tempat strategis di sekolah sehingga dengan mudah dapat diakses oleh seluruh warga sekolah. Dengan demikian, literasi digital atau melek digital dapat diterapkan dalam pembelajaran sebagai salah satu terobosan membangun budaya literasi pada generasi Z dan generasi alpha agar tetap memiliki jiwa dan mental yang sehat.


(Oleh: Puji Wijayanti, S.Pd., Guru Bahasa Indonesia SMK Negeri 1 Magelang)

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar