Vaksin Booster Kedua? Saya Siap

Dilihat 1452 kali
Vaksin Booster, untuk meningkatkan kekebalan tubuh.(Foto: Dok Pribadi)

VAKSIN Covid-19 booster kedua telah mulai diberikan kepada sumber daya manusia (SDM) kesehatan sejak 29 Juli 2022 berdasarkan Surat Edaran (SE) Nomor HK.02.02/C/3615/2022 tentang Vaksinasi Covid-19 Dosis Booster Kedua bagi SDM Kesehatan. Alasannya untuk meningkatkan kekebalan tubuh dan mencegah kesakitan karena tenaga kesehatan merupakan kelompok paling berisiko terinfeksi Covid-19. Selain itu, mempertimbangkan semakin banyaknya jumlah tenaga kesehatan yang terinfeksi Covid-19 dan rekomendasi Komite Penasihat Ahli Imunisasi Nasional (Indonesian Technical Advisory Group on Immunization/ITAGI) berdasarkan surat nomor ITAGI/SR/11/2022 tanggal 27 Juni 2022, maka diperlukan upaya untuk memberikan vaksinasi Covid-19 dosis booster kedua bagi SDM kesehatan. Masyarakat umum nantinya juga akan mendapatkan booster kedua setelah pencapaian booster pertama tercukupi dan prioritas akan dilakukan sesuai dengan pelaksanaan booster pertama.


Untuk mendapatkan vaksin booster kedua, setidaknya sudah mendapatkan vaksin booster pertama pada enam bulan sebelumnya. Adapun vaksin Covid-19 booster kedua yang digunakan telah mendapatkan Persetujuan Penggunaan Dalam Kondisi Darurat atau Emergency Use Authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan memperhatikan keterseiaan vaksin yang ada. Pelaksanaannya dilakukan di fasilitas kesehatan dan atau di pos pelayanan vaksinasi Covid-19.


Pemerintah terus melakukan berbagai upaya untuk menanggulangi Covid-19, namun selama pandemi Covid-19 banyak sekali infodemik mengenai vaksin. Dimulai dari kehalalan, vaksin berbayar, akibat-akibat dari vaksin seperti KIPI (Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi) yang tersebar secara cepat melalui media online sehingga menimbulkan kepanikan serta keengganan masyarakat untuk mendapatkan vaksin secara cuma-cuma. Hal tersebut dikarenakan kurangnya pengetahuan masyarakat tentang vaksin dan bagaimana mengatasi KIPI.


Penelitian yang dilakukan oleh Herdyana, Emma et.all, 2022 di Kediri, disebutkan bahwa 67% responden tidak mengetahui penanganan efek KIPI sedangkan 33% responden mengetahui cara penanganan efek samping tersebut sebelum diberikan edukasi. KIPI yang ditakutkan masyarakat berbeda antara satu individu dengan individu lainnya, bahkan ada yang tidak bergejala. Semua tergantung kondisi tubuh masing-masing individu.


Mengapa perlu Vaksin Booster?


Vaksin booster sebagai lanjutan dari dua kali vaksin sebelumnya. Meskipun vaksin sebagai upaya pencegahan klinis serta mengembalikan kekebalan tubuh, namun belum semua orang menyadarinya untuk segera melakukan vaksin. Kondisi demikian disebabkan oleh keterbatasan pemahaman tentang informasi yang diterima. Beberapa masyarakat mengikuti vaksin booster hanya karena persyaratan perjalanan ke luar daerah yang menggunakan transportasi umum seperti pesawat dan kapal. Padahal faktanya, vaksinasi jelas memperkuat imunitas tubuh sehingga dapat meminimalkan gejala kasus positif Covid-19 maupun menurunkan angka kematian.


Menurut covid19.go.id, disebutkan alasan perlunya vaksin booster. Pertama, adanya kecenderungan penurunan jumlah antibodi sejak 6 (enam) bulan pasca vaksinasi terutama di tengah kemunculan varian Covid-19 seperti halnya Omicron. Vaksinasi booster dapat meningkatkan kekebalan tubuh hingga 2x (dua kali) lipat dibandingkan dengan vaksinasi dosis sebelumnya. Selain itu dapat melindungi orang tua dan kelompok masyarakat rentan atau memiliki komorbid dari penularan Covid-19. Alasan lain disebutkan bahwa vaksin sebagai bentuk pemenuhan hak setiap warga Indonesia untuk mendapatkan perlindungan diri dan komunitas.


Beberapa penelitian membuktikan bahwa efektivitas pemberian vaksin Covid-19 mengalami penurunan sebesar 80% terhadap infeksi yang disebabkan oleh variasi Omicron. Pasca penyuntikan dari pemberian vaksinasi dosis lanjutan (booster) vaksin Pfizer menunjukkan efektivitas sebesar 93% pada varian Delta dan 75% pada varian Omicron. Vaksin Moderna memiliki efikasi mencapai 95% dan merupakan salah satu vaksin dengan efektivitas tertinggi dibandingkan dengan vaksin jenis lainnya. Namun moderna dilaporkan memiliki KIPI. Tingkat keparahan KIPI dari vaksin Moderna yang muncul serta penggunaan obat untuk mengatasi KIPI ini akan mempengaruhi faktor akseptabilitas (Hidayat, et.all, 2022)


Tetap Patuhi Protokol Kesehatan


Kementerian Kesehatan menegaskan bahwa penanganan Covid-19 tidak dapat dilakukan secara tunggal dengan vaksinasi, tetapi harus komprehensif dengan tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan (prokes) seperti mencuci tangan, menjaga jarak dan memakai masker. Vaksin bekerja dengan membentuk antibodi yang dapat menghancurkan virus, tetapi bukan berarti orang yang sudah divaksin tidak bisa terinfeksi Covid-19.


Orang yang telah mendapatkan vaksin memiliki risiko keparahan yang lebih rendah dibandingkan dengan yang belum divaksin apabila terinfeksi Covid-19. Dengan mematuhi protokol kesehatan meskipun sudah divaksin, bisa melindungi orang-orang di sekitar terutama yang tidak mendapat vaksin atau yang rentan kesehatannya.


Fajar Nur Farida, S.E, M.P.H

Administrator Kesehatan Muda RSUD Muntilan Kab. Magelang

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar