Masyarakat Didorong Manfaatkan Lahan Pekarangan untuk Ketahanan Pangan

Dilihat 1993 kali
Anggota Komisi IV DPR RI, Vita Ervina secara simbolis memberikan bantuan kepada kelompok tani di Kabupaten Magelang.

BERITAMAGELANG.ID - Pangan merupakan kebutuhan mendasar bagi manusia untuk dapat mempertahankan hidup. Masalah pangan dan pertanian disebabkan oleh berbagai aspek yang saling terkait dan mempengaruhi. Penyebab kurang pangan disebabkan antara lain karena penduduk tidak memiliki akses terhadap sumber-sumber produksi pangan seperti tanah, air, input pertanian, modal dan teknologi.


"Di negara-negara sedang berkembang penyebab utama ketahanan pangan adalah lemahnya akses terhadap lahan untuk memproduksi pangan. Salah satu cara mengatasi masalah lahan sekaligus mewujudkan ketahanan pangan keluarga adalah mengoptimalkan fungsi lahan pekarangan," demikian disampaikan anggota DPR RI Komisi IV, Vita Ervina dalam Bimbingan Teknis 

Program Pekarangan Lestari (P2L), di Wisma Sejahtera Magelang, Rabu (12/10/2022). 


Kegiatan yang diikuti belasan kelompok tadi dari Kabupaten Magelang ini mengambil tema Optimalisasi Program Ketahanan Pangan Pada Level Desa mlalui Kegiatan P2L.


Vita mengatakan, sebagai anggota Komisi IV DPR RI, ia berupaya untuk terus mengoptimalkan Program Pekarangan Pangan Lestari. Kegiatan P2L merupakan upaya untuk meningkatkan ketersediaan, aksesibilitas, dan pemanfaatan pangan bagi rumah tangga sesuai dengan kebutuhan pangan yang beragam, bergizi seimbang, dan aman serta berorientasi pasar untuk meningkatkan pendapatan rumah tangga.


Dalam rangka mencapai upaya tersebut kegiatan P2L dilakukan melalui pendekatan pengembangan pertanian berkelanjutan (sustainable agriculture), pemanfaatan sumber daya (local wisdom), pemberdayaan masyarakat (community engagement), dan berorientasi pemasaran (go to market).


Karenanya, untuk memastikan tercapainya program P2L ini, dibutuhkan partisipasi aktif dari masyarakat. Karena, program ini nantinya akan berdampak pada peningkatan pendapatan rumah tangga, terlihat dari hasil panen di lahan yang dikembangkan untuk dapat dijual kepada mitra UMKM yang bergerak di bidang makanan. Juga meningkatkan kualitas konsumsi masyarakat dengan sayuran dan hasil pekarangan yang organik, bebas pestisida sekaligus mendukung program nasional penurunan stunting dengan cara pemenuhan gizi seimbang pada bayi dan balita.


Pemberdayaan kelompok masyarakat akan terus dilibatkan dalam setiap tahapan kegiatan pengembangan rumah bibit, demplot, pertanaman, pasca panen hingga pemasaran, sehingga bukan hanya pemanfaatan pekarangan akan tetapi masyarakat mendapatkan ilmu tentang bercocok tanam yang baik dan sehat serta tepat guna sekaligus ilmu produksi dan marketing hasil panen, sehingga dapat mengemas dan memasarkan hasil panen P2L nya menjadi sebuah produk sayuran yang bernilai jual tinggi seperti yang dijual di supermarket.


Adapun kelompok yang mendapat bantuan, diantaranya KUB Galang Tani, Margoyoso, Salaman, KWT Lestari Makmur, Gejakan, Pakis, PKK Desa Dlimas, Tegalrejo, Poktan Sumber Rejeki, Pagersari, Mungkid, KWT Rejeki Lancar, Krogowanan, Sawangan, Poktan Edy Peni, Balesari, Windusari, KWT Ngudi Kamulyan, Banyusidi, Pakis, KWT Mulyo Barokah, Wonolelo, Sawangan KWT Sekar Pinasti, Ngadiharjo, Borobudur   KWT Ngudi Laras, Sewukan, Dukun,  KWT Eko Kalimanan, Salam, KWT Anggrek, Jati, Sawangan, Poktan Tani Lestari, Baleagung, Grabag, KWT Mekar Sari, Jambewangi, Pakis dan  Poktan Maju Makmur, Kalinegoro, Mertoyudan.


Ia berharap kegiatan ini bisa sebagai ajang menjalin komunikasi, koordinasi, bantuan dan tentunya pengetahuan dalam skema pembiayaan di bidang pertanian. Sehingga petani mampu meningkatkan produktivitasnya dan secara ekonomi dapat meningkatkan kesejahteraan.


Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Holtikultura pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Ade Kuncoro yang mewakili Kepala Dinas Pertanian dan Tangan Kabupaten Magelang berharap adanya program P2L, maka semua kelompok yang mendapatkan bantuan bisa memanfaatkan sebaik mungkin.


Hanya saja yang perlu diingat, semua KWT untuk bisa melaksanakan P2L tidak sebatas saat menerima bantuan saja. 


“Tapi berkelanjutan, hasil dari tanaman holtikultura bisa terus dikembangkan. Jangan sampai setelah tidak ada bantuan, maka kegiatan menjadi berhenti. Karena saya sering melihat terutama green house tidak terurus, karena tidak ada bantuan lagi. Padahal tujuan P2L kan untuk ketahanan pangan terutama di tingkat rumah tangga," ujarnya.


Sedangkan Niken ismayawati, Kabid Ketahanan Pangan Dinas Pertanian dan pangan kabupaten Magelang menyebutkan sudah melaksanakan P2L sejak tahun 2012. 


“Kita memang selalu mendorong masyarakat melalui KWT untuk memanfaatkan lahan pekarangan maupun lahan marjinal untuk ditanami baik tanaman bahan pangan, aneka sayur, umbi-umbian dan tanaman rempah atau obat," katanya.


Pemanfaatan pekarangan dan lahan marjinal itu untuk lumbung dan apotek hidup, sehingga berfungsi sebagai ketahanan pangan di tingkat rumah tangga. Juga dalam rangka penyediaan aneka ragam pangan yang bergizi, mengingat di Kabupaten Magelang angka stunting cukup tinggi.


"Kami mendorong dalam rangka untuk diservikasi pangan. Hortikultura yang wajib ditanam adalah cabe mengingat harganya yang selau ekstrim. Kalau mahal bisa mencapai ratusan ribu rupiah. Juga menanam umbi-umbian sebagai sumber karbohidrat," ujarnya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar