Mencicipi Rica Bulus di Warung Mangut Pintjoek

Dilihat 164 kali
Rica-rica bulus di warung makan Mangut Pintjoek.

BERITAMAGELANG.ID - Para pecinta kuliner, pasti tidak asing dengan warung makan Mangut Pintjoek yang ada di jalan raya  Blabak-Ketep tepatnya di Desa Pagersari Kecamatan Mungkid Kabupaten Magelang. Warung ini menyajikan mangut dari dengan berbagai ikan (iwak) kali. Seperti mangut wader, beong, lele, belut, gabus, pelus, dan berbagai iwak kali lainnya. Namun, kali ini ada menu yang berbeda, bahkan mungkin tidak ada di warung lainnya, yakni rica-rica bulus.


Sekilas, bulus mirip dengan kura-kura dan penyu. Namun sebenarnya memiliki perbedaan yang cukup mencolok. Bulus lebih banyak hidup di rawa-rawa, sedangkan penyu di laut dan kura-kura bisa di darat atau air.


Menurut Sri Wahyu Ningsih, pemilik warung makan, rica-rica bulus tidak setiap hari disediakan.


"Kalau ada barangnya saja atau kalau mendapat kiriman dari suplier," ujarnya.


Rica Bulus juga memiliki penggemar tersendiri. Ada juga yang mencoba-coba merasakan jenis masakan ini. Menurut Sri, sebelum memtuskan untuk menjual rica-rica bulus, ia lebih dulu banyak bertanya dan membaca, apakah jenis masakan dari hewan ini boleh dikonsumsi.

"Ternyata halal, kalau tidak, saya juga tidak berani menjualnya," kata Sri.


Harga per porsi berkisar antara Rp40.000 hingga Rp50.000. Harga itu sama dengan mangut lainnya yang dibandrol  dari harga Rp27.000 hingga Rp60.000 sudah termasuk nasi putih. Harga bisa bervariasi karena tergantung dari ukuran ikan.


Asef, salah satu penggemar rica bulus mengatakan, rica bulus rasanya enak. Dagingnya lebih sedikit, namun lebih banyak semacam kulit (kenyel).

"Enak sih, dagingnya tebal meskipun sedikit, namun lebih banyak kenyelnya," ujarnya.


Warung makan yang sudah berdiri sejak 2019 ini, sudah berpindah lokasi. Sebelumnya di Desa Jetis Mungkid Blabak, kini berada di Desa Pagersari, tidak jauh dari lokasi semula.

"Cuma ke atas sedikit sudah sampai," katanya.


Warung makan di lokasi  yang baru, tempatnya lebih luas dan nyaman. Meski di pinggir jalan, di sekelilingnya terdapat hamparan sawah. Warungnya bernuansa tradisional dengan bangunan joglo. Semilir angin yang menerpa menambah kesyahduan bagi pengunjung. Kapasitas pengunjung bisa mencapai 70 orang, namun jika duduk lesehan bisa untuk 100 orang.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar