Misa Imlek Gereja Santo Antonius Muntilan Berhias Ribuan Lampion Limbah Plastik

Dilihat 245 kali
Suasana Gereja Santo Antonius Padua Muntilan, Kabupaten Magelang dihiasi ribuan lampion dari botol plastik bekas.

BERITAMAGELANG.ID - Umat Katolik Gereja Santo Antonius Padua Muntilan, Kabupaten Magelang, menggelar misa perayaan Imlek 2576 tahun 2025 dengan ornamen lampion dari botol plastik bekas.


Hal itu menunjukkan toleransi keterbukaan, isu sosial tentang pengelolaan limbah agar lebih ramah lingkungan.


Ketua Panitia Imlek Gereja Santo Antonius Muntilan, Ardiyanto Pramono mengatakan ornamen Imlek dari botol plastik bekas ini merupakan ide inisiatif bersama agar berbeda dari perayaan Imlek tahun tahun sebelumnya.


Bahan botol plastik bekas dan galon air mineral yang biasanya hanya berakhir di tempat sampah itu dikumpulkan dari berbagai sumber. Kemudian disulap menjadi ratusan lampion cantik yang menghiasi berbagai sudut gereja.


"Jumlahnya yang kita pakai sekitar 100 kg lebh dan kita jadikan lampion ini total jumlahnya sekitar seratusan (lampion)," kata Ardiyanto, Senin (3/2/2025).


Menurutnya, misa Imlek yang digelar Minggu (2/2/2025) juga menjadi pesan bagi banyak orang bahwa sampah plastik bisa digunakan untuk hal-hal yang lebih baik. 

 

Selain itu, keberadaan Gereja dan prosesi misa Imlek menjadi simbol gotong royong dan sarana kampanye lingkungan yang lebih membumi ke masyarakat. Dimana proses pembuatan lampion melibatkan puluhan orang dari umat dan masyarakat.


Selain itu, panitia perayaan Imlek ini terdiri atas berbagai kalangan, tidak hanya warga Tionghoa saja. Kalangan muda juga banyak terlibat.


"Jadi ini kolaborasi. Saya justru ingin meningatkan bahwa isu lingkungan ini kita harus melewati batas-batas keyakinan dan agama karena dunia milik kita bersama," ungkapnya.  


Selain menambah oriental, keberadaan lampion plastik dengan dominasi warna merah di lingkungan Gereja Santo Antonius Muntilan juga meninggalkan kesan tersendiri bagi yang melihatnya.


Diperkirakan umat yang hadir mencapai ribuan. Mereka tidak hanya berasal dari Magelang saja namun juga dari kota lain di Jawa Tengah.


Salah satu umat yang turut berperan dalam ide pembuatan lampion limbah plastik, Aldhika Deinza mengatakan, pihaknya sangat antusias dan penuh sukacita dalam kreatifitas perayaan Imlek di Gereja Santo Antuonius Muntilan, karena bertepatan dengan hari ulang tahun tempat kerjanya, Jogja English Centre ke 11.


"Sehingga ini menjadi suka cita ketika kami boleh dilibatkan dalam perayaan Imlek. sebenarnya isu-isu juga apa yang disampaikan ini tentang isu sosial ini tentang pengelolaan limbah dan sebagainya," tuturnya.


Isu lingkungan menurut Aldhika, juga menjadi dasar tiga nilai usaha yakni pendidikan, kedua adalah pariwisata dan yang ketiga adalah kebudayaan.


Definisi pendidikan di sini maksudnya adalah kita juga ikut berkontribusi terhadap edukasi, bagaimana mengolah limbah supaya tidak menjadi isu yang semakin merebak. Sedangkan hasil dari kolaborasi adalah digelarnya perayaan Imlek yang merupakan bagian dari tradisi.


"Bahwa kami ingin berkolaborasi dengan semua stakeholder begitu untuk selalu melestarikan budaya-budaya seperti ini bahwa ini jadi bagian tradisi jadi pelestarian budaya," jelas Manager Pemasaran Jogja English Training Centre ini.


Sementara itu, Pemimpin Misa Imlek 2025 Gereja Santo Antonius Muntilan, Romo Effendi Kusuma Sunur SJ berpesan agar semangat pelestarian lingkungan dan tradisi kerukunan bangsa tetap terjaga.


Adapun makna Shio Imlek tahun ini ular kayu yang melambangkan energi pertumbuhan, kebijaksanaan dan kecerdasan. Pertumbuhan itu dibutuhkan unsur tanah yang memperkuat karakter sifat kreatif, fleksibel dengan kemampuan mengendalikan diri dan pikiran.

 

Dijelaskan Romo Effendi bahwa dari shio itu diharapkan semua keinginan terwujud, rejeki melimpah tumbuh kuat, secara material maupun spiritual.


Ptoses tumbuh secara spiritual dan material itu berdasar kepada Tuhan. Melalui iman dan usaha tentu akan menghasilkan kemakmuran yang bermanfaat bagi sesama.

 

"Jika kita sungguh-sungguh berakar di Tuhan, sehingga pada saatnya akan menghasilkan banyak buah," jelasnya.


Usai khusyuk mengikuti Misa, semua umat berkumpul bercengkrama, sambil menyaksikan atraksi Baronsai dan Liong di halaman Gereja Santo Antonius Padua Muntilan Kabupaten Magelang.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar