Petani Borobudur Okulasi Tanaman Jeruk Non Biji

Dilihat 1772 kali
Petani di Kembanglimus Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang melakukan okulasi tanaman jeruk untuk meningkatkan kualitas
BERITAMAGELANG.ID - Petani jeruk di sekitar Candi Borobudur melakukan teknik okulasi (budding) atau penggabungan dua bagian tanaman yang berlainan sehingga menjadi satu kesatuan untuk meningkatkan kualitas buah tanaman mereka.

Okulasi itu para petani berkerjasama dengan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang dan Fakultas Pertanian Universitas Negeri Tidar (Untidar) Magelang. Lokasinya di kebun jeruk Gapoktan Sumber Makmur Desa Kembanglimus Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang, Sabtu (31/7/2021).

Dosen Pembimbing Pertanian Untidar Magelang Ahmad Habibullah mengatakan untuk entres (batang yang ditempelkan), peminatan masyarakat ada 3 yaitu jeruk varietas Tawangmangu, Geprok Siamadu, dan Sitayam. Ketiga buah jeruk itu memiliki keunggulan buah lebih besar dan rasanya manis. 

Berdasar penelitian terhadap tiga entres batang pohon jeruk itu akan dapat melahirkan buah jeruk tanpa biji. Tim Untidar juga memanfaatkan sinar gamma untuk dites DNA.

Lebih lanjut dikatakan Habibullah jika sinar gamma berfungsi untuk memutus sel-sel, sehingga terjadi perubahan seperti yang awalnya memiliki biji menjadi tidak ada, dan dari warna hijau menjadi warna lain. 

"Jadi kita melakukan radiasi menggunakan sinar gamma itu akan ada perubahan dari sel-sel entres jeruk. Kita harapkan dari mutasi 3 varietas ini ada buah tanpa biji," ujarnya.

Melalui penelitian itu nilai keberhasilan okulasi buah tanpa biji 2% sampai 3% yang nantinya menjadi bakal bibit unggul sebagai upaya meningkatkan kualitas hasil pertanian eduwisata sekitar Candi Borobudur.

"Untuk total mata entres yang ditempel itu ada 930 lebih dan sempat ada perubahan karenakan rusak," ujarnya.

Paska proses okulasi dibutuhkan perhatian dan perawatan ekstra dari petani yakni dalam hal pengairan hingga pemupukan. Sedangkan untuk memperoleh hasil dari okulasi ini masih butuh waktu sekitar satu setengah tahun lebih.

Luas lahan yang dikembangkan mencapai 2.000 meter lebih dengan pola tumpangsari buah jeruk dan nanas Benggolo. Kedua tanaman buah itu menjadi potensi andalan bagi masyarakat sekitar dalam mendukung pariwisata Borobudur.

Lokasi lahan berada di antara Home Stay Balai Ekonomi Desa (Balkondes) Kembanglimus dan rest area wisata Borobudur. 

"Yang perlu diperhatikan dalam budi daya tanaman tersebut terutama perairan, pemupukan, dan pengendalian OPT (organisme pengganggu tanaman)," pesan Kabid Tanaman Pangan dan Hortikultura pada Distanpangan Kabupaten Magelang Ade Sri Kuncoro di sela kegiatan tersebut.

Selain pada buah jeruk okulasi teknologi sinar gamma juga sudah diterapkan pada 1.000 tanaman kelengkeng Borobudur. Terdapat tiga varietas kelengkeng yang berhasil dikembangkan yakni jenis Kateki, Itoh dan Wusan.

"Selain membantu petani dalam budi daya upaya kita ini juga mendukung pariwisata," pungkasnya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar