Ribuan Warga Padati Tradisi Grebeg Lentheng Maulid Nabi

Dilihat 1990 kali
Tradisi Grebeg lentheng Gunung Bakal Tempuran Kabupaten Magelang yang diikuti ribuan warga dalam perayaan Maulud Nabi Muhammad SAW Tahun 1444 H/2022 M.

BERITAMAGELANG.ID - Memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW ribuan umat muslim memadati masjid Baiturrahim di Dusun Gunung Bakal Desa Sumberarum Kecamatan Tempuran Kabupaten Magelang Sabtu (8/10/2022). Warga yang datang dari berbagai daerah tersebut duduk lesehan di halaman masjid, rumah rumah warga hingga jalan desa demi mengikuti prosesi budaya Grebeg Lentheng Gunung Bakal Desa Sumberarum Tempuran.


"Prosesi gunungan Lentheng sejak zaman dahulu dan 2 tahun saat pandemi ritual tetap dilakukan hanya untuk warga setempat. Ini baru pertama sehingga digelar sungguhan," kata Kepala Dusun Gunung Bakal, Ahmad Jadin.


Jadin mengungkapkan jika Lentheng hasil buatan warga Bakal dijamin enak dan tahan lama meski tanpa pengawet. Hal itu karena semua proses pembuatan masih dilakukan secara manual seperti menggiling beras ketan menggunakan kayu buah kokosan dan gedebhog pisang. Semua itu sesuai yang diajarkan Simbah Raden Sayid Abdullah, seorang penyebar ajaran Islam ke tanah Jawa. 


Diceritakan kala itu masyarakat sekitar Gunung Bakal masih menganut ajaran Hindu Budha dengan adat sesaji untuk dewa ketika masa panen. Tradisi sesaji itu oleh Simbah Raden Sayid Abdullah kemudian diubah dengan pembuatan sedekah gunungan hasil bumi, buah buahan dan juga kerupuk Lentheng. 


Dalam tradisi ini setiap pintu rumah warga Gunung Bakal terbuka bagi setiap tamu saudara yang berkunjung. Sebagai suguhan jamuan dan buah tangan, sang pemilik rumah telah menyediakan kerupuk lenteng dan rengginang paling sedikit 10 kg beras ketan, tergantung nantinya jumlah saudara yang datang.  


Sedangkan gunungan yang terdiri dari ratusan kerupuk Lentheng, rengginan dan hasil bumi ditempatkan dalam masjid. Setiap jamah yang datang dapat melihat langsung seraya memanjatkan doa keselamatan dan keberkahan. Kegiatan grebeg lentheng diawali dengan tausyiah pengajian dan dilanjut dengan doa bersama sebagai ungkapkan rasa syukur kepada Tuhan atas rejeki dan keselamatan. Sebagai puncak tradisi dibagikan ribuan lentheng kepada para jamaah yang menjadi sedekah warga Gunung Bakal.


"Bahan utama lentheng adalah beras ketan yang mengandung makna perekat silaturahmi antar warga. Proses pembuatan masih sama dan selalu untuk digelar setiap tahu agar terhindar dari 'pagebluk' atau petaka," jelas Jadin.


Tradisi berusia ratusan tahun ini juga masuk dalam Fasilitasi Upacara Tradisi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang. 


Sekda Kabupaten Magelang Adi Waryanto yang hadir dalam acara tersebut mengatakan tradisi Grebeg gunungan lentheng ini sudah ada kurang lebih sejak 1.700 tahun lalu yang merupakan jati diri bangsa, mencerminkan ciri khas watak luhur masyarat. Tradisi gunungan lentheng masyarakat Jawa ini juga wujud penghormatan dan ucapan rasa bahagia menyambut kelahiran Baginda Nabi Muhammad SAW sebagai utusan Allah yang membawa ajaran Islam untuk menyempurnakan akhlak manusia.


Karena dalam Maulid Nabi ini, lanjut Adi, kita mendapat suatu nilai pelajaran dari Baginda Nabi dalam mengatasi ujian dan tantangan yang sangat berat pada zamannya. 


Diharapkan pula tradisi Grebeg lentheng ini dapat menjadi wadah memperkuat tali silaturahmi dan ukhuwah Islamiyyah dalam menjaga kondusifitas rasa aman nyaman bersama.


"Melalui Maulid Nabi ini mari kita jadikan momentum merefleksikan kembali ajaran Baginda Nabi Muhammad SAW. Sekaligus mencontoh menteladani ajaran Beliau dalam syiar agama Islam," jelas Adi.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar