Seni Tari Terpahat Pada Dinding Candi Borobudur Menginspirasi Eko Sanyoto Menciptalan Tarian

Dilihat 1354 kali
Eko Sanyoto budayawan dan Pemilik Sanggar Kinnara Kinnari Borobudur.

BERITAMAGELANG.ID - Seni tari yang terpahat dalam bentuk relief pada dinding batu Candi Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah, menjadi inspirasi bagi Eko Sanyoto pemilik Sanggar Kinnara-Kinnari Borobudur. Pasalnya, dengan mempelajari dan meniru  gerakan seni tari  pada relief-relief terukir indah di batu candi, diekspresikan untuk menciptakan tarian.

"Gerakan tari yang terukir di bantu candi, menginspirasi untuk menciptakan tarian, dan sekaligus membawa berkah, karena banyak turis asing yang datang dan belajar menari di Sanggar," kata Pemilik Sanggar Kinnara Kinnari Borobudur, Eko Sanyoto, kemarin.

Menciptakan tarian yang bersumber dari relief Candi Borobudur, membuat Eko Sanyoto dengan Sanggar Kinnara-Kinnari, diundang ke Sydney University Australia, dalam acara workshop yang akan berlangsung pada 29 Juli 2024. "Ya kita syukuri, berkat mempelajari tari pada relief candi, diundang pada acara workshop, dan sekaligus promosi," ujarnya.

Relief-relief yang terukir di dinding Candi, baik Candi Borobudur, Mendut dan Candi Pawon termasuk narasinya tersebut, justru digemari para wisatawan asing, karena mereka tidak hanya melihat candi dengan reliefnya, tetapi bisa mempelajari dan diekspresikan dalam bentuk tarian yang bisa dilakukan sehari-hari.

Tumpukan batu dalam bentuk Candi Borobudur, merupakan karya putra Nusantara sejak zaman Dinasti Syailendra, dan hingga kini tetap berdiri kokoh. Sebagai bangunan suci peninggalan agama Buddha, di dalamnya memuat banyak relief-relief yang tak ternilai manfaatnya sebagai bahan kajian berbagai disiplin ilmu.

Menurut Eko Sanyoto, dengan mempelajari tarian dalam bentuk relief yang tergambar di dinding batu Candi itu, membuat wisatawan asing untuk datang ke Borobudur, seperti wisatawan asal Taiwan sebanyak 15 khusus untuk belajar tari, nabuh gamelan dan lainnya.

 Memang, lanjutnya, candi yang dibangun oleh Dinasti Syailendra tersebut adalah sebuah karya agung atau mahakarya budaya yang telah diakui dunia, oleh UNESCO sebagai peninggalan budaya dunia.  

Dari banyaknya relief yang terdapat di Candi Borobudur, mulai dari relief Karmawibanga sampai Gandavyuha yang jumlahnya sampai 1.460 panel relief berbentuk naratif (cerita), tentunya merupakan sumber inspirasi yang tak pernah kering untuk dapat dijadikan penggalian ide berkarya seni, baik seni pertunjukan, seni rupa, maupun seni sastra.

Seni tari sebagai suatu bentuk ekpresi jiwa yang diungkapkan melalui gerak ritmis yang estetis, tentunya tidak lepas dari berbagai apek yang melingkupinya, seperti wiraga (teknis gerak), wirama (kepekaan irama), wirasa (kepekaan rasa).

Untuk menghasilkan karya tari (koreografi) ideal, ketiga aspek tersebut masing-masing saling berkelindan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan lainnya. Apabila dicermati, masing-masing sanggar telah menghasilkan karya yang sangat berbeda dengan gaya tari yang sudah ada selama ini.

Gaya seni tari yang tergambar di relief Candi Borobudur, merupakan jenis tari yang memiliki karakteristik khusus, yakni bentuk-bentuk pose ketubuhan tribangga dan tema bersumber dari relief Candi Borobudur sebagai identitas kultural.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar