Menko AHY Tinjau Kesiapan Sekolah Rakyat Menengah Atas Antasena Magelang

Dilihat 129 kali
Menko AHY tinjau kesiapan Sekolah Rakyat Menengah Atas "Antasena", Minggu (13/7/2025).

BERITAMAGELANG.ID - Menko Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Agus Harimurti Yudhoyono meninjau kesiapan Sekolah rakyat Menengah Atas 'Antasena' di Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang, Minggu (13/7/2025) sore. Ia menilai sarana dan prasarananya cukup lengkap.


"Iya ini baik sekali, apalagi lokasinya cukup besar 2,3 hektar. Ini cukup ideal, masih lega, anak-anak bisa punya kegiatan yang positif. Apalagi tadi ada lapangan basket dan tenis," katanya.


Melihat kondisi itu, ia menilai sekolah untuk kalangan ekonomi lemah ini sudah siap digunakan. 


"Renovasi sudah selesai dilakukan. Sebelumnya, Kemensos yang memilih lokasi ini untuk dijadikan sekolah rakyat," ucapnya.


Dikatakannya, sekolah rakyat merupakan program strategis Presiden Prabowo yang tidak bisa ditunda. Sekolah Rakyat Menengah Atas di Antasena sifatnya mengawali. Kemensos dan PUPR terus mencari lokasi-lokasi yang nantinya dijadikan sekolah Rakyat secara permanen. Harapannya setiap kabupaten ada sekolah rakyat.


Di sekolah rakyat Antasena ini sudah memiliki asrama, ruang kelas, laboratorium, tempat olah raga yang cukup untuk menampung 100 siswa.


Secara bersamaan pada 14 Juli 2025, sebanyak 63 sekolah rakyat di seluruh Indonesia sudah siap untuk dibuka. Setiap sekolah rakyat memiliki daya tampung sebanyak 100 siswa. Jumlah itu dibagi menjadi empat kelas dengan rombongan belajar sebanyak 25 orang.


"Sekolah rakyat menjadi sarana untuk memutus rantai kemiskinan. Anak-anak dari kalangan ekonomi lemah akan mendapatkan pendidikan yang layak berkualitas dan diharapkan menjadi generasi bangsa yang lebih baik ke depannya," harapnya.


Supriyono, kepala Sentra Antasena menyampaikan, hari pertama masuk sekolah pada 14 Juli 2025, siswa diantar orang tua masuk asrama. Siswa lebih dahulu dicek kesehatannya.


Kemudian akan diadakan pembukaan MPLS atau Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah. Jumlah siswa yang terdaftar ada 100 orang, terdiri dari 48 laki-laki dan 52 perempuan. Semua siswa ini berasal dari 21 kecamatan yang ada di wilayah Kabupaten Magelang.


Diakui oleh Supriyono, ada beberapa calon siswa yang ditolak karena tidak memenuhi persyaratan. Seperti ekonomi yang sudah cukup.


"Kita lakukan verifikasi di lapangan, apakah benar-benar miskin atau tidak," katanya.


Ditambahkan, bahwa siswa yang diterima adalah yang masuk katagori miskin.


"Jadi setiap yang miskin kita terima, kalau yang sudah cukup langsung kita tolak," tegasnya.


Sementara itu, Sekretaris Ditjen Prasarana strategis PUPR, Essy Asiah menambahkan, tahap pertama ini, jumlah gedung yang direnovasi untuk dijadikan sekolah rakyat sebanyak 63 titik di seluruh Indonesia.


Sedangkan di Magelang, masih belum siap karena harus memverifikasi tanah lebih dulu. Informasinya, calon sekolah rakyat ada di kecamatan Kaliangkrik.


"Pada prinsipnya, kalau semua sudah siap, clear and clear, maka PUPR akan segera melakukan pembangunan," ucap Essy.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar