Taruna Akmil Lestarikan Lingkungan, Tebar 6.000 Benih Ikan dalam Tradisi Miwak

Dilihat 67 kali
Taruna Akmil berpartisipasi dalam Tradisi Miwak, tebar ikan di Sungai Sileng Borobudur sebagai pelestarian lingkungan

BERITAMAGELANG.ID - Ratusan taruna Akademi Militer (Akmil) bersama warga menggelar ritual Miwak atau menebar ribuan benih ikan di Kali Sileng Desa Wanurejo Kecamatan Borobudur Kabupaten Magelang, Jumat (21/11). Tradisi tersebut merupakan rangkaian puncak kegiatan Praja Bhakti Taruna Tingkat 2 Akademi Militer di sejumlah di lereng perbukitan Menoreh.

Prosesi diawali dengan kirab dari Omah Mbudur Dusun Jowahan Desa Wanurejo menuju Sungai Sileng yang berada di lembah lereng perbukitan Menoreh. 

Lantunan tembang Jawa mengiringi langkah para Taruna Akmil bersama Masyarakat Adat Nusantara (Matra) dalam tradisi bakti bumi. Setiap taruna nampak membawa ratusan kantong benih ikan. 

Komandan Batalyon Tingkat 2 Madya, Letkol Inf Satrio Budi Bowolaksono mengatakan, inti dari kegiatan Praja Bhakti ini adalah memberikan dampak positif bagi masyarakat, di samping kegiatan teritorial ke para Taruna. 

Kegiatan Praja Bakti, digelar selama empat hari di enam desa, yakni Tuksongo, Wanurejo, Kembanglimus, Kenalan, dan Tegalarum. 

Sebanyak 440 taruna bermukim di enam desa tersebut untuk melaksanakan giat teritorial seperti komunikasi sosial (Komsos) ke tokoh-tokoh masyarakat, bakti sosial seperti penghijauan, bersih-bersih aliran sungai, tebar ikan, renovasi rumah tidak layak huni (RTLH) dan lainnya.

"Manfaatnya adalah memberikan pelajaran bagi para Taruna bahwa kita berasal dari rakyat, oleh rakyat dan untuk rakyat, bahwa kita harus kembali ke rakyat. Kita adalah tentara rakyat," kata Satrio di sela kegiatan tersebut.

Tidak saja melestarikan tradisi dan alam, kegiatan taruna dalam tradisi warga lereng perbukitan Menoreh ini juga menjadi salah satu materi sejarah bagi para taruna atas perjuangan Pangeran Diponegoro dan Jendral Sudirman dalam perang gerilya melawan penjajah.

Selain itu, Praja Bhakti kali ini juga menjadi upaya pemetaan kantong-kantong pertahanan dalam gerilya berbasis masyarakat, jika suatu saat terjadi pertempuran.

"Tujuan mengikuti tradisi Miwak, untuk melestarikan budaya karena sudah menjadi tradisi dan melestarikan lingkungan hidup agar tetap asri dan terjaga kelestariannya," jelas Satrio.

Secara khusus, Bupati Magelang Grengseng Pamudji hadir dalam kegiatan budaya taruna Akmil tersebut. 

Saat berinteraksi dengan taruna dan anggota Matra, Bupati menyampaikan apresiasi atas kegiatan pelestarian budaya dan alam Kali Sileng.

Bagi masyarakat setempat, alur Sungai Sileng adalah nadi kehidupan yang sejak dahulu kala selalu dijaga melalui tradisi Miwak oleh nenek moyang. 

"Tradisi Miwak, kita menjaga kelestarian lingkungan sungai, karena air adalah kehidupan. Jangan sampai air hanya ditaburi limbah," ujar Penasehat Matra Jateng, Nuryanto yang kerap disapa Ki Hajar Samudro.

Menurutnya, jumlah ikan yang ditebar oleh taruna sekitar 6.000 ekor jenis melem. Benih ikan endemik sungai di Magelang tersebut merupakan sumbangan dari pelaku wisata kuliner di sekitar Candi Borobudur dan Magelang.

"Miwak ini juga untuk mendukung ketahanan pangan, gizi kita yang terpelihara ekosistemnya," pungkas Nuryanto.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar