Bunga Mawar Jadi Salah Satu Komoditas Unggulan Petani Pakis

Dilihat 5935 kali
Sebagian petani di Kecamatan Pakis Magelang, masih mengandalkan bunga mawar sebagai komoditas utama pertanian.

BERITAMAGELANG.ID - Keberadaan bunga mawar dalam budaya masyarakat Indonesia khususnya Jawa, sangatlah penting, salah satunya untuk mendukung kegiatan ziarah. Dimana budaya tabur bunga saat ziarah menjadi ritual yang harus dilakukan.


Kawasan Kecamatan Pakis Kabupaten Magelang, bisa dikatakan menjadi pemasok mawar satu-satunya di Kabupaten Magelang karena budidayanya hanya dijumpai di kecamatan tersebut.


Dengan kondisi tanah yang subur dan ketinggian yang cukup, membuat banyak petani mawar merah dan putih dijumpai di kawasan Kecamatan Pakis Magelang.


Panen bunga mawar tiap dua hari sekali, satu keranjang bunga dihargai Rp 50 ribu, sekali panen dapat dua keranjang.


"Selain untuk kebutuhan ziarah, juga ada yang menggunakan sebagai bahan baku minyak wangi," ucap salah satu petani bunga mawar, Atun (42), warga Dusun Widen Desa Kecamatan Pakis Magelang.


Menurut Atun, harga bunga mawar bisa melonjak drastis hingga Rp 900 ribu hingga Rp 1 juta saat bulan Ruah mendekati Ramadhan. Karena saat itu permintaan bunga mawar meningkat.


Dan saat ini banyak petani bunga mawar di Pakis Magelang, memotong bagian ranting bunga tersebut, agar bisa trubus dan berbunga lebih banyak pada bulan Ruah tahun ini.


"Ya lumayanlah hasilnya saat permintaan bunga mawar naik. Selain bulan Ruah, harga mawar juga bisa naik saat musim kemarau dimana produksi bunga mawar menurun namun permintaan tetap," ungkap Atun, yang sudah 20 tahun menjadi petani mawar.


Dari hasil bertani bunga mawar tersebut, Atun bersama suaminya Trimo (42) berhasil menguliahkan anaknya pelayaran di Jakarta. Hal itu yang membuat banyak petani bunga mawar bertahan dan terus menanam komoditas tersebut.


"Kami bersyukur dari hasil bertani bunga mawar ini dapat untuk mencukupi kebutuhan hidup dan mensekolahkan anak," papar Trimo.


Tak hanya tanaman bunga mawar, dalam lahan tersebut, menggunakan sistem tumpang sari, dengan menanam tanaman lain, berupa sayur sawi dan loncang.


"Meskipun ada tanaman lainnya, yang utama dalam lahan ini adalah tanaman bunga mawar karena lebih cepat menghasilkan.


Dua hari sekali panen, kemudian tiap dibawa ke Pasar Bunga Pakis, untuk dijual ke dalam dan luar daerah Kabupaten Magelang," terang Trimo.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar