Bupati Magelang: Pengurangan Resiko Bencana Tanggung Jawab Bersama

Dilihat 1653 kali

BERITAMAGELANG.ID - Jelang musim penghujan, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Magelang menggelar rapat koordinasi pengurangan resiko bencana, di Aula Kantor BPBD Kabupaten Magelang, Kamis (31/10/2019).


Bupati Magelang, Zaenal Arifin, dalam arahannya mengatakan pengurangan resiko bencana tidak hanya menjadi tanggung jawab BPBD, namun juga seluruh elemen masyarakat dan stakeholder terkait.


Menurutnya, bencana alam bisa datang dari alam dan manusia itu sendiri. Maka harus dilakukan pencegahan sejak dini. Ia juga meminta kepada BPBD Kabupaten Magelang untuk melakukan koordinasi kepada seluruh dinas terkait. 


"Seperti angin puting beliung yang terjadi di Kecamatan Pakis beberapa waktu lalu. Maka nanti BPBD harus segera memetakan titik-titik rawan bencana, sehingga masyarakat selalu waspada," kata Zaenal.


Lanjut Zaenal, apabila di titik-titik tertentu terjadi bencana, BPBD harus segera melakukan langkah-langkah strategis dan membentuk pos di lapangan sehingga masyarakat mendapatkan rasa aman.


"Lakukan kaji cepat, apakah perlu tanggap darurat atau tidak. Karena situasi tanggap darurat inilah titik point penting pemerintah untuk bisa segera melakukan tindak lanjut," pungkas, Zaenal.


Kepala BPBD Kabupaten Magelang, Edy Susanto menyebutkan jumlah kejadian bencana di wilayah Kabupaten Magelang mulai dari tahun 2014-2019 terus mengalami peningkatan, dan didominasi oleh bencana hidrometeorologi (bencana yang dipengaruhi oleh fluktuasi keberadaan air).


"Di tahun 2018 hingga akhir tahun kemarin sebanyak 447 kejadian, dan didominasi oleh bencana hidrometeorologi (209 tanah longsor dan 105 angin kencang)," kata Edy.


Menurutnya, kejadian tanah longsor dan angin kencang memiliki daya pacu yang cukup tinggi, baik berdampak dalam menimbulkan kerugian harta benda, ataupun kerugian sosial masyarakat.


Di samping itu, Kabupaten Magelang juga memiliki ancaman kekeringan pada musim kemarau yang baru saja terjadi. Namun demikian BPBD Kabupaten Magelang harus selalu tanggap darurat, dengan memberikan bantuan berupa droping air. Memasuki musim penghujan, Edy mengatakan, bencana yang harus diwaspadai adalah tanah longsor dan angin kencang, selain itu juga banjir. 


"Tidak ada satu kecamatan pun di Kabupaten Magelang yang bebas dari ancaman bencana, meskipun dalam bentuk yang berbeda-beda," katanya.


Dalam kesempatan yang sama, Edy juga menyebutkan kejadian tanah longsor paling sering terjadi di Kecamatan Salaman dengan 48 kejadian di tahun 2018, kemudian disusul Kecamatan Borbudur dengan 24 kejadian, ada pula di Sawangan, dan Kajoran.


"Sementara puting beliung terjadi hampir di semua Kecamatan," ungkapnya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar