Kerajinan Pucang di Ujung Tanduk

Dilihat 3083 kali
Perajin mengolah limbah tanduk menjadi kerajinan bernilai seni tinggi di Desa Pucang Kecamatan Secang.

BERITAMAGELANG.ID - Desa Pucang Kecamatan Secang yang terkenal dengan penghasil kerajinan souvenir berbahan tanduk, saat ini  mulai kekurangan perajin.


"Kurangnya regenerasi membuat perajin tanduk di Pucang mengalami krisis. Bisa dikatakan perajin tanduk kerbau berkurang 75%," ucap salah satu perajin tanduk Desa Pucang, Basyir, Jumat (13/9).


Usaha kerajinan tanduk menjadi primadona dari tahun 1989 hingga saat ini. Desa Pucang juga pernah meraih juara 1 desa kreatif dalam lomba desa vokasi pada 2010.


Namun, sebagian besar perajin sudah beralih ke kerajinan berbahan dasar kayu. Ditambah banyak perajin tanduk yang sudah meninggal dunia, serta generasi penerusnya tidak ada, hal tersebut membuat krisis perajin tanduk di Pucang, yang kini tinggal empat rumah yang masih konsisten berproduksi.


"Bahan baku tanduk sebenarnya masih mudah didapat. Harapan saya produksi kerajinan tanduk tetap masih bisa jalan," kata Basyir.


Lanjut Basyir, untuk mencari perajin agak kesusahan karena memproses tanduk menjadi kerajinan itu butuh sentuhan seni, atau tidak asal bikin.


"Jadi yang dibutuhkan idealnya memang seniman," lanjutnya.


Adapun untuk kerajinan kayu dengan produk berupa gantungan kunci, aksesoris dan lain-lain sebagian sudah mempunyai pasaran di Candi Prambanan, Malioboro dan obyek wisata lainnya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar