Wisata Alam sebagai Penyeimbang Hidup

Dilihat 1870 kali
Wisata alam dapat menjadi penyeimbang kehidupan manusia sekaligus memberikan pencerahan dari rutinitas kesibukan keseharian. Foto: freepik.com

Masih terasa sekali lebaran beberapa waktu lalu, objek-objek wisata dipadati banyak pengunjung. Objek-objek wisata alam pada umumnya tingkat kunjungannya cukup tinggi. Pengunjung ingin menikmati keindahan alam sebagai santapan rohani. Hal tersebut sangat wajar, karena ketika pandemi berlangsung, kunjungan wisatawan dibatasi, bahkan banyak yang ditutup. Maka ketika, regulasi dari pemerintah untuk membuka kembali destinasi wisata, seperti air bah menjebol bendungan, kunjungan wisatawan ke objek-objek wisata membludak.


Mereka melakukan perjalanan wisata pada umumya mempunyai banyak tujuan, seperti ingin menikmasi keindahan alam di tempat-tempat yang jauh, ingin mengerti dan menghayati kebudayan masyarakat negara atau daerah lain, mengembalikan kesegaran fisik, serta ingin beristirahat dan menjuahkan diri dari tugas kesibukan rutin (Mangatas Siringoringo, 2017).


Mengingat destinasi wisata sekarang banyak dikunjungi, terutama wisata alam, kiranya perlu pemikiran agar destinasi wisata alam ini bisa menarik wisatawan. Progressnya semakin meningkat, baik dari aspek pelayanan, fasilitas, maupun tingkat kenyamanan juga kesehatan wisatawan.


Penyeimbang hidup


Pada dasarnya wisata alam merupakan aktivitas rekereasi dan pariwisata yang memanfaatkan potensi alam untuk menikmati estetika alam baik yang masih alami ataupun sudah mengalami proses usaha budi daya dengan ekspektasi menarik winata wisatawan untuk berkunjung.


Wisata alam biasanya digunkan untuk penyeimbang hidup setelah melakukan aktivitas yang padat serta riuhnya kehidupan di kota. Ekspektasi setelah melakukan wisata alam tubuh dan pikiran bisa menjadi segar kembali, sehingga nantinya bisa  bekerja dengan lebih kreatif lagi karena dengan melakukan wisata alam kita bisa mendapatkan kesenangan jasmani maupun rohani.


Sebagai kiat mendorong progresivitas sektor pariwisata, maka daerah-daerah yang memiliki potensi pariwisata yang bagus terus didorong untuk dielaborasikan. Tujuannya tidak lain agar sektor pariwisata dapat membeikan kontribusi lebih besar terhadap perekonomian Indonesia.


Adapun di antaranya telah banyak diupayakan yaitu menampilkan hal-hal yang menarik seperti pembuatan web dan blog serta jejaring sosial lainnya yang menyajikan informasi aktual terkait perkembangan industri pariwisata di Indonesia. Di samping itu, upaya tersebut juga merupakan langkah untuk lebih  mengenalkan pada dunia bahwa Indonesia memiliki banyak keindahan alam sebagai objek pariwisata.


Dalam hal ini, agar destinasi wisata menarik pengunjung, kiranya perlu dilakukan langkah-langkah stategis, di antaranya, pertama, daya pembeda. Destinasi wisata tersebut perlu memiliki diferensiasi objek dan atraksi dengan tempat lain. Implikasinya destinasi wisata itu perlu memiliki daya tarik khusus dan atraksi budaya yang dapat dijadikan media seni pertunjukan bagi wisatawan.


Kedua, kelengkapan fasilitas. Destinasi wisata tersebut selain banyak yang dapat dilihat dan disaksikan, harus disediakan fasilitas rekreasi yang dapat membuat wisatawan betah tinggal lama di tempat itu. Dengan fasilitas yang lengkap akan dapat membuat wisatawan nyaman dalam menikmati kunjungan wisatanya.


Ketiga, aksesibilitas memadai. Aksesibilitas merupakan tingkat kemudahan untuk mencapai daerah tujuan wisata seperti moda transportasi dan prasarana seperti jalan. Destinasi wisata akan dapat menarik pengunjung apabila aspek aksesibilitas ini tepenuhi. Tidak akan mungkin wisatawan mendatangi destinasi wisata, apabila aksesibilitas seperti moda jalan dan transportasi sulit.  


Apabila aspek-aspek pokok tersebut dapat terpenuhi, maka akan berbanding lurus dengan tingkat kepuasan pelanggan. Apabila kepuasan pelanggan sudah terbangun suara-suara mereka dapat dijadikan parameter juga sebagai media promosi. Untuk itu suara dari pelanggaan atau konsumen harus diperhatikan terutama terkait dengan standar pelayanan, mutu produk atau jasa sebagai sumber masukan bagi pengelola untuk melakukan perbaikan tingkat pelayanannya.


Lembaga yang responsif terhadap masukan pelanggan ditandai oleh fleksibilitas, kemauan untuk berubah, sikap responsif, pola berkomunikasi dengan konsumen dan kompetensi teknis. Membuat pelanggan puas memberi banyak manfaat, diantaranya daya persuasif gethok tular (word of mouth), relasi berkelanjutan, memberikan posisi tawar, dan sebagainya.


Sumber Daya Manusia


Berkaitan pariwisata sebagai industri, maka sumber daya manusia merupakan faktor yang sangat penting. Tidak bisa dipungkiri industri pariwisata memiliki hubungan langsung dengan wisatawan. Hal itu sangat bergantung pada kapabilitas karyawan dalam membangkitkan minat dan menciptakan kepuasan serta kenyamanan konsumen. Adagiumnya konsumen adalah raja yang perlu dilayani sebaik mungkin. Pengalaman tamu sebagai wisatawan dalam industri pariwisata merupakan aktivitas yang memiliki intensitas tinggi  dan tidak mudah ditiru atau disediakan oleh industri jasa lain.


Di samping itu, wisata alam sebagai penyeimbang kehidupan manusia, perlu dikelola secara profesional dengan melibatkan semua komponen, seperti pemerintah pengelola pariwisata, kelompok sadar wisata, tokoh-tokoh masyarakat dan sebagainya. Hal tersebut perlu dilakukan agar destinasi wisata tersebut dapat solid karena didukung banyak komponen.


Isu-isu aktual yang perlu menjadi perhatian, keterlibatan komunitas sekitar destinasi wisata perlu dioptimalkan. Apabila, memang sumber daya manusia sekitar belum memadai, menjadi kewajiban pengelola untuk meningkatkan kualifikasi mereka, seperti menyertakan komunitas sekitar untuk diikutkan dalam berbagai pelatihan pariwisata. Hal itu menandakan, di samping pengelola mencari benefit dari pengelolaan obyek pariwisata juga  mempunyai andil dalam pemberdayaan masyarakat.


(Oleh: Drs. Ch. Dwi Anugrah, M.Pd., Guru Seni Budaya SMK Wiyasa Magelang) 

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar