Kualitas Jajanan dan Oleh Oleh di Destinasi Wisata Jadi Perhatian Pemerintah

Dilihat 906 kali
Sekda Kabupaten Magelang Adi waryanto saat membuka kegiatan Penyuluhan Keamanan Pangan Untuk UMK Pangan Siap Saji Di Kawasan Borobudur yang diadakan BPOM Semarang di Manohara Resto, komplek TWCB, Kamis (11/11).

BERITAMAGELANG.ID - Borobudur merupakan kawasan destinasi super prioritas yang ditetapkan Presiden Jokowi. Untuk mendukung percepatan pembangunan pariwisata nasional, pariwisata Borobudur merupakan sektor ekonomi penting yang tidak hanya berfokus pada pembangunan fisik sarana dan prasarana, namun pusat kuliner menjadi hal penting. Dimana pengunjung yang datang selalu mencari makanan yang bisa dibawa sebagai oleh-oleh atau mencari jajanan khas di lokasi wisata.


"Ini perlu menjadi perhatian bersama, dimana keamanan pangan di daerah destinasi wisata perlu dilakukan agar wisatawan lokal dan mancanegara yang datang bisa terhindar dari kejadian luar biasa," demikian disampaikan Sekda Kabupaten Magelang Adi Waryanto saat membuka kegiatan Penyuluhan Keamanan Pangan Untuk UMK Pangan Siap Saji Di Kawasan Wisata Borobudur, yang disleenggarakan di Ruang Manohara komplek Taman Wisata Candi Borobudur, Kamis (11/11). Kegiatan ini diadakan Balai Besar Pengawas Obat Dan Makanan (BPOM) Semarang. 


Oleh karena itu, imbuh Adi, pemberian bimbingan, pembinaan harus dilakukan dan perlu intervensi program keamanan pangan kepada pedagang, pengusaha UMKM di daerah destinasi wisata. Sebagaimana dilakukan BPOM dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kualitas keamanan pangan di kawasan Borobudur.


Sesuai topik dari kegiatan ini, kata Adi, yakni keamanan pangan untuk pelaku usaha, seyogyanya minuman yang menjadi kebutuhan pokok dan menjadi pos pengeluaran terbesar setelah akomodasi, perlu mendapat perhatian serius dari masyarakat dan  para pelaku usaha. Hal itu dilakukan agar mampu memproduksi pangan yang sehat, aman dan bermutu serta higenis, dalam rangka mendukung program pariwisata nasional khususnya di kawasan strategis nasional Borobudur.


Sementara itu, Kepala BPOM Semarang Sandra M.P Linthin menyampaikan, Borobudur sebagai destinasi yang dikembangkan pemerintah, akan dikawal bersama-sama. 


"Tentunya menjadi harapan dan tanggung jawab bersama untuk tetap menjaga keamanan pangan dan kuliner-kuliner yang bergerak," katanya.


Hal itu tidak bisa dilakukan sendiri, melainkan harus bersama-sama dengan pihak-pihak yang terkait.


"Kita sudah bertemu dengan Dinkes maupun Bappeda Kabupaten Magelang, untuk mendiskusikan produk-produk makanan yang dijual di kawasan wisata Borobudur tetap memenuhi ketetuan yang berlaku," ujarnya.


Tentang keamanan pangan, menurut Sandra, bisa terjadi karena berteman dengan bahan bahaya seperti kimia dan mikroba. 


"Kemarin teman-teman saya sudah melakukan sampling kuliner di 32 tempat di kawasan Borobudur. Hasilnya, semua makanan yang dijual tidak bahaya. Namun demikian, Dinas Kesehatan tetap masih perlu meneliti terkait dengan sanitasinya," imbuh Sandra.


Kegiatan penyuluhan keamanan makanan ini, imbuh Sandra, masih akan diadakan lagi agar bisa mengakomodir semua pelaku kuliner dan usaha yang memproduksi makanan. 


"Kita kawal untuk mendapatkan izin edar, terutama untuk makanan atau olahan yang dijual eceran dan masa tenggangnya lebih dari tujuh hari, maka kemudian harus memiliki izin edar," katanya.


Sandra menegaskan, koordinasi BPOM dengan lintas sektor sangat diperlukan tentang efektivitas pengawasan obat dan makanan yang tidak hanya dilakukan oleh BPOM. Hal itu sesuai dengan Permendagri nomor 41/2018, dimana pembinaan pelaku usaha di kawasan wisata Borobudur ataupun Magelang dilakukan lintas sektor.


GM Taman Wisata Candi Borobudur Dan Manohara, Aryono Hendro Maliayanto menyampaikan terima kasih atas kepercayaan dari BPOM, sehingga Taman Wisata Candi Borobudur bisa turut andil berperan dalam rangka penyuluhan keamanan pangan. 


"Karena kami punya kewajiban secara tidak langsung, karena kami menjadi destinasi yang dipersiapkan menjadi destinasi super prioritas. Tentunya dalam melayani pengunjung kami juga punya kewajibab untuk memperhatikan keamanan, kenyamanan dan tentunya giat wisata di Borobudur," katanya. 


Perkembangan Covid-19 yang masih dirasakan sampai saat ini, terutama di Kabupaten Magelang yang masih berada di level 3 PPKM, maka kemungkinan geliat wisatawan belum banyak seperti yang diharapkan. Namun justru ini menjadi waktu yang baik untuk mempersiapkan apabila nanti semua sudah memasuki kenormalan baru terutama di Borobudur. 


"Kita persiapkan dengan sebaik mungkin, baik protokol kesehatan maupun keamanan makanan," tuturnya.


Menurut Aryono, wisatawan yang datang nantinya tidak hanya terkesan pada kemegahan kawasan Candi Borobudur saja, namun juga kenyamanan dan keterjaminan kuliner yang dirasakan dan layak dikonsumsi.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar