Majelis Taklim Salima Gelar Kajian Bertema Kesehatan

Dilihat 79 kali
Ustad Abdurrahman Dani menekankan pentingnya menjaga diri dari hal-hal yang dapat mencelakakan baik secara jasmani maupun rohani.

BERITAMAGELANG.ID - Majelis Taklim Sahabat Muslimah Muntilan (Salima) kembali menggelar kajian rutin dengan tema kesehatan yang berkelanjutan, di Djembar Joglo Jomboran Keji, Muntilan, Kabupaten Magelang, Selasa (4/11). Mengusung tema "Jangan Jerumuskan Dirimu pada Penyakit" bagian kedua, kajian ini menghadirkan Ustad Abdurrahman Dani, alumni Darul Hadist Yaman dan Praktisi Thibbun Nabawi, yang menekankan pentingnya menjaga diri dari hal-hal yang dapat mencelakakan baik secara jasmani maupun rohani.

Ustad Dani dalam tausiyahnya menyampaikan pesan pokok dari ajaran Islam, bahwa Allah SWT melarang setiap hamba-Nya untuk menjerumuskan diri sendiri pada penyakit, baik melalui perbuatan, lisan, hati, maupun perasaan. Larangan untuk mencelakakan diri sendiri dan orang lain ini juga ditegaskan oleh Nabi Muhammad SAW.

"Kita juga tidak boleh mencelakakan diri dengan makanan," terang Ustad Dani.

Mencelakakan diri dengan makanan ini, menurut Ustad Dani, mencakup larangan Allah Seperti mengonsumsi babi yang merupakan hewan pemakan najis dan mengandung cacing berbahaya. Selain itu, ada larangan memakan binatang buas yang dikhawatirkan dapat berdampak terhadap buasnya perilaku manusia, meniru sifat dari apa yang dimakannya.

Selain makanan, Ustad Dani juga menyoroti bahaya gaya hidup, termasuk kebiasaan sering bergadang yang disebutnya dapat mencelakakan diri sendiri. Rasulullah SAW, jelasnya, biasanya tidur di awal malam dan bangun setelah lewat tengah malam untuk mendirikan salat malam. Waktu salat malam ini ternyata beriringan dengan waktu bekerjanya tiroid, yang memberikan manfaat luar biasa bagi tubuh, seperti menguatkan aliran darah dan pencernaan, serta menjernihkan otak

Para jemaah tampak serius menyimak, mencatat untuk mengikat ilmu, khususnya ketika Ustad Dani menerangkan kesyirikan dan maksiat juga akan mencelakakan diri manusia di dunia dan akhirat, bahkan mencelakakan anak cucu.

Ustad Dani memperingatkan, ketika manusia menggantungkan perlindungan kepada selain Allah seperti jimat, susuk, dukun, atau penglaris untuk pelindung dari kemiskinan, maka, perlindungan tersebut termasuk dalam perlindungan yang paling lemah, dan perbuatan tersebut tergolong dosa syirik.

Mengenai hal ini, Ustad Dani mengutip QS Al Ankabut ayat 41: "Perumpamaan orang-orang yang mengambil pelindung-pelindung selain Allah adalah seperti laba-laba yang membuat rumah. Dan sesungguhnya rumah yang paling lemah adalah rumah laba-laba, kalau mereka mengetahui".

Ayat ini memberikan perumpamaan yang sangat jelas, yaitu perlindungan yang dicari selain dari Allah SWT diibaratkan seperti rumah laba-laba yang sangat rapuh dan lemah. Hal ini menunjukkan segala bentuk kekuatan, pertolongan, dan perlindungan dari makhluk atau benda-benda lain tidak akan sanggup menahan bahaya atau siksa, apalagi di hadapan kekuatan Allah. Hanya orang-orang yang berilmu (yang memahami ke-Esaan Allah) yang akan mengerti betapa lemahnya sandaran selain kepada-Nya.

Erviena, Ketua Majelis Taklim Salima, menyatakan kajian dengan tema kesehatan memang menjadi bagian dari materi yang ingin disampaikan kepada masyarakat. Menurutnya, Islam tidak hanya mengajarkan tentang kesehatan rohani, tetapi juga jasmani.

"Kajian hari ini dengan tema 'Jangan Jerumuskan Dirimu pada Penyakit' adalah bagian kedua, yang menunjukkan pentingnya topik ini untuk dikaji secara lebih dalam," ungkap Erviena.

Kajian ini memberikan manfaat yang besar bagi masyarakat dengan menyajikan perspektif Islam yang utuh mengenai kesehatan. Peserta kajian dapat memahami bahwa menjaga kesehatan tidak hanya sebatas fisik, tetapi juga melibatkan ketaatan pada syariat, menjauhi makanan haram, mengatur pola hidup sesuai sunnah, dan yang terpenting, menjauhkan diri dari syirik dan maksiat. Dengan demikian, masyarakat dibekali ilmu untuk mencapai keseimbangan hidup sehat jasmani dan rohani, yang merupakan kunci keselamatan di dunia dan akhirat.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar