BERITAMAGELANG.ID - Ratusan anak usia Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) memadati Joglo Kampung Seni Borobudur, Sabtu (13/12), untuk mengikuti kegiatan "Literasi Relief Candi Borobudur." Acara ini merupakan salah satu rangkaian dari perhelatan akbar Jagad Semar (Ajang Penghargaan Inovasi Daerah dan Semarak Seminar) yang diselenggarakan oleh Badan Perencanaan Pembangunan Daerah dan Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappeda dan Litbangda) Kabupaten Magelang.
Inisiatif literasi ini bertujuan untuk menanamkan pemahaman dan kecintaan terhadap Candi Borobudur sejak dini, menjadikannya salah satu ikon kebanggaan daerah.
"Anak-anak kita kenalkan sejak dini Candi Borobudur, kita berikan pemahaman cerita relief yang benar seperti apa," terang Kepala Bidang Penelitian dan Pengembangan pada Bappeda dan Litbangda Kabupaten Magelang, Puji Lestar.
Puji Lestari mengungkapkan, Borobudur merupakan ikon penting Kabupaten Magelang. Ia berharap melalui pengenalan sejak usia dini ini, generasi penerus dapat menjadi Duta Kabupaten Magelang yang mampu menyampaikan nilai-nilai dan kisah yang tersembunyi di balik relief candi dengan benar.
Antusiasme peserta terhadap kegiatan ini ternyata sangat tinggi. Puji menginformasikan, panitia awalnya membuka kuota untuk 200 anak PAUD di lingkungan Borobudur. Namun, tingginya minat membuat jumlah peserta membengkak hingga 240 anak, didampingi oleh pendidik sekolah, pendidik sanggar, dan wali murid. Seluruh peserta ini sebelumnya juga telah mengikuti lomba mewarnai gambar Candi Borobudur.
Ke depannya, Puji Lestari berkomitmen menjadikan Literasi Relief ini sebagai event tahunan. Pihaknya juga berencana bekerja sama dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang untuk menginternalisasi pembudayaan mencintai dan memahami relief Candi Borobudur secara benar.
"Kami berencana ke depannya bekerja sama Dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan akan menjadikan ini materi muatan lokal di Kabupaten Magelang, mulai dari siswa PAUD, SD, SMP, SMA, hingga Universitas yang ada di sekitar Borobudur," harapnya.
Sesi Literasi Relief Candi Borobudur dipandu oleh tour guide Candi Borobudur, Lina, yang telah 15 tahun berkecimpung di bidang ini. Lina menggunakan metode storytelling yang menarik dan mudah dicerna oleh anak-anak PAUD.
Pada kesempatan tersebut, Lina berhasil menarik perhatian anak-anak dengan menceritakan relief Jataka yang berada di sebelah barat lantai 2.
"Menceritakan tentang kura-kura yang sedang berenang terus bertemu orang-orang dalam kapal terus diserang monster laut. Akhirnya kapal karam dan ditolong oleh kura-kura," jelas Lina kepada anak-anak.
Suasana interaktif terjalin saat Lina berbaur duduk bersama peserta dan membuka sesi tanya jawab. Anak-anak dengan polos mengajukan berbagai pertanyaan, termasuk mengenai Sandal Upanat dan jumlah tangga di Candi Borobudur.
"Lucu-lucu mereka bertanya dengan polos, dan kita jawab sesuai dengan bahasa yang mudah dimengerti mereka," ujar Lina, mengapresiasi keingintahuan peserta.
Pendidik dari TK ABA Jayan Borobudur, Ari Wahyuni yang turut mendampingi siswanya, menyambut baik kegiatan ini.
"Literasi ini bagus untuk menambah wawasan dan pengetahuan anak-anak. Literasi ini juga memberikan pengalaman baru untuk anak-anak," katanya.
Kegiatan Literasi Relief Candi Borobudur ini memberikan manfaat ganda, yaitu memperkaya khazanah pengetahuan sejarah dan budaya anak-anak sejak usia dini, serta menumbuhkan rasa kepemilikan dan tanggung jawab mereka terhadap warisan dunia seperti Candi Borobudur, sehingga narasi yang benar mengenai relief dapat tersebar luas melalui generasi penerus ini.
0 Komentar