BERITAMAGELANG.ID - Bertepatan dengan Hari Wayang Dunia dan Hari Wayang Nasional, kegiatan pelestarian seni wayang bertajuk "Hal Ikwal Wayang" kembali digelar. Acara ini menjadi penanda perayaan Sewindu World Wayang Way (WWW), sebuah inisiatif yang digagas oleh berbagai pelaku seni, termasuk Sanggar Kinnara Kinnari.
Kegiatan yang berlangsung di Lamen Restaurant Borobudur, Kabupaten Magelang, Jumat (7/11), ini berfokus pada pelibatan generasi muda dan anak-anak sebagai upaya regenerasi budaya.
Pendiri sekaligus seniman Sanggar Kinnara Kinnari, Eko Sunyoto menjelaskan kegiatan ini merupakan bagian integral dari Bulan Bakti Wayang. Tujuannya adalah memperkenalkan nilai-nilai luhur wayang sebagai Intangible Cultural Heritage atau Warisan Budaya Tak Benda kepada penerus bangsa.
"Wayang bukan hanya karya seni, tetapi juga sarana pendidikan moral dan karakter," ujar Eko Sunyoto.
Eko mengutip pepatah Jawa sebagai landasan filosofi, yaitu "Mulat sarira hangrasa wani, rumangsa handarbeni, wajib melu angrungkebi," yang bermakna berani mawas diri, merasa ikut memiliki, dan wajib menjaganya. Selama delapan tahun perjalanannya, WWW telah konsisten menjadi wadah berkelanjutan untuk menumbuhkan kecintaan terhadap budaya wayang di kalangan anak-anak dan remaja.
Kegiatan Sewindu World Wayang Way menyuguhkan beragam agenda menarik, mulai dari workshop melukis wayang, pentas dolanan wayang, laku wayang, hingga pementasan wayang orang.
Eko Sunyoto mengakui tantangan terbesar dalam menjaga eksistensi wayang di era modern adalah cara mengemas edukasi budaya agar terasa kreatif dan relevan. Oleh karena itu, inovasi pembelajaran yang dekat dengan kehidupan sehari-hari, termasuk penggunaan bahasa ibu sebagai medium pengenalan nilai-nilai budaya, sangat dibutuhkan.
"Kami berharap eksistensi wayang tetap terjaga dan terus berkembang dari masa ke masa, serta mampu menjawab tantangan zaman tanpa kehilangan jati dirinya," tutup Eko penuh harap.
Antusiasme terlihat dari partisipasi anak-anak. Naila, siswi kelas 5 SD Borobudur 2, mengaku sangat gembira bisa mengikuti kegiatan ini. Ia merasakan adanya perbedaan signifikan antara sekadar menonton dan terlibat langsung.
"Aku senang sekali bisa ikut acara ini. Dari dulu cuma lihat wayang, tapi sekarang bisa pegang dan belajar bikinnya sendiri. Rasanya bangga banget," ujar Naila dengan semangat.
Selama kegiatan, Naila dan peserta lainnya diajarkan proses pembuatan dan pengenalan tokoh wayang secara langsung, mulai dari menatah, mewarnai, hingga memahami karakter dan kisah di balik setiap tokoh.
"Ternyata wayang itu nggak cuma tontonan, tapi juga punya banyak pelajaran tentang kebaikan dan keberanian," katanya.
Naila pun berharap dapat terus belajar dan suatu hari nanti mampu membuat wayang karyanya sendiri.
0 Komentar