BERITAMAGELANG.ID - Pemerintah Kabupaten Magelang melalui Badan Penanggulangan Bencana Daerah memberangkatkan personel satgas dan relawan untuk membantu penanganan darurat bencana tanah longsor di Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banjarnegara. Pelepasan relawan dilakukan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang, Adi Waryanto, mewakili Bupati Magelang, dalam apel resmi yang digelar di Pendopo Setda Kabupaten Magelang, Rabu (19/11).
Sebanyak 26 personel yang diberangkatkan berasal dari unsur BPBD, Satpol PP dan PK, PMI, serta komunitas relawan kemanusiaan di Kabupaten Magelang. Mereka membawa perlengkapan operasi pencarian dan pertolongan serta logistik pangan berupa sembako dan sayuran yang dihimpun dari berbagai pihak, termasuk ASN, Baznas, PMI, komunitas petani, dan masyarakat.
Pemberangkatan ini dilakukan menyusul bencana tanah longsor yang melanda dua kabupaten tersebut sejak awal pekan lalu. Longsor dengan skala sedang hingga berat dilaporkan menimbulkan korban meninggal dunia, kerusakan pemukiman, gangguan akses transportasi, serta memaksa sejumlah warga mengungsi. Pemerintah Kabupaten Magelang secara cepat berkoordinasi dengan BPBD Kabupaten Cilacap dan Banjarnegara untuk mengirim dukungan personel dan logistik.
Mewakili bupati, Sekretaris Daerah Kabupaten Magelang, Adi Waryanto menyampaikan keberangkatan para relawan bukan hanya bertujuan membawa bantuan dan dukungan logistik, tetapi juga menjadi penyampai harapan bagi warga yang sedang menghadapi masa sulit akibat longsor.
"Saudara-saudara kita di Kabupaten Cilacap dan Kabupaten Banjarnegara saat ini sedang menghadapi dampak bencana tanah longsor. Situasi tersebut memerlukan penanganan cepat, terkoordinasi, dan berlandaskan semangat kemanusiaan," ujarnya.
Ia menambahkan, Pemerintah Kabupaten Magelang memberikan apresiasi setinggi-tingginya kepada seluruh relawan yang dengan kesiapan dan keikhlasan bersedia diberangkatkan dalam waktu yang relatif singkat.
Menurut Adi, antusiasme para donatur termasuk ASN, Baznas, PMI, komunitas petani, dan masyarakat umum juga menjadi indikator kuat bahwa kepedulian sosial masyarakat Kabupaten Magelang masih sangat tinggi. Bantuan yang dikumpulkan mencakup kebutuhan pangan berupa sembako maupun sayuran, logistik darurat non pangan, serta dukungan material lainnya yang akan disalurkan ke titik-titik terdampak bencana.
"Para relawan adalah garda kemanusiaan. Keberanian, keikhlasan, dan kepedulian yang ditunjukkan merupakan wujud nyata solidaritas masyarakat Kabupaten Magelang untuk membantu saudara-saudara kita di daerah terdampak," ucapnya. Ia menegaskan, kehadiran relawan tidak hanya membawa tenaga dan perlengkapan, tetapi juga menghadirkan semangat dan kekuatan moral bagi korban bencana.
Dalam momen pelepasan tersebut, Sekda menyampaikan beberapa pesan penting bagi seluruh relawan yang akan bertugas di lapangan. Ia menekankan keselamatan adalah prioritas, mengingat area terdampak longsor masih berpotensi mengalami pergerakan tanah dan cuaca ekstrem.
Selain itu, ia meminta agar setiap langkah penanganan selalu dikoordinasikan dengan posko, BPBD setempat, dan unsur pemerintah daerah untuk memastikan bahwa seluruh aktivitas respons bencana berjalan terstruktur dan tepat sasaran.
"Jaga nama baik Kabupaten Magelang. Tunjukkan bahwa kita selalu siap membantu ketika saudara sebangsa sedang membutuhkan," tegasnya di hadapan seluruh relawan.
Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Magelang, Edi Wasono menjelaskan bencana tanah longsor yang terjadi di Cilacap dan Banjarnegara telah menimbulkan dampak signifikan bagi masyarakat, baik dari aspek permukiman, fasilitas umum, hingga ancaman terhadap keselamatan warga.
"Kondisi tersebut mendorong Pemkab Magelang untuk turut mengambil peran dalam upaya percepatan penanganan darurat," terangnya.
Menurutnya, kegiatan ini merupakan pelaksanaan program kesiapsiagaan dan respons cepat daerah dalam menghadapi kejadian bencana, yang selama ini menjadi komitmen bersama lintas perangkat daerah di Kabupaten Magelang. Selain memberikan bantuan logistik, pengiriman relawan juga meliputi dukungan penanganan lapangan, termasuk pencarian dan pertolongan korban jika masih diperlukan.
Penanganan awal direncanakan berlangsung selama lima hari, pada 19 hingga 23 November 2025. Setelahnya, BPBD akan melakukan evaluasi untuk menentukan kebutuhan relawan tahap selanjutnya sesuai perkembangan situasi di lapangan.
"Kami sudah menyiapkan skema rotasi relawan. Jika diperlukan, maka akan ada gelombang berikutnya. Semua disesuaikan dengan kebutuhan di lapangan," ujar Edi Wasono.
Edi Wasono menjelaskan relawan yang diberangkatkan didukung oleh beberapa armada dan peralatan penanggulangan bencana yang telah disesuaikan untuk menunjang operasi kemanusiaan tersebut.
"Unit armada yang diberangkatkan meliputi kendaraan serbaguna untuk mobilisasi tim, mobil tangki air untuk memenuhi kebutuhan air bersih di wilayah terdampak, serta truk untuk angkutan logistik. Selain itu, turut diberangkatkan perlengkapan lapangan seperti pompa air dan alkon yang dapat digunakan sesuai kebutuhan di lokasi," jelasnya.
Dalam laporannya, Edi Wasono menyampaikan terima kasih kepada seluruh unsur yang berperan aktif dalam pengumpulan logistik, mulai dari instansi pemerintah, lembaga kemanusiaan, hingga donatur perseorangan.
"Keberangkatan relawan tidak akan terlaksana tanpa koordinasi lintas sektor yang solid," pungkasnya.
Usai prosesi pelepasan, relawan langsung bergerak menuju lokasi terdampak di Kabupaten Cilacap dan Banjarnegara. Pemkab Magelang berharap kerja sama ini dapat mempercepat pemulihan awal masyarakat terdampak, sekaligus memperkuat koordinasi lintas wilayah dalam menjaga kesiapsiagaan menghadapi potensi bencana selanjutnya.
Misi kemanusiaan ini diharapkan menjadi bukti bahwa solidaritas, kepedulian, dan sinergi antardaerah merupakan kunci utama dalam memperkuat ketahanan masyarakat. Seiring perubahan iklim yang meningkatkan risiko bencana hidrometeorologi, kerja kolektif dan kolaboratif seperti ini dinilai semakin penting.

0 Komentar