Perajin Batik Didorong Berinovasi Kreatif

Dilihat 972 kali
Sebanyak 50 orang perajin batik di Kabupaten Magelang, dua diantaranya peserta disabilitas, mengikuti pelatihan bertajuk Inovasi Pengembangan Motif Batik Bagi Pelaku Ekonomi Kreatif Kabupaten Magelang

BERITAMAGELANG.ID - Sebanyak 50 orang perajin batik di Kabupaten Magelang, dua diantaranya peserta  disabilitas, mengikuti pelatihan bertajuk Inovasi Pengembangan Motif Batik Bagi Pelaku Ekonomi Kreatif Kabupaten Magelang. Tujuannya, untuk meningkatkan kualitas pelaku UMKM kerajinan batik Kabupaten Magelang agar bisa bersaing, sehingga ada inovasi dalam pemasarannya.

 

“Batik dan perajin sangat erat dengan fashion, termasuk indutri kreatif bagi  pelaku ekonomi kreatif,” kata Kepala Dinas Pariwisata Kepemudaan dan Olahraga (Disparpora) Kabupaten Magelang, Mulyanto dalam sambutan yang dibacakan Kepala Bidang Pemasaran dan Ekonomi Kreatif, Zumrotun Rini, pada pelatihan  di Pendopo TIC Borobudur, Rabu (27/9/2023).


Narasumber dalam pelatihan tersebut yaitu Abdul Syukur (ISI Yogyakarta), Elis Fatmawati (Designer Batik Digital), Joko Anaryanto (Anggota Komisi II DPRD Kabupaten Magelang), Puji Lestari (Bappeda dan Litbangda Kabupaten Magelang), dan Hayatini Siswaningrum (CEO Saniyya Batik Kabupaten Magelang).


Menurut Mulyanto, desain batik  merupakan ide baru, berupa coretan yang memiliki unsur seni rupa, dua dimensi maupun tiga dimensi bahkan abstrak  dengan membentuk sebuah motif, atau susunan pola yang menjadi satu keharmonisan. Batik bukan hanya perkara fashion, tapi seni tradisi yang selalu menggambarkan karya dalam setiap tahapan.


Perajin batik menduduki posisi strategis untuk turut andil mengembangkan usaha kreatif, dan menjadi komoditas yang memiliki daya saing tinggi. Sebab pengembangan sektor usaha batik, sejalan dengan fungsi ekonomi kreatif yang mampu meningkatkan perekonomian dan sumber pendapatan  masyarakat.


Untuk itu, perajin batik harus banyak belajar dan mengembangkan diri dalam memajukan perkembangan industri kerajinan batik, mulai dari peningkatan kreativitas, kualitas, inovasi hingga aspek publikasi dan pemasaran. 


“Perajin batik harus menjadi aktor utama dalam kemajuan dan pengembangan produk, serta pemasaran dengan memperluas jangkauan melalui teknologi informasi,” pesannya.


Puji Lestari dari Bappeda dan Litbangda Kabupaten Magelang mengatakan, melalui pelatihan Inovasi Desain Batik Digital Pelaku Ekraf Sub Sektor Fashion mendorong seluruh aspek ekonomi kreatif, sesuai dengan perkembangan kebudayaan, teknologi, kreativitas, inovasi masyarakat di daerah, dan perubahan lingkungan perekonomian global, sehingga dapat mensejahterakan masyarakat di daerah dan meningkatkan pendapatan daerah.


Selain itu, menciptakan ekosistem ekonomi kreatif di daerah yang berdaya saing global, menciptakan kesempatan kerja baru yang berpihak pada nilai seni dan budaya bangsa serta sumber daya ekonomi daerah, mengoptimalkan potensi pelaku ekonomi Kreatif di daerah, memberikan pedoman dalam pengembangan ekonomi kreatif.


Memberikan perlindungan atas kearifan lokal di daerah, dan mewujudkan kabupaten kreatif sebagai kota yang mampu melayani kepentingan pengembangan ekonomi kreatif, dan memanfaatkan secara penuh aset kreatif, serta menggunakannya sebagai dasar pembangunan ekonomi.


Ekonomi kreatif, lanjut Puji Lestari, perlu perencanaan penyelenggaraan ekonomi kreatif, dengan pengembangan kapasitas bagi pelaku ekonomi kreatif, dan pengembangan ekosistem ekonomi kreatif, serta melakukan pemantauan dan evaluasi kelembagaan.


Ketua Komunitas Perajin Batik Difabel Kabupaten Magelang, Akhmad Nur Azam mengaku sangat senang bisa mengikuti pelatihan inovasi pengembangan motif batik bagi pelaku ekonomi kreatif. Melalui pelatihan ini, bisa mendorong teman-teman difabel untuk bisa berkreasi dalam membuat kerajinan batik, sekaligus bisa memasarkan produknya, sehingga bisa membantu pendapatan anggotanya.


“Kami berharap, teman-teman difabel selalu dilibatkan dalam pelatihan seperti ini, dan tidak hanya pelatihan, tetapi juga didorong melalui anggaran dana desa, agar mereka bisa berkembang dan mampu meningkatkan ekonominya. Ini penting, supaya teman-teman defabel bisa lebih mandiri,” harapnya.


CEO Saniyya Batik Kabupaten Magelang, Hayatini Siswaningrum menjelaskan,  industri kreatif di Indonesia saat ini telah menjadi salah satu ujung tombak perekonomian masyarakat. Kemajuan teknologi informasi, memberikan peluang tanpa batas untuk pengembangan batik. Tantangan dari pasar regional, nasional dan Internasional menuntut perajin batik untuk selalu berinovasi.


“Seiring perkembangan zaman untuk merespon tuntutan pasar motif batik, juga mengalami perkembangan dengan munculnya berbagai macam motif batik setiap waktunya. Motif batik klasik atau tradisional yang sudah ada sejak zaman dahulu, tetap dipertahankan untuk menjaga kelestarian batik itu sendiri, dan seiring waktu bermunculan inovasi motif batik baru yang disebut batik kontemporer,” katanya.


Batik tradisional atau klasik merupakan batik yang dibuat dan diciptakan dengan motif tradisional yang mengacu pada budaya keraton, misal batik Sidomukti, batik parang, batik kawung, batik sekarjagad dan lainnya. Batik kontemporer, batik dengan pola yang mengandung kebebasan berekspresi tidak terikat dengan aturan (pakem) tertentu.


“Singkatnya, batik kontemporer merupakan versi lebih segar (motif modern) yang ragam motifnya fleksibel menyesuaikan dengan perkembangan zaman. Batik kontemporer biasanya menggunakan warna warna cerah mengandung unsur yang beragam dimana biasanya memasukkan potensi atau kekhasan dari suatu daerah,” jelasnya.


Di Kabupaten Magelang mempunyai  daya tarik yang luar biasa, dimana adanya Candi Borobudur yang merupakan destinasi super prioritas, sehingga motif batiknya bisa diambilkan dari stupa, daun bodhi, kapal samudera raksa, relief candi, tari soreng, dan juga potensi unggulan di masing masing kecamatan di lokasi perajin batik. Ke depannya, bisa menjadi oleh-oleh khas Kabupaten Magelang.


“Adanya batik kontemporer, perajin bisa mengeksplor seni secara bebas tapi tetap menggunakan perintang malam panas karena hakekatnya batik adalah motif yang dibuat dengan teknik pencelupan menggunakan malam panas sebagai perintang kain,” tambahnya.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar