Permintaan Kue Sarita Ampyang Meningkat Jelang Lebaran

Dilihat 683 kali
Bulan Ramadan 1446 Hijriyah (2025), permintaan kue Sarita Ampyang meningkat, sehingga membawa berkah tersendiri bagi Ita Syarifah, warga Desa Paremono, Kecamatan Mungkid, Kabupaten Magelang. Foto ali subchi

BERITAMAGELANG.ID - Bulan Ramadan tahun ini, membawa berkah tersendiri bagi Ita Syarifah, warga Desa Paremono, Kecamatan  Mungkid, Kabupaten  Magelang.  Permintaan kue Sarita Ampyang yang diproduksinya, mengalami permintaan sangat signifikan, dibanding hari biasa.


"Bulan puasa ini, sementara order yang sudah masuk sebanyak 800 kilogram, jumlah ini sangat besar dibanding hari biasa," kata pemilik merek Sarita Ampyang, Ita Sarifah di rumahnya, Jumat (7/3/2025).


Kue ampyang asal Desa Paremono, Kecamatan Mungkid, Magelang tersebut, tetap eksis dan  bertahan di tengah gempuran industri makanan olahan modern. Namun di momen menjelang Idul Fitri 2025, produsen camilan berbahan kacang, gula merah, dan jahe itu pun banjir pesanan.


Menurut Ita, pangilannya, permintaan kue ampyang tidak hanya datang dari Kabupaten Magelang, tetapi juga dari luar daerah seperti Parakan, Ngadirejo Kabupaten Temanggung, ada juga datang dari Kabupaten Wonosobo, Semarang, Kudus bahkan Yogyakarta.


Bahan baku membuat kue ampyang, kacangnya didatangkan dari Wonosari, Gunungkidul, Yogyakarta. Sedangkan gula Jawa diperoleh dari Kabupaten Purworejo. 


"Pilihan kacang dari Gunungkidul, karena kualitas kacangnya tua dan bagus, begitu juga gula Jawa dari Purworejo yang kualitasnya sangat bagus," ujarnya.


Kue camilan ampyang yang dirintisnya sejak tahun 2000, hingga kini terus berkembang bahkan mengalami peningkatan jumlah permintaan, terutama menjelang Hari Raya Idul Fitri.


"Setiap hari, produksi kue ampyang antara 40 sampai 50 kilogram," ujarnya.


Dikatakan, kue ampyang produksinya menggunakan gula merah asli dari Kabupaten Purworejo, dan kacang bermutu yang tidak digoreng. Dengan begitu ampyang bisa awet sampai sekitar dua bulan.


"Bahan alami, bisa awet disimpan kurang lebih sampai dua bulan dan tetap renyah," sambungnya.


Harga ampyang produksi rumahan ini, per kilogramnya dibandrol Rp55.000, dengan beberapa kemasan pack berat 200 gram, ada juga kemasan 2,5 kilogram dan 500 gram, tergantung permintaan konsumen.


Untuk pemasarannya, menggunakan media sosial, sehingga memudahkan bagi pelaku usaha. Karena dengan kemajuan teknologi saat ini, banyak pembeli yang memanfaatkan.


"Ada juga pelanggan yang datang ke sini, ada juga yang pesan via media sosial, termasuk pesan whatsapp," ujarnya.


Salah satu pelanggan dari Parakan, Temanggung, Rini Sutrantri menuturkan, ampyang produksi Sarita sudah ada sejak lama yang dijual di Pasar Legi Parakan, karena menggunakan bahan baku alami, baik kacang maupun gulanya, sehingga cita rasanya sangat enak, gulanya empuk dan kacangnya renyah.


"Rasa gulanya manis dan empuk, sedang kacangnya renyah enak. Kue ampyang atau gula kacang ini, memang punya rasa tersendiri, karena memang khas kue makanan untuk lebaran," jelas Rini yang biasa menyebut ampyang dengan kue kacang gulo.


Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar