Sejumlah Desa di Kabupaten Magelang Terdampak Hujan Abu Vulkanik Merapi

Dilihat 204 kali
Warga menunjukan abu vulkanik Merapi yang menempel pada daun

BERITAMAGELANG.ID - Sejumlah desa di Kabupaten Magelang terdampak hujan abu vulkanik setelah Gunung Merapi mengeluarkan awan panas guguran (APG) pada Rabu (3/4/2024).


Plt. Kabid Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Kabupaten Magelang, Bayu Eko Prihanto menyebutkan terdapat tujuh desa terdampak hujan abu tipis tersebut, yakni di wilayah Kecamatan Dukun meliputi Desa Sengi, Sewukan, Sumber, Keningar, Krinjing, dan Paten. Kemudian di Desa Kapuhan Kecamatan Sawangan.


"Hujan abu vulkanik tipis tapi juga deras di beberapa desa wilayah Dukun dan satu desa di wilayah Sawangan," kata Bayu di kantornya Rabu (3/4/2024).


Lebih lanjut bayu mengatakan sejumlah personil BPBD juga sudah berada di lokasi desa dan Pos Pengamatan Babadan untuk memantau perkembangan aktivitas Merapi dan dampak dari hujan abu tersebut. 


Sekretaris Desa Kapuhan Sarwadi mengungkapkan, hujan abu vulkanik terjadi pagi dengan durasi sekitar 1 jam lebih. Meski demikian, intensitasnya tipis dan warga tetap beraktivitas seperti biasa.


"Ada tujuh dusun di sini dan hanya terlihat di genteng (atap) dan daun-daun abunya," jelas Sarwadi.


Salah satu warga Desa Sengi Kecamatan Dukun, Suraji menceritakan sebelum terjadi hujan abu vulkanik dan APG sempat terdengar suara gemuruh dari Gunung Merapi. Suara gemuruh itu terdengar pada Selasa (2/4/2024) tengah malam.


Meski sudah terbiasa dengan aktivitas erupsi Merapi, Suraji mengaku dengan adanya hujan abu vulkanik membuat dirinya sulit mencari rumput bersih.


"Dengar gemuruh malam sebelumnya. Tidak takut tapi khawatirnya abu Merapi jadi sulit ngarit (mencari rumput) untuk ternak," ujarnya.


Berdasarkan informasi Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), awan panas guguran Gunung Merapi terjadi pada pukul 06.26 WIB. Amplitudo max 48 mm dengan durasi 171.32 detik. Jarak luncur APG maksimal 1.700 meter ke barat daya, arah angin ke barat.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar