Unik, Belanja Berkonsep Drive Thru di Pasar Jambu Muntilan

Dilihat 55 kali
Pengendara dan pedagang menjadi satu di Pasar Jambu Muntilan Kabupaten Magelang

BERITAMAGELANG.ID - Pasar Jambu di Jalan Sampurna Balerejo, Kelurahan Muntilan Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang bukan pasar biasa lantaran lokasinya di badan jalan.


Sekitar 40 lapak pedagang Pasar Jambu berjajar di kanan kiri jalan sepanjang 100 meter. Lapak pedagang tanpa sekat, beratap seng sedikit berkarat. 


Bagian tengah di antara lapak menjadi akses sepeda motor dan pejalan kaki. Berbagai dagangan kebutuhan pokok digelar di meja atau dipan kayu yang sekaligus menjadi etalase menyimpan dagangan. 


Suasana unik pasar Jambu menciptakan sistem belanja drive thru atau lantatur yakni layanan dimana pembeli membeli barang dari penjual tanpa turun dari kendaraan. 


Mbok Mujirah, pedagang daging ayam mengaku lebih dari 20 tahun berjualan di Pasar Jambu. Selama itu pula ia menyandarkan punggung di tembok toko yang mengapit jalan pasar Jambu ini.


"Jualan dari warisan ibu mertua. Dulu (Pasar Jambu) begini, sangat ramai," kenang perempuan berusia 78 tahun asal Desa Ponalan Muntilan ini.


Ditambahkan Mbok Mujirah, tidak ada sejarah pasti sejak kapan Pasar Jambu menempati jalan tembus Pecinan Jalan Pemuda dengan kalan satu arah Magelang Yogyakarta. 

Hanya saja menurut Mbok Mujirah, rata rata  pedagang Pasar Jambu mewarisi lapak secara turun temurun dari orang tua mereka.


Para pedagang mayoritas lansia. Sesekali mereka bercengkrama dengan pembeli yang berbelanja dari atas motor. Namun, ramah tamah itu hanya berlaku pada jam siang, karena pagi hari para pedagang sibuk menata barang seraya waspada dari lalu lalang kendaraan.


"Buka jam 06.00, tutup paling telat sore setelah Ashar. Sekarang sering sepi jadi Zuhur pada mulai tutup," ujarnya.


Tidak hanya menyediakan kebutuhan pokok, Pasar Jambu Muntilan juga menawarkan nostalgia mulai dari jajanan tradisional, dan berbagai barang tempo dulu seperti aneka bumbu, jamu tradisional, sandal jepit, tambal panci hingga peniti.


Pasar Jambu diperkirakan sudah ada sebelum 1960. Saat itu para pedagang selalu berpindah ke seberang Jalan Pemuda di sore hari.

 

"Dulu saya bantu ibu angkat barang pindah ke seberang di sore hari," ujar pedagang lain, Budriyah.


Seperti lainnya, lapak tempat berjualan aneka sayuran segar dan bumbu dapur yang ditempati Budriyah juga dari warisan orang tuanya.


"Di sini, kita hanya bayar uang sapu Rp2.000 ke desa. Itu tiap hari lainnya (pungutan) tidak ada," ucapnya.




Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar