BERITAMAGELANG.ID - Memperingati Pekan ASI Sedunia yang berlangsung setiap 1 hingga 7 Agustus, RSUD Muntilan menggelar siaran edukatif bersama LPPL Radio Gemilang bertema "Menyusui adalah Prioritas, Ciptakan ASI Berkualitas dengan Dukungan Tanpa Batas," Kamis (7/8).
Narasumber, Sita Utami Budiarti, S.Gz., dietisien dan ahli gizi RSUD Muntilan menegaskan, ASI bukan sekadar kebutuhan nutrisi, melainkan hak dasar bagi setiap anak.
"Air susu ibu (ASI) adalah hak dasar setiap bayi. Jadi kalau kita tidak memberikan ASI kepada bayi, kita sudah melanggar hak dasar bayi," ujarnya.
Menurutnya, ASI eksklusif selama 6 bulan pertama kehidupan bayi sangat penting bagi tumbuh kembang anak. ASI tidak hanya mencegah penyakit, tetapi juga berkontribusi pada masa depan generasi bangsa.
"Di balik tetesan ASI itu tersimpan harapan akan tumbuh kembang anak yang sehat, kuat, dan cerdas untuk masa depan kita," tambahnya.
Data WHO dan UNICEF menunjukkan, pemberian ASI eksklusif telah terbukti menyelamatkan jutaan nyawa balita secara global. Yaitu sekitar 820.000 nyawa anak balita itu dapat diselamatkan setiap tahun secara global jika dia mendapatkan ASI eksklusif selama 6 bulan pertama.
Lebih lanjut ia menjelaskan ASI berkualitas ditandai dengan tekstur, warna aroma, dan efeknya pada tumbuh kembang bayi. Kolostrum atau ASI pertama berwarna kuning keemasan, disebut sebagai "emasnya ASI" karena kandungan nutrisinya yang sangat tinggi.
ASI ekslusif berarti bayi hanya mendapatkan ASI tanpa makanan dan minuman lain, kecuali obat dari dokter selama enam bulan pertama kehidupan bayi.
"Bayi-bayi yang tidak diberi ASI eksklusif memiliki risiko kematian 14 kali lebih tinggi daripada mereka yang menyusu secara eksklusif," ungkapnya.
Undang-Undang Kesehatan Nomor 36 Tahun 2009 sudah melindungi hak ibu bekerja untuk tetap menyusui dan mendorong tempat kerja untuk menyediakan ruang laktasi dan waktu khusus bagi ibu memerah ASI.
Sita mengingatkan pentingnya asupan protein, cairan, dan makanan bergizi seimbang bagi ibu menyusui. Menurut AKG 2019, ibu menyusui membutuhkan tambahan 20 gram protein per hari dan konsumsi cairan mencapai 3 liter per hari.
"Kalau ibunya proteinnya kurang, ASInya juga tidak maksimal. Jangan cuma makan sayur, tapi juga tambahkan lauk protein seperti telur, ayam, atau ikan," pesannya.
Selain itu, RSUD Muntilan juga mengimbau masyarakat untuk tidak ragu berkonsultasi ke fasilitas kesehatan jika mengalami kendala menyusui.
"Yang terpenting ada kemauan dan dukungan," pungkasnya.
Pekan ASI Sedunia menjadi momen penting untuk mengingatkan kembali bahwa menyusui adalah investasi masa depan. Sita berharap makin banyak pihak memberikan perhatian serius pada pemberian ASI, terutama di lingkungan keluarga dan tempat kerja.
Pekan ASI sedunia sebenarnya bukan hanya sekedar seremoni tahunan tetapi ajakan dan mengingatkan untuk kembali menyadari bahwa air susu ibu (ASI) adalah hak dasar setiap bayi.
0 Komentar