Batik Lokal Magelang Didesain Modern Agar Mendunia

Dilihat 654 kali
Suci Amanah owner Tinari Butik saat menjadi narasumber dalam program talkshow di LPPL Radio Gemilang Fm, Kamis (16/10)

BERITAMAGELANG.ID - Batik dengan sentuhan lokal Magelang diangkat kembali dalam desain fesyen modern, terinspirasi dari kekhasan Kabupaten Magelang, seperti gambar stupa Candi Borobudur dan elemen-elemen lain seperti daun bodhi, bunga teratai, dan mandala. Suci Amanah mengadaptasi batik klasik/batik tulis (seperti jarik kuno yang biasa dipakai oleh nenek-nenek) dan mengolahnya menjadi desain modern yang lebih kekinian.

Hal tersebut diungkapkannya dalam talkshow spesial "Satu Jam Bersama UMKM" yang disiarkan di 96.8 FM LPPL Radio Gemilang, Kamis (16/10).

Acara yang merupakan program kerja sama dengan Dinas Kepemudaan, Olahraga, dan Pariwisata (Disparpora) Kabupaten Magelang ini menghadirkan Suci Amanah, pemilik Tinari Butik, yang berbagi kisah inspiratif mengenai inovasi fesyen lokal.

"Kami fokusnya pada fesyen berkelanjutan (sustainable fashion) dengan konsep utamanya adalah menggabungkan warisan budaya melalui pemanfaatan batik dan lurik dengan desain modern, serta memaksimalkan penggunaan limbah tekstil atau kain perca," kata Suci.

Keunikan produk TINARI terletak pada detail dan filosofi lokal. Beberapa motif batik yang digunakan terinspirasi dari kekhasan Kabupaten Magelang, seperti Stupa Candi Borobudur. Selain itu, mereka menerapkan prinsip zero waste dengan mengolah sisa-sisa kain perca menjadi aplikasi dekoratif 3D, seperti rumbai atau bentuk bunga tulip, yang menjadi ciri khas produk-produk outerwear dan vest mereka.

"Kami mendesainnya menjadi baju yang kekinian, agar bisa dipakai oleh siapa saja di setiap momen, tidak hanya untuk acara resmi serta terinspirasi dari kecintaan pada batik-batik kuno, seperti jarik klasik yang biasa dipakai orang tua," ujar Suci Amanah.

Suci Amanah mengungkapkan, meskipun produknya disambut baik oleh pasar (termasuk pelanggan dari luar Jawa melalui pesanan custom), tantangan terbesar yang dihadapinya adalah persaingan harga di e-commerce dan sulitnya mencari Sumber Daya Manusia (SDM) penjahit yang mau bekerja di sektor UMKM, karena banyak lulusan yang lebih memilih bekerja di pabrik.

"Satu baju kami desain agar bisa menciptakan beberapa look yang berbeda, sehingga praktis dan bisa dipakai kapan saja. Itu yang kami sebut sustainable fashion," tambahnya.

Pemilik Tinari Butik yang berada di Purwogondo, Sumurarum Kecamatan Grabag tersebut juga berpesan kepada UMKM lain agar tetap semangat belajar, meningkatkan kualitas, dan cari relasi yang banyak.

"Paling tidak, harus punya nilai lebih (value) dari produk yang kita buat," pesannya.

Ia juga memiliki visi besar agar bisa menjadi merek fesyen lokal Magelang yang dikenal secara nasional hingga internasional.

"Dan saya bertekad mengubah mindset masyarakat agar batik tidak lagi dipandang hanya sebagai pakaian kondangan, tetapi dapat menjadi busana harian yang stylish," lanjut Suci. 

Bagi masyarakat yang tertarik dengan produk fesyen Tinari Butik, dapat mengunjungi akun media sosial mereka di instagram @tinari_suci.butik atau shopee di Tinari Bramantyo.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar