BERITAMAGELANG.ID - Berbagai tantangan yang dihadapi kaum wanita di Indonesia, khususnya terkait isu kekerasan berbasis gender dan ketidaksetaraan. Kemerdekaan sejati bagi perempuan adalah kebebasan dari segala bentuk kekerasan dan kemampuan untuk mengambil keputusan atas hidup mereka sendiri.
Hal tersebut diungkapkan Putri Andhani Prabasasi, Direktur LSM Sahabat Perempuan dalm program acara Talkshow Jamus Gemilang di LPPL Radio Gemilang dengan tema "Perempuan dan Kemerdekaan", Selasa (26/8).
"Kemerdekaan perempuan sendiri berarti kebebasan untuk berekspresi, mengambil keputusan, dan menyampaikan pendapat tanpa rasa takut,â lanjut Uci, sapaan akrab Putri.
Budaya patriarki sendiri masih kuat dan membatasi peran wanita. Hal ini terbukti dari tingginya kasus Kekerasan terhadap perempuan, dengan 90 kasus tahun lalu dan sekitar 29 kasus hingga saat ini.
Dian Prihatini, Divisi Informasi, Dokumentasi, dan Publikasi Sahabat Perempuan menjelaskan, organisasi tersebut adalah sebuah LSM yang fokus pada pendampingan dan penanganan kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak yang menyediakan layanan gratis, mulai dari konseling, advokasi kebijakan, hingga kampanye pencegahan kekerasan.
âSelain KDRT, tantangan perempuan di berbagai aspek, termasuk di dunia kerja, politik, dan kesehatan. Masih ada perusahaan yang melarang karyawan perempuan untuk hamil atau menikah," ungkap Dian.
Di ranah politik, keterlibatan perempuan seringkali hanya untuk memenuhi kuota 30 persen tanpa dukungan penuh. Sementara dalam isu kesehatan, perempuan seringkali tidak memiliki otonomi untuk memutuskan penggunaan alat kontrasepsi karena harus mendapat izin dari suami.
Menghadapi tantangan ini, Sahabat Perempuan berpesan agar perempuan berani berbicara dan mengungkapkan pendapat, namun tetap dengan batas-batas yang jelas.
âPenting bagi perempuan untuk terus meningkatkan kualitas diri melalui pendidikan dan pengetahuan, agar dapat menjadi teladan, terutama sebagai "madrasah pertama" bagi anak-anak di dalam keluarga,â harap Dian.
0 Komentar