BERITAMAGELANG.ID - Rayakan Idul Fitri 2025, warga Desa Sokorini Kecamatan Muntilan Kabupaten Magelang menerbangkan ratusan lampion sebagai simbol kemenangan setelah satu bulan menjalankan ibadah puasa.
Tradisi itu dirasa lebih aman dibanding bermain petasan dan justru menambah kesan khidmat menuju hari nan suci.
Penerbangan lampion diiringi gema takbir yang membuat langit malam di Desa Sokorini mendadak penuh cahaya beraneka warna, Senin (31/3/2025).
Warga menerbangkan ratusan lampion di jalan usaha tani yang juga menjadi penghubung antar dusun.
Menerbangkan balon merupakan ide pemuda setempat yang mana bagi mereka relatif lebih aman, indah dan lebih bisa dinikmati daripada bermain mercon atau petasan.
Penerbangan lampion plastik ini rutin dilakukan setiap Hari Raya Idulfitri.
"Lampion selain indah dilangit juga semua warga ikut senang tidak ada yang terganggu," kata Rizky, koordinator acara.
Lokasi penerbangan lampion merupakan jalan usaha tani yang jauh dari pemukiman sehingga selama proses menerbangkan aman. Kanan kiri jalan cor itu terdapat lentera berjajajar untuk penerangan sepanjang jalan.
Selain untuk merayakan hari kemenangan setelah satu bulan berpuasa, menerbangkan lampion plastik juga menjadi ajang silaturrahmi antar warga dan warga perantauan yang pulang mudik.
Tak jarang lampion gagal terbang, namun ada juga yang terbang tinggi meliuk-liuk di udara. Semua itu menjadi keseruan semua warga bersorak tertawa bahagia.
"Satu lampion bisa dua orang. Kadang gagal terbang itu jadi lucu dan senang jika bisa diterbangkan lampionnya," jelas Rizky.
Pada malam sebelum menerbangkan lampion, Minggu (30/3/2025) warga melakukan takbir keliling desa dengan berjalan kaki. Takbir keliling ini juga tidak kalah meriah karena diikuti semua anak-anak dan remaja yang membawa obor sambil menyuarakan takbir dan tahmid sepanjang jalan.
Lampion yang diterbangkan memiliki ukuran sama, berdiameter 25 cm dengan tinggi gelembung plastik 70 cm. Tepat di tengah kerangka lingkaran lampion yang terbuat dari bambu ada sumbu api kecil.
Semua lampion merupakan hasil buatan warga dengan biaya gotong royong seikhlasnya termasuk warga perantau yang pulang kampung.
Bagi warga ada nilai kepuasan saat lampion yang mereka bawa sukses terbang ke langit malam itu.
Tidak hanya simbol silaturahmi kemenangan, lampion sederhana ini juga wujud harapan setiap warga untuk menjadi insan yang lebih baik.
"Bismillah bisa terbang. Semoga kita diparingi (diberi) kelancaran dalam segala hal," ujar salah satu warga Sokorini, Bondan yang mencoba menerbangkan satu lampion.
0 Komentar