BERITAMAGELANG.ID - Bupati Magelang Grengseng Pamuji, secara resmi membuka Sekolah Rakyat Menengah Atas (SRMA) 43 Magelang atau Sekolah Rakyat, Senin (14/7/2025). Sekolah ini dihadirkan sebagai bentuk nyata semangat gotong royong dan komitmen Pemerintah Kabupaten Magelang dalam memperluas akses pendidikan berkualitas bagi generasi muda.
Dalam sambutannya, Bupati Grengseng Pamuji menyampaikan apresiasi setinggi-tingginya kepada semua pihak yang telah terlibat dalam pendirian sekolah tersebut. Ia menegaskan bahwa Sekolah Rakyat bukan hanya institusi pendidikan, tetapi simbol harapan dan tempat tumbuhnya karakter, kreativitas, serta cita-cita anak-anak Magelang menuju masa depan cerah.
"Saya percaya, dengan semangat belajar dan dukungan dari semua pihak, Sekolah Rakyat ini akan menjadi titik awal lahirnya pemimpin-pemimpin masa depan yang memiliki kepedulian, integritas, dan kemampuan bersaing di tingkat nasional maupun global," ujar Grengseng.
Ia juga meyakinkan para orang tua untuk tidak khawatir dengan penyelenggaraan sekolah ini. Seluruh fasilitas, kurikulum, dan tenaga pendidik telah disiapkan dan diseleksi oleh negara sesuai standar kompetensi dan kualitas pendidikan nasional.
"Saya yakin, ke depan sekolah-sekolah akan mengarah ke model Sekolah Rakyat. Anak-anakku, jangan minder. Dengan ketekunan dan keyakinan, kalian akan menjadi generasi yang luar biasa," pesannya.
Kepala Sekolah SRMA 43 Magelang, Sri Redjeki menyebutkan, pendirian sekolah ini bertujuan memutus rantai kemiskinan dan membuka peluang masa depan yang lebih baik. Ia menekankan pentingnya menanamkan pola pikir pantang menyerah, jiwa kepemimpinan, cinta tanah air, serta kepercayaan diri dan budi pekerti luhur.
Sekolah ini mengimplementasikan tiga kombinasi kurikulum: kurikulum persiapan (fokus pada pembentukan karakter dan akhlak), kurikulum sekolah formal (setara dengan sekolah menengah atas pada umumnya), serta kurikulum asrama (boarding school) yang mengadopsi sistem pesantren sesuai rekomendasi Kementerian Agama.
"Insya Allah, anak-anak bapak dan ibu di sini akan mendapatkan pendidikan terbaik. Semua fasilitas ditanggung oleh negara," jelas Sri Redjeki.
Hari pertama pembelajaran diawali dengan pemeriksaan kesehatan gratis (PKG) bagi para siswa, dilanjutkan dengan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
Sementara itu, Kepala Sentra Antasena Magelang, Supriyono, menjelaskan bahwa jenjang pendidikan di sekolah ini adalah setingkat SMA. Tahun ajaran pertama diikuti oleh 100 siswa yang terdiri dari 48 laki-laki dan 52 perempuan.
"Proses seleksi siswa merupakan hasil kolaborasi antara Dinas Sosial, BPS Kabupaten Magelang, Dinas Pendidikan dan Kebudayaan, serta Sentra Antasena, yang juga melibatkan pendamping Program Keluarga Harapan (PKH) untuk pendataan dan verifikasi administrasi," ungkap Supriyono.
Ia juga menambahkan fasilitas sekolah mencakup empat gedung kelas, satu gedung laboratorium, satu laboratorium komputer, dua asrama putra, dua asrama putri, dua asrama guru, serta area untuk kegiatan ekstrakurikuler. Jumlah tenaga pendidik saat ini 16 guru dan enam tenaga kependidikan, termasuk pengasuh asrama, staf tata usaha, bendahara, dan wali asrama.
Peresmian ini menandai babak baru dalam sistem pendidikan di Kabupaten Magelang, di mana negara hadir secara konkret untuk memastikan setiap anak, tanpa memandang latar belakang sosial-ekonomi, memiliki hak dan peluang yang sama dalam meraih masa depan yang cerah.
0 Komentar