Tempe, Bergizi, Paling Stabil Harganya Selama Lebaran

Dilihat 454 kali
tempe di pasar bandongan

BERITAMAGELAG.ID-Selama Hari Raya Idul Fitri 2024, harga kebutuhan pokok termasuk, lauk pauk mengalami kenaikan yang sangat berarti. Kondisi ini selalu membuat galau ibu-ibu untuk mengatur pemenuhan kebutuhan. 


Namun tempe sebagai makanan bergizi harganya paling stabil sepanjang waktu. Tetap, tak terpengaruh gejolak harga saat lebaran.


Pantauan harga yang kami laksanakan selama berlangsungnya lebaran tahun 2024 di Pasar Bandongan menunjukkan harga tempe yang variatif antara Rp 2500 sampai Rp 3 ribu per batang. Berdasarkan catatan Portal Sehati milik Dinas Perdagangan Kabupaten Magelang harga tempe di Pasar Bandongan per batang adalah Rp 8 ribu. Tentu saja, perbedaan harga itu tidak menjadi masalah karena harga tempe memang variatif. 


"Ono rego ono rupo. Tergantung kondisi barangnya. Ada yang besar ada yang kecil. Ada yang enak, ada yang biasa-biasa,"  jelas mbah Hayati, yang sedang berbelanja di Pasar Bandongan pada Selasa (16 April 2024) lalu.


Lebih jauh, Nenek 4 cucu itu menyebut harga tempe jarang berubah. "Pas hari prepegan lebaran itu ada kenaikan sedikit. Tetapi rata-rata sepanjang 2024 harganya sama bahkan sama  dengan tahun 2023. Harga tempe hanya berubah saat menghadapi kenaikan harga bahan  baku yaitu kedelai," jelasnya.


Meski dikatakan hanya tempe yang harganya stabil selama lebaran, tetapi berdasar catatan harga Sehati Magelang ada beberapa jenis lauk yang juga stabil harganya sepanjang waktu, diantaranya tahu Rp 6 ribu/10 potong,  Ikan kembung Rp 40 ribu per kg dan ikan asin teri Rp 50 ribu.


Tempe sebagai makanan rakyat punya sejarah panjang. Diduga bangsa Indonesia sudah mengkonsumsinya sejak berabad lalu.


Seorang penulis bernama Setyo Bardono dalam Tinemu.Com menduga kata 'tempe' berasal dari bahasa Jawa Kuno 'tumpi' yaitu makanan berwarna putih terbuat dari tepung sagu.  


Guru Besar Bidang Pangan, Gizi, dan Kesehatan Institut Pertanian Bogor (IPB) Made Astawan mengatakan tempe mempunyai sejarah panjang dalam peradaban Indonesia karena sudah ada sejak abad ke-16. Kata tempe pertama kali muncul dalam Serat Centhini. Centhini adalah suatu buku tentang kehidupan masyarakat Jawa pada abad ke-16 (Harian Yogya, 26/3/2024).


Dikisahkan dalam  Serat Centhini Pengembaraan Mas Cebolang tiba di Dusun Tembayat Kabupaten Klaten. Saat itu oleh Pangeran Bayat dihidangkan dengan banyak hidangan. Diantaranya, Brambang Jae Santen Tempe dan kadhele tempe srundengan. 


Tempe yang punya sejarah panjang di masa lalu ternyata tidak berhenti kisahnya di era Indonesia modern. Bahkan Presiden RI kedua, Suharto dalam sebuah acara yang digelar oleh TVRI pada tahun 1990 an menyebut Tempe adalah makanan rakyat yang bergizi dan itu menjadi makanan sehari hari beliau di waktu kecil.


Akrabnya kehidupan masyarakat dengan tempe tercermin dalam ungkapan yang berkembang. Misalnya, esuk dhele sore tempe. 


Ungkapan yang menggambarkan penguasaan masyarakat dengan  teknologi produksi tempe. Sehingga masyarakat dapat dengan waktu cepat dapat membuat tempe. Ibaratnya, pagi masih berujud kedele tetapi petangnya sudah jadi tempe.


Meski pada prakteknya, pembuatan tempe melalui proses fermentasi membutuhkan waktu 2 hari dengan suhu ruangan normal.


Kandungan nutrisi makanan dengan teknologi jaman dulu ini tidak dapat disepelekan. Tempe kaya dengan protein, serat, karbohidrat, lemak, vitamin b, mineral, dan Isoflavon. 


Singkat kata tempe dapat dikonsumsi oleh kelompok umur manapun sehingga dapt menjadi solusi dalam menyambut generesi emas 2045.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar