Desa Girirejo Ngablak Juara 1 Lomba De'Gemes

Dilihat 2337 kali
Penyerahan penghargaan Desa Gemar Mengolah Sampah (De’Gemes) 2023 dari DLH Kabupaten Magelang oleh Sekda Kabupaten Magelang, Drs Adi Maryanto, di Pendopo Drh Soepardi Kota Mungkid.

BERITAMAGELANG ID-Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, menjadi juara pertama lomba Desa Gemar Mengolah Sampah (De'Gemes) tahun 2023. Lomba yang digelar Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang tersebut, sebagai upaya penanganan sampah selesai di tingkat desa. Ada enam desa dari 20 desa di Kabupaten Magelang, mendapat penghargaan dalam Peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia 2023.

Ke enam desa tersebut, adalah Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak (juara 1). Desa Pagersari Kecamatan Mungkid (juara 2), Desa Sidorejo, Kecamatan Kajoran (juara 3). Juara Harapan 1 Desa Nglumut, Kecamatan Srumbung, Harapan 2 Desa Banyusari, Kecamatan Grabag, dan Harapan 3 Desa Adikarto, Kecanatan Muntilan. Penyerahan penghargaan, oleh Sekda Kabupaten Magelang, Drs Adi Waryanto, di Pendopo Drh Soepardi, Kota Mungkid, Kamis (22/6-2023).

Bupati Magelang, Zaenal Arifin SIP dalam sambutan yang dibacakan Sekda Dra Adi Waryanto mengatakan, hingga kini masyarakat di Kabupaten Magelang masih ada yang membuang sampah sembarangan. Akibat kecerobohan membuang sampah sembarangan itulah, bisa berdampak pada pencemaran dan kerusakan lingkungan. Rusaknya lingkungan, juga berdampak terhadap sumber mata air.

"Sumber mata air yang ada saat ini, jika tidak segera di rawat dan dilestarikan, bisa berdampak terhadap bencana kekurangan air, mari kita bersama-sama menjaga melestarikan alam dan lingkungan," pintanya.

Bertepatan peringatan Hari Lingkungan Hidup Sedunia Tahun 2023, Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang mencanangkan Proklim (Program Kampung Iklim), dan Kabupaten Magelang menuju kabupaten Proklim, dengan tema "kurangi polusi sampah plastik untuk bumi yang lebih hijau".

Menurut Bupati Zaenal Arifin, akibat kecerobohan manusia, bisa mendapatkan musibah berupa bencana alam, seperti banjir, longsor, kekeringan yang disebabkan karena semakin berkurangnya jumlah pepohonan penyuplai oksigen, dan semakin sedikitnya ruang resapan atau tangkapan air, sehingga membuat matinya sumber mata air di pegunungan.

Sedangkan yang terkait pengelolaan sampah, Pemerintah Kabupaten Magelang terus berupaya dalam penanganan sampah, salah satunya melakukan penutupan TPA Pasuruhan dan TPA Klegen yang sudah over load. "Pemkab juga mengeluarkan kebijakan dalam pengelolaan sampah selesai di tingkat desa. Artinya, penanganan sampah dipilah dari sumbernya, dari rumah masing-masing," tuturnya.

Selain itu, juga melakukan upaya optimalisasi kinerja TPS3R dan bank sampah di setiap desa. Diharapkan, soal sampah diselesaikan ditingkat rumah tangga untuk melakukan pemilahan, selanjutnya ditangani atau diolah melalui TPS3R, serta mengedukasi penanganan sampah kepada masyarakat.

Sedangkan pelestarian dan penyelamatan sumber mata air, Bupati Magelang juga minta agar masyarakat tetap menjaga daerah resapan sumber mata air, sehingga kebutuhan air bersih tetap terjaga melalui komunitas jogo tuk, serta melakukan konservasi mata air dengan menanam pohon.

Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kabupaten Magelang, Sarifudin SH melaporkan, untuk meningkatkan peranan untuk menjaga lingkungan yang di dasarkan atas kesadaran dan pelestarian lingkungan yang berkelanjutan, juga melakukan gerakan pungut sampah, penanaman pohon untuk lingkungan hijau di Kabupaten Magelang, serta dilakukan desa Proklim dan gerakan pungut sampah, termasuk deklarasi Kabupaten Magelang menuju Proklim.

"Dalam lomba Desa Gemar Mengelolah Sampah (De'Gemes), diikuti 20 desa dari 21 kecamatan di Kabupaten Magelang. Lomba De'Gemes ini, sebagai upaya untuk memotivasi desa dalam menangani sampah di tingkat desa, sehingga masalah sampai selesai di desa," ujarnya.

Kepala Desa Girirejo, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang, Slamet Riyadi dalam testimoninya mengatakan, kesadaran dan dukungan masyarakat dalam penanganan sampah menjadi sangat penting, selain anggaran dana desa sebesar Rp 115 juta per tahun. Selain itu, juga membangun kemitraan dengan komunitas peduli sampah.

"Selain membangun kemitraan, juga melakukan kemitraan dengan perguruan tinggi yang dalam hal ini untuk menyerap teknologi dalam pengelolaan sampah. Dalam menangani sampah, Pemerintah Desa Girirejo, melakukan kerja sama dengan Universitas Islam Indonesia (UII) melalui program KKN," katanya.

Editor Slamet Rohmadi

0 Komentar

Tambahkan Komentar