Ribuan Anak Membatik Bersama di MAJT An Nuur Kota Mungkid

Dilihat 93 kali

BERITAMAGELANG.ID - Tercatat, lebih dari 5.000 anak PAUD (Pendidikan Anak Usia Dini) di Kabupaten Magelang turut merayakan Hari Batik Nasional dan Hari Santri Nasional 2025 di Plaza Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) An-Nuur Kota Mungkid, Kamis (2/10).


Acara yang diselenggarakan Yayasan Pendidikan Muslimat (YPM) Nahdlatul Ulama (NU) Kabupaten Magelang ini sebagai bagian dari kegiatan YPM NU Jawa Tengah untuk memecahkan rekor Museum Rekor Indonesia (MURI).


"Gebyar Ayo Membatik adalah guna meneguhkan komitmen bersama dalam melestarikan batik dan budaya bangsa, sekaligus memperkuat pendidikan karakter sejak usia dini," ujarnya Ketua Bunda PAUD Kabupaten Magelang, Dian Grengseng Pamuji, saat membuka kegiatan tersebut.


Disebutkan, membatik bukan sekadar mewarnai atau menggambar. Membatik adalah proses belajar yang utuh, karena di sana ada beberapa unsur penting dalam pembangunan karakter. Seperti pelatihan motorik halus, ketelitian dan kesabaran dan pengenalan budaya.


"Yang paling penting, mereka menanamkan rasa cinta terhadap warisan budaya bangsa, yaitu batik, yang merupakan kekayaan tak ternilai," katanya.


Ketua YPM NU Kabupaten Magelang, Hibatun Wafiroh menyebut gebyar Ayo Membatik diikuti 5.500 anak dari 336 RA/TK dan Kelompok Bermain dalam naungan Kementerian Agama dan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Magelang.


"Kegiatan ini merupakan bagian dari rangkaian Gebyar "Ayo Membatik" yang digelar Yayasan Pendidikan Muslimat NU serentak se Jawa Tengah untuk memecahkan rekor MURI," kata Hibatun Wafiroh.


Selain di Magelang, Ayo Membatik juga digelar di Stadion Jati Diri Semarang, dan kota/kabupaten di provinsi ini. Baik secara langsung maupun daring. Jumlah peserta total sebanyak 27.000 anak PAUD dari YPM NU.

 

Hibatun Wafiroh mengatakan gelaran Ayo Membatik bertujuan menumbuhkan rasa cinta dan bangga berbatik sebagai warisan budaya Bangsa Indonesia. Dan mengenalkan batik sebagai identitas budaya Bangsa Indonesia sejak dini.


"Menanamkan budaya nasionalisme kepada peserta didik dengan mencintai produk budayanya sendiri. Menjadikan momentum Hari Batik Nasional dan Hari Santri Nasional tahun 2025 untuk penguatan karakter," katanya.


Dia menekankan, batik tidak sekadar pakaian tradisional, tetapi juga menjadi simbol penting dan identitas budaya Indonesia yang harus dijaga dan dilestarikan. Karena batik juga sudah ditetapkan sebagai warisan budaya dunia.


Ketua DPRD Kabupaten Magelang, Sakir menambahkan, peringatan Hari Santri Nasional untuk meneguhkan kembali peran santri dan pesantren dalam menjaga keutuhan NKRI. Sekaligus menanamkan semangat kebangsaan, serta menghidupkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.


"Tema Hari Santri 2025 mengingatkan kita bahwa santri adalah teladan akhlak, penjaga tradisi, sekaligus agen perubahan menuju Indonesia yang maju dan berkarakter," kata Sakir.


Secara terpisah, Ketua Badan Pengelola MAJT An-Nuur, Asfuri Muhsis, mengaku bangga dan berterima kasih atas kepercayaan masyarakat yang bersedia memanfaatkan MAJT An-Nuur untuk kegiatan positif seperti Ayo Membatik yang diselenggarakan YPM NU.


"Masjid ini tentu memainkan peran yang sangat penting dalam pendidikan dan pengembangan umat muslim termasuk anak didik Muslimat NU menjadi santri yang tangguh, berprestasi dan mencintai NKRI," ujar Asfuri.


Dia percaya, kegiatan membatik bukan sekadar seremonial namun membantu siswa mengenal dan memahami akan budaya Indonesia, khususnya batik yang merupakan warisan budaya nasional


"Dengan kapasitas 8.000 jemaah, ruang dan fasilitas yang relatif lengkap insya Allah MAJT an-Nuur dapat memberikan pelayanan maksimal bagi pengunjung, jamaah maupun wisatawan," harapnya. (Tri Atmaji)

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar