BERITAMAGELANG.ID - Letak wilayah Kabupaten Magelang yang diapit beberapa gunung, menjadi tempat berseminya kelompok kesenian tradisional. Mereka terus tumbuh subur bak jamur di musim hujan. Setidaknya, ada sekitar 2.500 kelompok kesenian dari berbagai jenis aliran, seperti Soreng, Topeng Ireng, Jatilan, Dayakan, Robbana, Hadroh, Kubrosiswo dan lainnya.
"Tumbuh dan menjamurnya kelompok kesenian tradisional di Kabupaten Magelang, menunjukan gairah warga yang semangat untuk menguri-uri kesenian daerah, dan berkembangnya kelompok kesenian ini sangat positif untuk mendukung destinasi wisata," kata Ketua Daya Tarik Wisata (DTW) Kabupaten Magelang, Edward Alfian saat ditemui di Kota Mungkid, Selasa (4/2/2025).
Menurut Alfian, tumbuhnya kesenian tradisional menjadi ajang pelestarian budaya, sekaligus mendukung sektor pariwisata dan ekonomi kreatif di Kabupaten Magelang sebagai daerah tujuan wisata. Melalui seni pertunjukan yang diaplikasikan dalam setiap kegiatan warga di kampung, dapat memacu generasi muda agar menggemari budaya daerah sendiri.
"Berkembangnya kesenian tradisional melalui pentas atau pertunjukan, menunjukkan rasa atau jiwa seni sangat tinggi, maka kesenian daerah bisa menjadi wahana untuk mempererat tali silaturahmi di antara warga, sehingga bisa saling mendukung," jelasnya.
Seperti kesenian tradisional Soreng, justru lahir dan tumbuh dari kabut gunung. Gerak dinamis nan rancak tarian memuja keperkasaan alam itu, terus bersemi di kalangan generasi muda yang tersebar dari lereng pegunungan, seperti warga Lereng Gunung Merapi, Merbabu, Sumbing, Merapi, Telomoyo, Andong dan perbukitan Menoreh.
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan (Disdikbud) Kabupaten Magelang, Slamet Achmad Husen menambahkan, sebanyak 2.500 kelompok kesenian tersebar di 367 desa dan 5 kelurahan yang ada di 21 kecamatan.
"Hampir di setiap desa, terdapat kelompok kesenian tradisional, bahkan ada yang lebih dari dua kelompok seni," katanya.
Kecamatan Sawangan yang berada di antara lereng Gunung Merapi dan Merbabu, memiliki kelompok kesenian tradisional paling banyak, yakni sebanyak 400 karena di setiap dusun, ada kelompok kesenian.
"Jadi, menjamurnya kelompok kesenian tradisional ini sangat positif, bisa menjadi arah pelestarian budaya daerah," ungkapnya.
Gelaran tarian tradisional, merupakan upaya untuk melestarikan budaya yang berkembang di masyarakat. Tarian dan kesenian tradisional, selain menjadi sarana hiburan masyarakat, serta tumbuh di tanah gunung yang subur, bermukim masyarakat petani. Secara turun temurun, mereka setia melestarikan sebuah tradisi luhur, yakni tari-tarian yang bernarasi.
"Yang jelas, tumbuhnya kesenian tradisional menjadi arah untuk pelestarian dan mempertahankan kebudayaan daerah yang sudah mulai punah. Maka tumbuhnya kesenian daerah ini, sekaligus bisa untuk melakukan pembinaan yang mengarah dalam kegiatan pokok pikiran kebijakan daerah," pungkasnya.
0 Komentar