Petani Muda Kalisalak Budi Daya Padi Lokal Organik Sri Mulyo

Dilihat 1809 kali
Petani padi milenial budi daya padi lokal organik Sri Mulyo di Desa Kalisalak Kecamatan Salaman Kabupaten Magelang
BERITAMAGELANG.ID - Pengembangan padi varietas lokal Sri Mulyo saat ini melibatkan para pemuda Desa Kalisalak, Kecamatan Salaman, Kabupaten Magelang. Budi daya padi lokal ini akan dikembangkan dengan sistem pertanian organik.

"Hasil dari komitmen Desa Kalisalak dengan pemuda milenial untuk pengembangan padi lokal Sri Mulyo," kata Kepala Bidang Tanaman Pangan dan Hortikultura pada Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Magelang, Ade Sri Kuncoro Kusumaningtiyas, Jumat (24/12).

Menurut Ade, para pemuda yang tergabung dalam Kelompok Tani Tunas Muda Bangsa Farm akan menanam padi Sri Mulyo di lahan seluas 4 hektar. Lahan akan dikelola secara organik, sehingga dihasilkan beras berkualitas baik. 

"Kelompok Tani Tunas Bangsa Farm menginginkan padi Sri Mulyo dikembangkan dan dibudidayakan di Kabupaten Magelang. Harapannya karakteristik padi dengan cita rasa enak ini, bisa dinikmati dan dikembangkan di Magelang," jelas Ade.

Ketua Kelompok Tani Tunas Muda, Taufik Wahyu Sulistyo mengatakan, saat ini 15 pemuda Desa Kalisalak terlibat dalam budi daya padi Sri Mulyo. Mereka tertarik mengembangkan usaha padi karena memiliki potensi ekonomi. 

Metode tanam padi Sri Mulyo juga berbeda dengan padi konvensional. Tanam padi menggunakan sistem jajar legowo dan menggunakan bibit yang berumur muda.

"Penanaman (jumlah bibit) juga tidak banyak. Dari satu lubang tanam itu cuma 1 sampai 3 benih padi. Umur benih yang ditanam 15 hari. Kalau petani konvensional kan biasanya bibit yang ditanam umurnya tua," jelas Taufik.

Benih padi berumur muda dapat tumbuh lebih cepat. Sebab akar bibit padi masih menyimpan cadangan nutrisi untuk tumbuh. 

Pemuda Kalisalak termotivasi mengembangkan usaha pertanian dengan argowisata. Bukan tanpa alasan, karena di Desa Kalisalak dikelilingi area sawah. Namun di sisi lain, kebanyakan petani sudah berusia lanjut.

Taufik bersama pemuda lain khawatir jika tidak ada regenerasi, profesi petani lama kelamaan akan punah. 

"Desa Kalisalak bisa dijadikan lokasi wisata tanpa harus mengubah fungsi sawah. Tapi kalau tidak ada regenerasi, siapa yang akan mengolah sawah-sawah itu nantinya," kata dia.

Editor Fany Rachma

0 Komentar

Tambahkan Komentar