BERITAMAGELANG.ID - Infeksi cacing atau cacingan, meski sering dianggap sepele, ternyata menjadi ancaman serius yang dapat mengganggu tumbuh kembang anak hingga berujung pada stunting.
Hal ini diungkapkan oleh Dr. Asri Kurnia Ramadani, Dokter Umum pada RSUD Muntilan, dalam program talkshow di LPPL Radio Gemilang 96,8 FM, Kamis (2/10).
"Cacingan adalah infeksi cacing di dalam usus yang menyerap nutrisi dari tubuh. Akibatnya, penderita mengalami kekurangan nutrisi. Di Indonesia, infeksi ini mudah terjadi karena kondisi tanah yang subur dan kebiasaan bermain tanah," ungkap Asri.
Cacing dapat masuk ke tubuh melalui dua cara, yang pertama melalui makanan/mulut dari tangan yang kotor terkontaminasi telur cacing dan kemudian menyentuh makanan lalu dimakan. Kedua, dapat melalui kulit seperti contoh cacing tambang, dapat masuk melalui sela-sela jari kaki, terutama pada orang dewasa yang sering bekerja di kebun tanpa alas kaki.
"Gejala awal yang patut diwaspadai, terutama pada anak-anak, meliputi sakit perut yang berkelanjutan, gatal di daerah dubur, terutama pada malam hari, yang merupakan ciri khas infeksi cacing kremi, diare atau buang air besar (BAB) cair, kekurangan darah atau anemia, karena nutrisi tubuh diserap oleh cacing," lanjut Dr. Asri.
Infeksi cacingan memiliki dampak signifikan pada anak. Karena nutrisi yang seharusnya digunakan untuk tumbuh kembang diserap oleh cacing, anak akan terlihat lemah, lesu, dan mengalami gangguan pertumbuhan.
"Dampaknya, ya anak-anak itu akan kelihatan lemah lesu karena kekurangan darah, terutama dia. Selain itu dia juga tumbuh kembangnya di bawah anak-anak seusianya. Lebih lanjut, cacingan juga dapat mengganggu konsentrasi belajar anak karena kurangnya nutrisi," jelas Dr. Asri.
Pada kasus terburuk yang terabaikan, infeksi ini bahkan bisa menyebabkan kematian, seperti kasus yang pernah terjadi di Sukabumi.
Dr. Asri menekankan, untuk mencegah cacingan ada tiga langkah utama, menjaga kebersihan dengan cuci tangan yang bersih sebelum makan. Sanitasi dengan buang air besar di jamban atau toilet, tidak di sembarang tempat, pengobatan pencegahan rutin dengan pemberian obat cacing secara rutin dua kali setahun (setiap enam bulan sekali). Di Indonesia, program ini biasanya diberikan melalui Posyandu pada bulan Februari dan Agustus bersamaan dengan pemberian vitamin A.
"Orang tua dianjurkan untuk segera membawa anak ke dokter jika menemukan gejala-gejala cacingan atau BAB cair yang tidak berhenti. Diagnosis dilakukan melalui pemeriksaan feses untuk melihat keberadaan telur cacing di bawah mikroskop. Pengobatan menggunakan obat anti cacing yang sebaiknya dikonsumsi setelah makan untuk menghindari mual," tambah Dr. Asri.
Masyarakat Kabupaten Magelang yang ingin memeriksakan anak dapat datang ke Poli Anak RSUD Muntilan setiap Senin hingga Sabtu pada jam kerja, atau mendaftar secara online melalui aplikasi Simponi RSUD Muntilan.
0 Komentar